Kamis, 27 Desember 2012

Sumur Bandung Yang Terlupakan


Jl.A-A Alun2, Gd. PLN (ada pohon),Sumber: internet
Jl.A-A Alun2, Gd. PLN (ada pohon),Sumber: internet
Bila seseorang ditanya:” Apa yang diingat atau dikenal dari Kota Bandung?”  Kemungkinan besar jawabannya ialah:” Bandung Kota Kembang”. Atau kemungkinan lain jawaban-jawaban seperti: makanannya enak-enak, mojang Bandung cantik-cantik, Alun-alun, gedung Sate, Braga, Gunung Tangkuban Perahu, Ci Ater, Persib, ITB, Jalan Dago, THR Juanda (Dago Pakar), Gedung Merdeka. Atau mungkin ada juga yang menjawab:” Oohh… Bandung macet dan banyak sampah di mana-mana…”  Punten Pa Dada…punten Pa Ayi…punteeeennn….. mudah-mudahan ke depan Bandung makin asri dan nyaman. Lagi pula ini kan baru perkiraan jawaban bisa benar bisa juga salah. Tapi satu hal yang saya yakini tidak akan ada orang yang menjawab walaupun dia penduduk Kota Bandung bahwa Kota Bandung punya sejarah ” sumur Bandung”.  Kemungkinan jawaban seperti ini 1 : 1000 ( lagi-lagi perkiraan hehehe…).
Sumur Bandung yang saya maksud tentu saja bukan nama satu kecamatan di Kota Bandung. Ya, “Sumur Bandung” yang dimaksud benar-benar sumur tempat keluarnya air tanah yang sekarang terlupakan bahkan oleh penduduk asli Kota Bandung, padahal sumur ini punya keterkaitan sejarah dengan berdirinya Kota Bandung. Lalu mengapa tidak banyak orang yang tahu keberadaan sumur tua itu? Penyebabnya mungkin  letak sumur itu sendiri walau berada di tengah-tengah keramaian kota tetapi letaknya di dalam gedung tertutup serta tentu saja kurangnya publikasi.
Rd.Adipati Wiranata Kusumah II
Rd.Adipati Wiranata Kusumah II
Konon menurut sejarahnya, sumur ini terbentuk ketika Raden Adipati Wiranata Kusumah II yang waktu itu menjabat sebagai Bupati Karapyak (sekarang Dayeuh Kolot) beristirahat melepas lelah di pinggir kali Cikapundung. Beliau baru saja melakukan perjalanan yang sangat jauh untuk ukuran waktu itu yang keadaannya masih berupa hutan belantara. Beliau sangat berkeinginan untuk memindahkan ibukota dari Karapyak yang sering dilanda banjir Citarum ke kawasan yang bebas banjir. Saat beristirahat itu beliu menancapkan tongkatnya tidak jauh dari tempat duduk beliau. Ketika tongkat dicabut keluar air yang sangat jernih dari lubang bekas tongkat beliau. Agar air itu tidak terbuang percuma lalu beliau bersama rombongan ponggawa membuatkan lubang untuk menampung air tersebut, yang akhirnya di kemudian hari disebut Sumur Bandung. Dan atas persetujuan Daendels ibukota Kabupaten Bandung dari Karapyak pindah ke kawasan dekat sumur tersebut, yaitu dengan dibangunnya Pendopo sebelah selatan alun-alun sekarang.

Foto: detik.com
Foto: detik.com
Sumur Bandung yang bernilai sejarah ini sekarang berada di dalam kawasan Gedung PLN di jalan Asia Afrika Bandung. Sekarang bagian atas sumur tersebut diberi penutup berupa cungkup terbuat dari logam berwarna keemasan dan bagian sekelilingnya di pasangi rantai pembatas. Pada salah satu sisinya terdapat sebuah prasasti yang bertuliskan :
“Sumur Bandung Mere Karahayuan ka Rahayat Bandung
Sumur Bandung Mere karahayuan ka Dayeuh Bandung
Sumur Bandung Kahayuning Dayeuh Bandung
Ayana di Gedung PLN Bandung.”
Bandung 25 Mei 1811
Raden Adipati Wiranata Kusumah II
Sekarang kadang-kadang ada juga orang  terutama dari luar kota datang untuk mengambil airnya karena dianggap mempunyai kekuatan atau keramat. Satu keistimewaan sumur ini selain airnya sangat jernih, di  musim kemarau pun  air sumur tetap melimpah.  Mungkin juga air sumur ini tidak pernah kering karena letaknya di pinggir sungai Cikapundung. Wallahualam. (Dari berbagai sumber)

1 komentar:

  1. Thanks for info, jangan lupa kunjungi website kami https://bit.ly/2ChpWlH

    BalasHapus

The World Its Mine