Selasa, 22 Februari 2011

Buka Pintu ..

mistakes are tuition : no failure = no serious effort in making things happen.

some people would do whatever it takes to avoid mistakes/failure including cheating or simply embrace mediocricity.


Banyak yang berpikir bahwa kegagalan adalah status permanen dan harus dihindari dengan segala cara. Kekhawatiran atas kegagalan sering kali menjadi alasan kuat untuk tidak berbuat apapun. Daripada dipecat, lebih baik ikut saja apa kata boss - Kenapa harus berbisnis? bisa-bisa nanti bangkrut - daripada dapat nilai jelek, menyontek jadi halal. Selain itu berbagai pembenaran diri lainnya.


The most powerful propeller for success is failure. Mana yang lebih banyak memberi pelajaran : keberhasilan atau kegagalan? Siapa pun, dengan prinsip kehati-hatian mutlak sekalipun akan melakukan kesalahan. Tidak ada yang kekal gagal sebagaimana tidak ada yang kekal berhasil. Kegagalan dan keberhasilan PASTI terjadi pada semua orang.


Making use of failures as our weapon for success. Ada beberapa cara memastikan kegagalan sebagai senjata untuk sukses : (a) Tidak menghindarinya, tetapi mempelajarinya, (b) Telaah dan bedah perkara-perkara internal diri sendiri sebelum menyalahkan faktor eksternal, (c) Lose early - pastikan kalau harus gagal, itu terjadi pada tahap awal, dan (d) Senantiasa menjaga harapan dan keceriaan untuk terus melangkah.


Bisa jadi ungkapan terbaik mengenai sukses dan kegagalan disampaikan oleh Mark McCormack dalam bukunya yang kontroversial, What They Don't Teach You at Harvard Business School : "Success my be about luck, or talent, or skill. But most of the time success is about wrestling failure into submission."


Tulisan ini saya tutup dengan sedikit menyitir sebuah ungkapan dalam bahasa Latin :

Fortuna favi fortus .. keberuntungan hanya berpihak pada yang berani ..


by Rene Suhardono - Career Coach, Penulis Buku: "Your Job is NOT Your Career"


Petani dan Anak-anaknya

Seorang petani tua kaya, merasa bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, memanggil anak-anak ke samping tempat tidurnya untuk memberikan kata-kata terakhir.

"Anak-anakku," katanya, "Dengarkan apa yang hendak saya katakan kepada kalian: Janganlah hanya menghitung seberapa luas lahan warisan kita. Di suatu tempat di perkebunan ini tersembunyi sebuah harta karun yang sangat berharga. Saya tidak tahu tempat yang tepat, tapi sudah ada, dan kalian pasti akan menemukannya. Pergunakan seluruh tenaga dan jangan sampai ada tempat yang terlewat dalam pencarian kalian. "



Sang ayah akhirnya meninggal, dan tidak lama setelah dia dikuburkan, kemudian anak-anaknya mulai bekerja menggali dengan sekuat tenaga mereka, membalik setiap jengkal tanah dengan sekop mereka, dan pergi ke seluruh tanah pertanian sampai dua atau tiga kali.



Tidak ada emas tersembunyi yang mereka temukan, tetapi pada saat panen ketika mereka telah melakukan penghitungan dengan seksama dan telah mengantongi keuntungan yang jauh lebih besar dari salah satu tetangga mereka, mereka baru mengerti bahwa harta karun yang dikatakan oleh ayah mereka sebenarnya adalah kekayaan dari hasil panen tanaman yang melimpah, dan bahwa dari hasil kerajinan dan kerja keras mereka sendiri ternyata mereka telah menemukan harta karun itu.



Moral dari kisah ini:Kerajinan itu sendiri adalah harta karun yang berharga.

Dua Ekor Ayam yang Bertarung

Ada dua ayam jago tinggal di peternakan yang sama, mereka tidak tahan melihat satu sama lain. Akhirnya suatu hari mereka berkelahi habis-habisan menggunakan paruh dan cakar. Mereka bertarung sampai salah satu dari mereka kalah, kesakitan dan merangkak ke sudut untuk bersembunyi.

Ayam jago yang telah memenangkan pertarungan terbang ke atas kandang dan dengan bangga mengepakkan sayap, berkokok dengan sekuat tenaga untuk memberitahu dunia tentang kemenangannya.

Tapi seekor elang berputar di atas, tertarik akan keangkuhan sang jagoan dan menukik ke bawah mengangkat ayam jago itu, dibawa pergi ke sarang elang.



Lawannya melihat kejadian itu dan keluar dari pojok, akhirnya keluar sebagai penguasa peternakan tersebut.

Moral dari kisah ini adalah bahwa kesombongan membawa kejatuhan.

Anak Laki-laki dan Katak

Suatu hari, beberapa anak laki-laki sedang bermain di tepi sebuah kolam yang ditinggali oleh para katak. Anak-anak itu menghibur diri dengan melemparkan batu-batu ke kolam sehingga membuat katak-katak itu ketakutan dan melompat kesana-kemari di dalam air untuk menghindari lemparan batu itu.

Batu-batu itu terbang dan menghujani kolam dengan cepat dan para pemuda itu merasa sangat senang, tetapi katak-katak yang malang yang ada di kolam itu gemetar ketakutan.

Akhirnya salah satu dari katak-katak itu, yang tertua dan yang paling berani, menongolkan kepalanya ke permukaan air, dan berkata, “Tolong, hentikan permainan kejam kalian! Walaupun itu asyik bagi kalian, tapi berarti kematian bagi kami!”



Moral dari kisah ini: Dalam hidup ini, selalu berpikir apakah kesenangan Anda bisa menyebabkan penderitaan bagi orang lain.

Sang Petani dan Bangau

Seekor bangau mempunyai sifat yang sangat sederhana dan dikenal baik. Pada suatu hari dia diundang oleh kelompok burung lain ke sebuah pesta makan-makan di ladang petani yang baru ditanami. Namun pesta itu harus berakhir dengan terperangkapnya semua burung-burung di jaring petani.

Menyadari nantinya akan membuat keluarganya bersedih hati dan kesusahan, Si bangau memohon kepada sang petani untuk melepaskannya.

“Tolong. Biarkan saya pergi, Saya berasal dari keluarga baik-baik, dari keluarga bangau yang anda sendiri tahu adalah jujur dan sederhana. Disamping itu, saya tidak tahu kalau burung yang mengundang saya itu bermaksud mencuri disin” kata Si bangau memohon.

”Anda mungkin seekor burung yang sangat baik.” jawab sang petani, “Tetapi saya telah menangkap anda di jaring yang saya siapkan untuk menangkap pencuri dan Anda harus menerima hukuman yang sama dengan mereka.”

Moral dari kisah ini: Kita harus bertanggungjawab akan setiap jengkal perbuatan kita, jadi jangan ikut-ikutan ajakan berbuat buruk dari lingkungan sekitar, walaupun hanya sekali.

Burung Hantu dan Belalang

Burung hantu selalu tidur di siang hari. Setelah matahari terbenam, ketika cahaya merah memudar dari langit dan perlahan-lahan bayangan naik dia menggeliat dan berkedip dari lubang pohon tua. Sekarang dia berseru "hoo-hoo-hoo-oo-oo" bergema melalui kayu yang rimbun dan ia mulai berburu serangga, kumbang, katak dan tikus sebagai makanan kesukaannya.

Saat ini ada seekor burung hantu tua yang galak, terutama jika ada yang mengganggu saat ia tidur. Suatu sore musim panas yang hangat saat ia tertidur jauh di dalam lubang pohon tua, belalang di dekatnya mulai menyanyikan lagu gembira namun sangat menyesakkan telinga. Burung hantu tua menengok dari lubang pohon yang digunakan sebagai pintu dan jendela.

"Pergi dari sini, tuan," katanya kepada belalang tersebut. "Apakah Anda tidak memiliki sopan santun? Anda setidaknya harus menghormati usia saya dan membiarkan saya tidur dengan tenang! "

Tapi Belalang menjawab dengan kasar bahwa adalah juga haknya di tempat ini saat matahari bersinar sama di pohon tua. Lalu ia meneriakkan suara lebih keras dan lagu berisik yang menjadi-jadi.

Burung hantu tua yang bijak tahu benar bahwa tak ada gunanya berdebat dengan Belalang keras kepala ini. Selain itu, matanya semakin rabun untuk memungkinkan dirinya menghukum Belalang. Akhirnya dia melupakan semua kata keras dan kembali berbicara dengan sangat ramah kepadanya.

"Tuan yang baik hati," katanya, "jika saya harus tetap terjaga, saya akan datang untuk menikmati nyanyian Anda. Tapi saat ini saya memiliki anggur lezat di sini, kiriman dari Olympus, saya kira merupakan minuman Apollo sebelum ia menyanyi untuk para dewa tinggi. Silahkan datang dan rasakan minuman lezat ini dengan saya. Saya tahu itu akan membuat Anda bernyanyi seperti Apollo . "

Belalang bodoh itu terhanyut oleh kata-kata sanjungan burung hantu. Akhirnya dia melompat ke sarang burung hantu, begitu belalang cukup dekat dalam jangkauan penglihatan, ia menerkam dan memakannya.



Makna dari kisah ini: Pujian terkadang bukanlah bukti kagum yang sesungguhnya. Jangan biarkan pujian melambungkan Anda sehingga lengah melawan musuh.

Dongeng Pohon Besar dan Alang-alang

Sebuah pohon besar tumbuh dekat sungai, disekitarnya juga banyak ditumbuhi alang-alang. Ketika angin bertiup, pohon besar itu berdiri tegak dan sombong mengangkat ratusan rantingnya ke langit. Sedangkan alang-alang membungkuk rendah menghindari angin.

“Itu kan hanya tiupan angin kecil, mengapa sampai menundukan kepala sampai menyentuh permukaan air? Berdirilah yang tegak dan kokoh meskipun badai datang, seperti saya, si Pohon Besar!”

Alang-alang menjawab “Angin memang tidak mencelakai, kami hanya menunduk dan menghindar sebelum angin membuat kami patah. Anda selama ini dengan kesombongan dan mengandalkan kekuatan, menentang dan melawan angin. Suatu saat semuanya akan berakhir. ”

Seperti apa yang dikatakan Alang-alang, badai besar datang dari utara. Pohon besar berdiri dengan sombong dan menantang badai. Sedangkan Alang-alang tetap menunduk, Angin bertiup semakin kencang bahkan lebih kencang dari biasanya. Akhirnya Pohon besar karena kesombongannya tumbang sampai ke akar-akarnya. Alang – alang pun ikut sedih dengan tumbangnya pohon besar itu.

Moral dari cerita ini: Lebih baik mengalah daripada sombong dan keras kepala karena akan menghancurkan diri sendiri.

Mencari Kepintaran

Ada seorang anak bernama Puji, dari kecil sudah sangat pintar, ketika dia berumur 5-6 tahun sudah pintar memasak, menanam sayur, membuat sajak dan cerita, bernyanyi, menulis, berhitung. Orang di kampung halamannya semua memujinya dan mengatakan bahwa setelah besar dia pasti akan menjadi seorang yang genius, pujian mereka membuat Puji menjadi sombong.

Sehingga mulai saat itu di sudah tidak melakukan apapun dan sama sekali tidak belajar apapun lagi dia berpikir “Saya adalah seorang yang lebih pintar dari dewa, ketika dewasa apa yang tidak bisa saya lakukan?.”

Waktu berlalu dengan cepat, dalam waktu sekejab Puji sudah berumur 16 tahun, badannya tinggi besar dan gagah, tetapi dia tidak bisa melakukan pekerjaan apa saja dan tidak mengerti apa-apa. Teman-teman yang sebaya dengannya semuanya pintar dan dapat melakukan pekerjaan apa saja, membuat dia menjadi minder dan bertanya kepada ayahnya,

“Sewaktu kecil saya sangat pintar, kenapa sekarang saya tidak mengerti apapun dan tidak bisa melakukan pekerjaan apapun?” Ayahnya menjawab. “Sejak berusia enam tahun sampai sekarang engkau bermain terus, dalam waktu puluhan tahun ini engkau sudah kehilangan semua kepintaranmu, jika engkau ingin bisa melakukan semua pekerjaan dengan baik, engkau harus mencari kembali kepintaranmu.”

Keesokan harinyanya, Puji berjalan dari desa ke desa naik turun gunung dan melewati sungai dan kolam mencari selama 49 hari berturut-turut dia sama sekali tidak dapat mencari kembali kepintaran sedangkan bayangan kepintaran juga tak terlihat, lalu dia pulang ke rumah bertanya kepada ayahnya, “Sebenarnya mereka menghilang kemana ya papa?” Ayahnya menjawab, “Mungkin kepintaranmu sudah dihempus angin ke cakrawala, diterjang air bah ke lautan lepas, engkau pergilah ke ujung bumi untuk menemukannya.”

Akhirnya, dia membawa sedikit bekal dan air menempuh perjalanan menempuh gunung dan menyeberangi sungai, bertanya kepada semua orang yang ditemuinya, mereka semua bilang tidak pernah melihat kepintarannya, akhirnya dia bertemu dengan seseorang tua yang rambutnya sudah putih semua sedang membuka lahan di pengunungan.

Lalu Puji bertanya kepada orang tua ini, “ Kakek, dulu saya suka bersenang-senang dan bermain sehingga saya kehilangan kepintaran saya, apakah kakek pernah bertemu dengan kepintaran saya?” Melihat ketulusan hatinya, orang tua ini menjawab, “Anakku, saya tahu kepintaranmu dimana? Tetapi engkau harus bekerja selama 3 tahun untuk saya, supaya bisa mencari kembali kepintaranmu.”

Puji berpikir jika bisa mencari kembali kepintaran saya 5 tahun bekerja saya juga rela, tetapi saya sekarang apapun tidak mengerti, apakah saya masih bisa membantu kakek ini?” Lalu dia berkata kepada kakek ini, “Saya sama sekali tidak bisa melakukan pekerjaan apapun, apakah saya berguna untuk kakek?”

Kakek tua berkata, “Tidak masalah, asalkan engkau mau belajar, saya akan mengajarimu.” Mulai saat itu setiap hari Puji melakukan pekerjaan yang diajarkan kakek tua seperti, membajak sawah, mencangkul, menanam sayur, memasak nasi, mencari kayu dan pekerjaan apa saja.

Tiga tahun telah berlalu, Puji selama mengikuti kakek tua mempelajari banyak hal, seperti bercocok tanam, memasak, belajar membaca ,menulis, bernyanyi dan bersajak. Dia meminta kembali kepada kakek tua ini kepintarannya, kakek tua berkata, “Anakku, sekarang engkau sudah mengerti banyak hal, sekarang engkau sudah boleh kembali ke rumahmu, semua kepintaranmu sudah saya letakkan kedalam otakmu, engkau harus menjaganya baik-baik jangan sampai kehilangan lagi!” Pada saat ini Puji menjadi sadar bahwa kepintarannya hilang karena dia terlalu suka bermain dan bersenang-senang, kepintaran tersebut bisa kembali hanya dengan rajin, bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin.

Rajin adalah sebuah kebajikan, hanya dengan rajin dan gigih yang bisa menutupi semua kekurangan. Jika seseorang hanya karena pintar lalu bersikap berleha-leha tidak ingin belajar dan bekerja keras, akhirnya akan kehilangan semuanya. Sebenarnya kepintaran itu ada dimana yaitu terus menerus belajar dan menambah pengetahuan.

Akibat dari Prasangka Negatif

Alkisah ..

Seorang janda miskin Siu Lan punya anak berumur 7 tahun yang bernama Lie Mei. Kemiskinan membuat Lie Mei harus membantu ibunya berjual kue di pasar, karena miskin Lie Mei tidak pernah bermanja-manja kepada ibunya.

Pada suatu musim dingin saat selesai bikin kue, Siu Lan melihat keranjang kuenya sudah rusak dan Siu Lan berpesan pada Lie Mei untuk nunggu dirumah karena ia akan membeli keranjang baru.

Saat pulang Siu Lan tidak menemukan Lie Mei dirumah. Siu Lan langsung sangat marah. Putrinya benar-benar tidak tau diri, hidup susah tapi masih juga pergi main-main, padahal tadi sudah dipesan agar menunggu rumah. Akhirnya Siu Lan pergi sendiri menjual kue dan sebagai hukuman pintu rumahnya dikunci dari luar agar Lie Mei tidak dapat masuk. Putrinya mesti diberi pelajaran, pikirnya geram.

Sepulang dari jual kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu tergeletak didepan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan sudah tidak bernyawa. Jeritan Siu Lan memecah kebekuan salju saat itu. Ia menangis meraung-raung, tetapi Lie Mei tetap tidak bergerak.

Dengan segera Siu Lan membopong Lie Mei masuk kerumah. Siu Lan mengguncang-guncang tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan nama Lie Mei.

Tiba-tiba sebuah bingkisan kecil jatuh dari tangan Lie Mei. Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu dan membuka isinya. Isinya sebuah biskuit kecil yg dibungkus kertas usang dan tulisan kecil yang ada dikertas adalah tulisan Lie Mei yang berantakan tetapi masih dapat dibaca,

“Mama pasti lupa, ini hari istimewa bagi mama, aku membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah, uangku tidak cukup untuk membeli biskuit yang besar, Mama selamat ulang tahun”.

Tidak Akan Hilang Jika Memang Milikmu

Tidak akan hilang jika memang milikmu, tetapi jika memang bukan milikmu bagaimanapun anda menginginkannya tetap tidak akan diperoleh. Ini adalah prinsip alam semesta, tetapi ada berapa orang yang benar-benar percaya kepada prinsip ini? Manusia hidup didunia ini seumur hidup bertarung untuk mendapatkan apa yang diinginkan, menghalalkan segala cara sehingga menimbun banyak dosa dan karma.

Ini adalah sebuah cerita dimasa kecil saya yang sering diceritakan oleh orang-orang tua yang bijaksana.

Di China bagian selatan ada sebuah desa, didesa ini ada seorang kaya, orang kaya ini ada seorang pembantu lelaki, ayah pembantu ini semasa hidupnya juga bekerja untuk orang kaya ini, seumur hidup bekerja dengan rajin, sehingga mengumpulkan banyak pahala baik untuk keturunannya.

Pada suatu malam, dewa langit yang bertugas mengumpulkan harta menitipkan sebuah mimpi untuk pembantu lelaki ini, didalam mimpi ayahnya yang sudah meninggal berpesan kepadanya, besok sore menyuruhnya datang ke kandang kuda membersihkan kotoran kuda. Di bawah tumpukan kotoran kuda ada sebuah kantong biru, didalamnya berisi 10 batang emas, ayahnya berulang kali berpesan kepadanya, diantara 10 batang emas ini hanya 1 batang milikmu, yang 9 batang lagi adalah milik majikannya, ayahnya menyuruhnya harus mengembalikannya kepada majikannya jangan dijadikan milik sendiri, karena itu memang bukan milikmu.

Sesuai dengan pesan dimimpinya, pembantu lelaki ini pergi ke kandang kuda membersihkan kotoran kuda, benar saja dibawah kotoran kuda dia menjumpai sebuah kantong biru didalamnya berisi 10 batang emas, seumur hidupnya dia belum pernah melihat begitu banyak emas, hatinya mulai goyah, timbul niat jahatnya, dia berpikir emas ini bisa membuat dia kaya raya seumur hidupnya, sehingga tidak perlu lagi bekerja, selanjutnya dia bisa menikmati hidup enak. Pembantu lelaki ini berpikir emas ini dia yang menemukan, tidak ada sedikit hubungan dengan majikannya, dia bermaksud mengambil semua emas ini menjadi milik dirinya sendiri.

Setelah makan malam, pembantu lelaki ini bermaksud membawa pulang 10 batang emas ini. Dia lalu pergi menemui majikannya dan berkata, “Sudah dekat tahun baru, sebenarnya saya masih mau bekerja beberapa hari lagi, tetapi istri saya sudah mau melahirkan, saya bermaksud pulang lebih cepat membantunya.” Majikannya sangat perhatian dengan gembira menyetujuinya.

Rumah pembantu lelaki ini tidak jauh, hanya ½ jam bisa sampai. Akhirnya pembantu lelaki ini membawa 10 batang emas tersebut berjalan pulang kerumahnya.

Diantara 10 batang emas ini, hanya 1 batang yang karena ayahnya berbuat amal sehingga menjadi milik pembantu lelaki ini, sedangkan yang 9 batang adalah karena orang tua majikan kaya ini berbuat amal meninggalkannya untuk majikan kaya ini. Pembantu lelaki ini membawa pulang 10 batang emas ini, membuat dewa langit menjadi marah. Dewa langit berubah menjadi perampok, menunggu dijalan yang akan dilewati pembantu ini, ingin memberi pelajaran kepada pembantu lelaki ini.

Pembantu lelaki ini sambil mengantungi 10 batang emas dengan gembira berjalan pulang kerumahnya, di jalan dia bertemu dengan seorang yang tinggi besar dengan wajah bengis.

Lelaki tinggi besar ini mendekatinya, setelah berada didepannya meninju wajahnya. Dengan pisau ditangan lelaki bengis ini berkata, “Cepat serahkan semua emas yang engkau bawa, jika tidak saya tidak akan membiarkanmu hidup!” Pembantu lelaki ini ketakutan dari kantongnya dia mengeluarkan 9 batang emas sambil berkata, “hanya ini, semuanya sudah saya keluarkan.” “Bohong, cepat keluarkan semuanya!” Pemuda ini demi menyelamatkan nyawanya mengeluarkan seluruh emasnya dan menyerahkannya kepada lelaki bengis ini, Lelaki bengis ini menyepak pembantu ini jatuh ketanah lalu pergi meninggalkannya.

Pembantu ini setelah melihat lelaki bengis ini sudah pergi menjauh, lalu perlahan dia bangkit seperti mimpi, dengan linglung dia kembali kerumahnya. Setelah sampai dirumahnya dia hanya bilang kepada istrinya bahwa dia sudah sangat lelah, tidak berkata apa-apa lagi. Istrinya melihat keadaannya suaminya berpikir sudah seharusnya lelah sudah bekerja seharian, lalu dia meladeni suaminya untuk dapat istirahat secepatnya.

Dewa langit untuk menyelesaikan tugasnya, lalu dia berubah menjadi seorang tua berkunjung ke rumah majikan kaya ini, dan berkata, “Saya tahu, ayahmu sudah meninggal, semasa hidupnya ayahmu adalah partner bisnis saya. Ayahmu menitipkan 10 batang emas, yang sembilan batang adalah milik kamu, dan yang satu batang adalah milik pembantu lelakimu, engkau harus menyerahkan kepadanya, tidak boleh menjadi milikmu.” Setelah berkata demikian orang tua ini dari kantongnya mengeluarkan 10 batang emas menaruhnya diatas meja, lalu menghilang dari tempat itu.

Setelah orang tua ini menghilang, majikan kaya ini tahu hari ini dia sudah bertemu dengan dewa, apa yang dipesan dewa harus dipatuhi dia tidak berani membantah, dia bermaksud bergegas pergi kerumah pembantunya.

Setelah ½ jam majikannya sampai dirumah pembantunya, berkata kepada pembantunya, “Engkau sudah sepanjang tahun bekerja dirumah saya, sudah sangat capek, istrimu sudah akan melahirkan, saya tahu engkau tentu perlu uang, saya hadiahkan sebatang emas ini kepadamu semoga istrimu dapat melahirkan dengan selamat, semoga keluargamu dapat berbahagia di tahun baru ini.” Setelah berkata demikian majikannya menaruh sebatang emas diatas meja, pembantu lelaki ini juga menjadi bengong, apapun tidak bisa diucapkannya, didalam hatinya terngiang pepatah, “Tidak akan hilang jika memang sudah menjadi milikmu, tetapi jika bukan menjadi milikmu, bagaimanapun engkau tidak akan mendapatnya.”

Mendidik Anak Untuk Tidak Serakah

Pada zaman dinasti Tang, Ibu dari pejabat Lee seumur hidupnya sangat jujur, cara mendidik anaknya sangat disiplin, walaupun anaknya sudah menjadi pejabat, ajarannya juga tetap ketat dan disiplin, tidak boleh serakah, hal pribadi dan dinas harus dibagi dengan jelas.

Setelah Lee Fan menjadi pejabat, dia mendapat jatah beras, setelah dibawa pulang dan ditimbang, beras tersebut kelebihan 3 kg. Setelah ditanya kepada pejabat yang membagi jatah beras mengapa hal tersebut dapat terjadi?, pejabat tersebut menjawab, “ Ini adalah hal yang biasa, sewaktu menimbang beras biasanya ditimbang lebih sedikit, oleh sebab itu hal tersebut terjadi.” Ibu Lee bertanya lagi, “Kalau begitu supir yang mengantar beras ini harus dibayar berapa?.” Pejabat tersebut menjawab, “Kalau supir yang mengantar beras ini tidak perlu dibayar.”

Ibu Lee sangat marah, dia lalu memanggil anaknya dan memarahinya dan memerintah anaknya mengembalikan kelebihan beras 3 kg sekalian membayar uang kepada supir yang mengantar beras.”

Lee Fan lalu pergi mengembalikan beras tersebut kepada pejabat tersebut, dan menceritakan kepada atasan pejabat tersebut didikan ibunya yang ketat selama ini, pada saat itu pejabat yang berada dilapangan setelah mendengar perkataan dan didikan dari ibu Lee Fan, mereka semua merasa sangat malu.

“Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga” kesalahan yang kecil adalah sumber akar dari kejahatan besar. Pribahasa ini semua orang telah mengerti, tetapi sewaktu menghadapi masalah, mengetahui sumber kejahatan ini apakah semua orang bisa mengatasinya dan mencegah/membasmi akar dari kejahatan ini?.

Menjadi seorang pejabat, menerima kelebihan dari beras, dan memakai supir tidak usah membayar semua ini bagi mereka sudah merupakan hal yang biasa, mereka merasa tidak ada hal yang salah.

Tetapi jika hal ini diteruskan maka dari hal yang kecil, bisa menjadi hal yang besar, menerima sedikit kemudian menjadi menginginkan lebih banyak lagi, semakin lama semakin menjadi serakah, dari pejabat kecil menerima yang kecil, semakin tinggi jabatannya tentunya menginginkan lebih banyak lagi, semua ini yang menjadikan mereka menjadi koruptor.

Kamis, 17 Februari 2011

Kata - Kata Mutiara

Tak seorang pun sempurna.
Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.
Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah
Bila kita mengisi hati kita dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan,kita tak memiliki hari ini untuk kita syukuri.

Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup, merupakan suatu kombinasi kebahagiaan.
Semakin banyak Anda berbicara tentang diri sendiri,
semakin banyak pula kemungkinan untuk Anda berbohong.

Jika Anda tidak bisa menjadi orang pandai, jadilah orang yang baik.

Iri hati yang ditunjukan kepada seseorang akan melukai diri sendiri.
Anda cuma bisa hidup sekali saja di dunia ini,
tetapi jika anda hidup dengan benar,sekali saja sudah cukup.

Kenangan indah masa lalu hanya untuk dikenang, bukan untuk diingat-ingat.
Rasa takut bukanlah untuk dinikmati,tetapi untuk dihadapi.
Orang bijaksana selalu melengkapi kehidupannya dengan banyak persahabatan.

Buka mata kita lebar-lebar sebelum menikah,
dan biarkan mata kita setengah terpejam sesudahnya
Persahabatan sejati layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya

Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran.
Dialah hiasan dikala kita senang dan perisai diwaktu kita susah
Namun kita tidak akan pernah memiliki seorang teman,
jika kita mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.
Karena semua manusia itu baik kalau kita bisa melihat kebaikannya
dan menyenangkan kalau kita bisa melihat keunikannya
tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan
kalau kita tidak bisa melihat keduanya.

Semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab,
merendahkan diri ketika berkedudukan tinggi,
memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat.

Sesungguhnya sebagian perkataan itu ada
yang lebih keras dari batu,lebih tajam dari tusukan jarum,
lebihpahit daripada jadam dan lebih panas daripada bara.
Sesungguhnya hati adalah ladang,
maka tanamkanlah ia dengan perkataan yang baik
karena jika tidak tumbuh semuanya (perkataan yang tidak baik)
niscaya tumbuh sebagiannya

Tidak ada simpanan yang lebih berguna
daripada ilmu.
Tidak ada sesuatu yang lebih beruntung daripada adab.
Tidak ada kawan yang lebih bagus daripada akal.
Tidak ada benda ghaib yang lebih dekat daripada maut.

Kisah Seorang Ibu

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.” Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh… saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua”,jawab ibu itu.” Wouw… hebat sekali putra ibu” pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah ,anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu??Bagaimana dengan kakak adik-adik nya??”” Oh ya tentu ” si Ibu bercerita :”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.””

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ” Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ??”Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ” anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak”. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ??? “

............................................

............................................

............................................

….Dengan tersenyum ibu itu menjawab,

” Ooo …tidak tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”

Note :

Pelajaran Hari Ini : Semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KAMU tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN”

Masalah itu Tantangan untuk Maju

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam, keadaan tetap bergerak, anda menciptakan kemajuan. Adalah jauh lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidak bergerak sama sekali.

MASALAH adalah TANTANGAN untuk Maju

Bila anda menganggap masalah sebagai beban, anda mungkin akan menghindarinya. Bila anda menganggap masalah sebagai tantangan, anda mungkin akan menghadapinya. Namun, masalah dalah hadiah yang dapat anda terima dengan suka cita. Dengan pandangan tajam, anda melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk sukses anda. Tanpa masalah, anda tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini pun masalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan oleh induk elang pada anak-anaknya bukanlah serpihan-serpihan makanan pagi. Bukan pula, eraman hangat di malam-malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak-anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak-anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan, matilah aku! Sesaat kemudian, bukan kematian yang kita terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila anda tak berani mengatasi masalah, anda tak akan menjadi seseorang yang sejati.

Mutiara Kata :

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang telah anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.

Apa yang anda raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang anda lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja. Bila anda yakin pada tujuan dan jalan anda, maka anda harus memiliki ketekunan untuk berusaha. Ketekunan adalah kemampuan anda untuk bertahan di tengah tekanan yang dan kesulitan. Jangan hanya berhenti pada langkah pertama!

Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah msalah yang menantang. Disitulah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Jangan terkecoh dengan keberhasilan seseorang. Di balik kejayaan selalu ada jalan panjang yang berisikan catatan perjauangan dan pengorbanan. Keringat dan kepayahan. Tak ada jalan pintas untuk sebuah kesuksesan. Bila anda terpesona pada kenyamanan yang diberikan oleh kesuksesan, anda bisa lupa dari keharusan untuk berupaya. Namun bila anda terkagum pada ketegaran seseoarang dalam berusaha, anda akan menyerap energi kekuatan, keberanian dan kesabaran. Tak ada harga diskon untuk sebuah keberhasilan. Ada harga yang harus dibayar untuk meraih keberhasilan itu. Berusahalah terus!

Mulailah dengan hal kecil, dan jangan berhenti. Bertumbuhlah, belajarlah, dan kembangkan pencapaian anda. Sukses bukan dicapai oleh orang yang memulai dengan hal yang besar, tetapi oleh orang yang memelihara momentumnya dalam waktu yang cukup panjang, hingga pekerjaannya menjadi karya besar.

Apapun yang anda lakukan, lakukanlah dengan kebaikan hati. Keberhasilan bukan semata-mata karena kekuatan otot dan ketajaman pikiran. Anda perlu bertindak dengan kelembutan hati. Sukses tidak selalu dibangun di atas upaya sendiri. Di balik semua pencapaian terselip pengorbanan orang lain. Hanya bila anda melakukannya dengan kebaikan hati, siapapun rela berkorban untuk keberhasilan anda.

Seorang bijak berujar. “Bila busur anda patah dan anak panah penghabisan telah dilontarkan, tetaplah membidik. Bidiklah dengan seluruh hatimu.” Semua tindakan anda bagaikan bumerang yang akan kembali pada anda. Bila anda melempar dengan baik, ia akan kembali dalam tangkapan anda. Namun, bila anda ceroboh melemparkannya, ia akan datang untuk melukai anda. Renungkan bagaimana tindakan anda sekarang ini. Lakukan segala semuanya dengan tulus dan penuh kasih sayang. Tiada yang lebih manis daripada memetik buah atas kebaikan yang anda lakukan.

The World Its Mine