Senin, 15 Agustus 2011

Tidak Ada Yang Salah dengan Anda

Anda pernah gagal? Anda pernah melakukan kesalahan? Anda pernah melakukan hal yang konyol? Anda pernah bertindak bodoh? So what gitu loh…Itu adalah kesalahan dan kegagalan Anda. Tetapi tidak ada yang salah dengan Anda. Manusia sudah diciptakan dalam kondisi yang sebaik-baiknya. Bahkan cacat fisik pun tidak mengurangi kebaikan manusia.

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS At Tiin:4)

Jika Allah mengatakan bahwa kita sebaik-baiknya makhluq, mengapa kita memvonis diri yang negatif? “Saya tidak!”. Memvonis diri bukan hanya oleh perkataan saja, tetapi pikiran dan tindakan pun mengambarkan anggapan Anda terhadap diri Anda.

Anda memiliki potensi yang dahsyat (mungkin Anda berkata, “semua orang juga sudah tahu?”). Lalu mengapa, masih banyak orang yang menyia-nyiakan potensi tersebut? Ada dua kemungkinan:

  1. Dia tidak bersyukur atas nikmat potensi yang diberikan Allah kepadanya, sebagai bukti dia menyia-nyiakannya.
  2. Dia memvonis dirinya tidak mampu. Mungkin dia tidak mengatakan bahwa dirinya tidak mampu, tetapi perilakunya menunjukan bahwa dia menganggap diri tidak mampu.

Kita dilahirkan dalam kondisi nol. Kita menjadi pribadi tertentu karena perubahan yang dilakukan oleh manusia (termasuk oleh orang tua dan diri sendiri). Artinya, meskipun kita pernah melakukan berbagai kesalaahan dan mengalami kegagalan, itu adalah hasil pikiran dan tindakan kita. Bukan takdir kita, sebab saat kita lahir, kita dalam keadaan fitrah.

Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)

Jika aklaq kita adalah bentukan manusia (kita dan orang tua), maka kita bisa mengubah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik atau sesuai dengan yang kita inginkan. Jika diri kita saat ini adalah hasil dari pikiran dan tindakan, maka kita bisa berubah dengan mengubah pikiran dan tindakan kita. Kita bisa!

Meski orang tua kita berperan dalam membentuk diri kita saat ini. Jangan pernah menyalahkan orang tua. Saya yakin semua orang tua bermaksud baik bagi anak-anaknya, hanya saja banyak orang tua yang tidak mengerti ilmunya. Kita tetap harus berbakti kepada orang tua dan memaafkan kesalahannya. Sekarang, Anda sudah dewasa, maka tugas Andalah yang membentuk diri Anda dengan cara mengubah pikiran dan tindakan Anda.


Mengubah Diri Terlebih Dahulu

Mengubah diri terlebih dahulu sebelum mengubah orang lain atau lingkungan. Kadang kita ingin segala sesuatu berjalan dengan baik. Kita berharap orang lain, lingkungan, dan peristiwa sesuai dengan keinginan kita. Kita mengharapkan perubahan terjadi pada dunia luar selain diri sendiri. Padahal itu tidak akan pernah bisa, seperti berharap pepesan kosong.

Ketahuilah, sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal daging, apabila baik daging itu maka baik pula seluruh tubuh dan bila rusak maka rusak pula seluruh tubuh, ketahuilah segumpal daging itu adalah qalbu. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Segala sesuatu akan baik bukan dengan mengubah dunia luar kita, tetapi justru dengan mengubah hati kita terlebih dahulu. Sukses, gagal, atau keadaan apapun yang ada di sekitar kita adalah cerminan dari hati kita. Jika kita ingin mengubah apa yang ada di luar diri kita, pertama-tama kita harus mengubah diri terlebih dahulu.

Untuk mengubah diri, mulailah dengan mengubah hati kita, menjadi hati yang hanya berharap kepada Allah. Niatkan apa yang kita inginkan dan panjatkan do’a dari hati yang terdalam. Seperti disebutkan dalam berbagai hadits, kita akan mendapatkan sesuai dengan yang kita niatkan dan do’a kita akan dikabulkan jika kita yakin dengan do’a kita. Keyakinan ini berbada di dalam hati.

setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya“. (HR Bukhari Muslim)

Apabila kamu berdo’a janganlah berkata, “Ya Allah, ampunilah aku kalau Engkau menghendaki, rahmatilah aku kalau Engkau menghendaki dan berilah aku rezeki kalau Engkau menghendaki.” Hendaklah kamu bermohon dengan kesungguhan hati sebab Allah berbuat segala apa yang dikehendakiNya dan tidak ada paksaan terhadap-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Jadikan hati kita menjadi hati yang penuh dengan syukur. Secara logika, bagaimana kita bisa mendapatkan hal yang baru jika kita tidak bisa menerima hal yang lama. Nikmati apa yang sudah kita miliki, niscaya nikmat-nikmat lain akan mengikuti.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.(QS. Ibrahim:7)

Jika kita berharap orang lain, lingkungan, dan peristiwa berubah sesuai dengan keinginan kita, kita akan lelah tanpa hasil. Ciri orang yang seperti ini adalah orang yang biasa atau selalu mengatakan “Seandainya…”. Sebagai contoh, “Seandainya peluang itu datang ke hadapan ku”. “Seandainya atasan saya mengerti.” Orang seperti ini, tidak ada sedikitpun memikirkan untuk mengubah diri. Hanya orang lain, lingkungan, atau peristiwa yang dia salahkan.

Lupakan kata-kata seandainya. Mulailah untuk menata hati, mulailah mengubah hati maka semua yang ada di luar diri kita akan berubah. Jangan menghabiskan waktu untuk berharap orang lain memberi kesempatan. Carilah kesempatan sendiri. Jangan berharap orang lain selalu mengerti diri kita, mulailah kita untuk mengerti orang lain. Mulailah mengubah diri.

Tanggung Jawab

Anda bertanggung jawab atas kehidupan Anda sendiri. Allah telah memberikan kemerdekaan kepada kita untuk berkehendak, memilih, dan bertindak. Semua pencapaian Anda adalah tanggung jawab diri Anda sendiri. Bukan tanggung jawab pemerintah, bukan tanggung jawab orang tua, bukan tanggung jawab siapa pun. Tidak peduli apa yang dilakukan oleh orang diluar Anda, namun keberhasilan dan kegagalan adalah tanggung jawab Anda.

Apakah Anda hanya menunggu orang lain bertindak untuk Anda atau Anda bertindak untuk diri sendiri? Siapa pun tidak ada yang bisa Anda andalkan kecuali Allah dan Anda sendiri. Oleh karena itu bertanggung jawablah atas nasib Anda sendiri. Lihatlah sekeliling, banyak orang yang gagal dan banyak orang yang sukses. Ini berarti keberhasilan bukan disebabkan oleh orang lain, tetapi oleh Anda sendiri. Dari pada Anda menggantungkan diri kepada orang lain, bergantunglah hanya kepada Allah dan tetaplah berusaha.

Dengan bertanggung jawab atas diri Anda sendiri, Anda dapat memulai sebuah perjalanan yang sangat berlimpah. Dari kehidupan miskin menuju kehidupan yang makmur. Bukan hanya makmur dalam hal harta belaka, namun makmur pada segala bidang, makmur akan uang, makmur akan cinta, makmur akan kebahagiaan, makmur akan hubungan, makmur akan petualangan dan makmur-makmur yang Anda impikan.

Jangan melihat kehidupan Anda sekarang. Kehidupan Anda sekarang adalah hasil apa yang Anda pikirkan dan lakukan pada masa lalu. Lihatlah kehidupan Anda dimasa mendatang, karena itu yang Anda tuju, karena Anda maju ke depan bukan diam di tempat apa lagi mundur ke belakang. Melihat kehidupan Anda sekarang hanya akan membuat Anda berjalan ditempat. Jadikan kehidupan Anda sekarang hanya sebuah pijakan atau titik tolak menuju masa depan.

Anda bisa mengubah dunia Anda. Anda bisa membuat perbedaan positif di dunia ini jika Anda menginginkannya, dan itu tergantung keputusan Anda. Miliki keberanian, tetapkan tujuan, susunlah rencana, ambilah tindakan, dan biarkan hidup Anda tertuju pada visi Anda yang indah. Hidup Anda akan berjalan seolah-oleh otomatis dalam meraih semua mimpi-mimpi Anda. Semua tenggung jawab Anda, Anda yang berkehendak, Anda yang memutuskan, dan Anda yang bertindak.

Nikmat besar yang diberikan Allah kepada kita adalah kemampuan kita untuk memilih. Anda bisa memilih apa yang Anda pikirkan dan lakukan. Ini adalah kemerdekaan yang diberikan Allah kepada manusia, dimana ada kemerdekaan, harapan selalu mengikuti. Oleh karena itu pilihlah untuk menjadi orang yangsukses, menjadi orang yang menang, sehingga hidup Anda menjadi indah.

Menjadi Diri Sendiri

Bagaimana menjadi diri sendiri? Diri Anda adalah Anda dengan segala keunikan dan potensi yang Anda miliki. Menjadi diri sendiri adalah Anda tetap dalam keunikan Anda, tanpa harus mengikuti siapa pun. Para sahabat Rasulullah saw pun tetap pada keunikannya masing-masing. Abu Bakar as, Umar Bin Khathab as, Ustman bin Afan as, dan Ali as pun memiliki keunikan masing-masing tanpa mengurangi kemuliaannya.

Kemudian setiap manusia memiliki potensi. Potensi yang bisa digunakan untuk meraih sukses sesuai dengan keunikannya masing-masing. Untuk menjadi diri Anda sendiri, Anda harus mengoptimalkan semua potensi diri Anda, tanpa harus merubah keunikan Anda atau mengikuti orang lain. Saat keunggulan unik Anda belum dimunculkan secara optimal, maka Anda belumlah menjadi diri sendiri. Mungkin baru setengahnya, atau bahkan seperempatnya, atau baru 10 persen? Bahkan kurang?

Mana bisa menjadi diri sendiri yang seutuhnya jika kita belum mengoptimalkan potensi diri kita seutuhnya? Kita tidak pernah tahu sampai dimana potensi diri kita. Namun sejauh mana pun kita sudah mengoptimalkan potensi diri saat ini, kita masih bisa terus meningkatkannya. Anda masih bisa lebih baik dari saat ini, sesukses apa pun Anda saat ini. Tidak ada yang namanya pencapaian puncak dunia ini. Yang ada hanya nanti di akhirat saat bertemu Allah SWT.

Jadi selama di dunia, kita masih bisa memperbaiki diri kita. Kita jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan menjadikan hari esok menjadi lebih baik dari hari ini:

Barang siapa yang hari ini sama saja dengan kemarin, merugilah dia. Jika hari ini lebih buruk dari kemarin, dia celaka.Dan beruntunglah bila hari ini lebih baik dari kemarin.” (HR Bukhari)

Dahsyatnya Potensi Manusia

Untuk mengenal sejauh mana potensi manusia, saya punya analogi. Jika Anda ditugasi oleh atasan Anda untuk pergi ke suatu kota yang jauh dari kota Anda, tetapi Anda tidak diberi bekal untuk pergi kesana, sementara Anda tidak memiliki bekal sendiri, apakah Anda mau pergi? Seseorang pemberi tugas yang baik dia akan melihat apakah dia mampu atau tidak untuk melaksanakan tugas tersebut. Jika tidak dia harus memberikan bekal tersebut kepada orang yang diperintahkannya.

Begitu juga Allah SWT, Allah SWT tentu sudah memberi bekal kepada kita untuk mengemban tugas besar kita sebagai khalifah di muka bumi ini. Bekal yang sudah diberikan kepada kita ialah akal beserta potensi-potensi lainnya, hati dan jasad.

Potensi yang diberikan kepada manusia akan berjalan baik dan tersalurkan dengan baik apabila manusia mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Segalapotensi manusia diperuntukkan dan disediakan Allah SWT agar manusia dapat menjalankan ibadah dan melaksanakan fungsi khalifah.

Dengan potensi inilah manusia dikehendaki mampu menjalankan misi sebagai khalifah yang diamanahkan kepada manusia oleh Allah SWT, padahal makhluk lainnya enggan untuk memikul tugas ini karena beratnya.

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS.33:72)

Kita semua sudah menyaksikan dan bahkan mengalami bagaimana dahsyatnyapotensi manusia. Manusia menjadikan peradaban dan teknologi berkembang dengan pesatnya, yang seakan sebuah keajaiban, sesuatu yang tidak terpikirkan pada suatu jaman bisa terealisasi pada jaman berikutnya.

Namun, siapakah yang menguasai peradaban dan teknologi tersebut saat ini? Sudahkah kita mengoptimalkan potensi manusia yang dahsyat ini?

Potensi Manusia

Akal adalah salah satupotensi manusia yang perlu kita syukuri. Salah satu cara bersyukur ialah mempergunakan akal kita sesuai dengan keinginan yang membuatnya, yaitu Allah SWT. Dengan akal, manusia memiliki kemampuan untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan. Suatu kemampuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain.

Salah satu perintah Allah SWT kepada manusia ialah agar setiap tindakan dan tingkah lakunya berdasarkan ilmu.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS.17:36)

Setiap tindakan atau perbuatan yang tidak berdasarkan ilmu akan membuat kita menjadi orang yang merugi di sisi Allah. Di akhirat kita akan masuk neraka.

“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS.67:10)

Begitu juga di dunia, selain kita tersesat, hidup tanpa ilmu bagaikan berjalan di tempat yang sangat gelap, kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, atau kalaupun ada hanya mengikuti orang lain saja yang belum tentu benar atau salahnya.

Tidak sedikit manusia yang tidak mau mengoptimalkan akalnya. Contohnya ialah orang-orang yang sudah tidak mau lagi menggunakan akalnya dalam mencari ilmu. Mereka merasa ilmunya sudah cukup untuk hidupnya. Mereka ungkapkan berbagai alasan agar tidak lagi belajar atau menuntut ilmu.

Jangankan untuk membuka buku, sekedar mendengarkan orang lain pun ada saja yang tidak mau. Padahal jika kita rajin mendengarkan orang lain, kita akan mendapatkan ilmu gratis yang tidak perlu susah payah mencarinya.

Marilah kita terus-meneruskan mengoptimalkan potensi akal kita agar tidak rugi baik dunia dan akhirat. Ingatkanlah saudara-saudara kita yang masih belum sadar akan hal ini. Nasib negara Indonesia akan sangat tergantung dari kualitas bangsanya sendiri. Allah sudah memberikan potensi manusia yang sangat dahsyat, mari kita mengoptimalkannya.

Motivasi Kerja Dalam Islam

Motivasi Kerja Sejati

Untuk mengetahuimotivasi kerja dalam Islam, kita perlu memahami terlebih dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari nafkah dalam Islam adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan fisik. Dan, salah satu cara memenuhi kebutuhan fisik itu ialah dengan bekerja.

Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang merupakan bagian dari ibadah. Motivasi kerja dalam Islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala cara. Tapi untuk beribadah. Bekerja untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam.

Motivasi Kerja Dalam Islam

Cobalah simak beberapa kutipan hadist dibawah ini. Anda bisa melihat bagaimana istimewanya bekerja mencari nafkah menurut sabda Nabi saw.

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)

Luar biasa, dikatakan dalam hadits diatas bahwa mencari nafkah adalah seperti mujahid, artinya nilainya sangat besar. Allah suka kepada hambanya yang mau berusah payah mencari nafkah. Saya kira, ini lebih dari cukup sebagai motivasi kerja kita sebagai muslim. Bahkan, kita pun berpeluang mendapatkan ampunan dari Allah.

Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)

Hukumnya Wajib

Mencari rezeki yang halal dalam agama Islam hukumnya wajib. Ini menandakan bagaimana penting mencari rezeki yang halal. Dengan demikian, motivasi kerja dalam Islam, bukan hanya memenuhi nafkah semata tetapi sebagai kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu lainnya.

Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Perlu diperhatikan dalam hadist di atas, ada kata sesudah. Artinya hukumnya wajib sesudah ibadah lain yang fardhu. Jangan sampai karena merasa sudah bekerja, tidak perlu ibadah-ibadah lainnya. Meski kita bekerja, kita tetap wajib melakukan ibadah fardhu seperti shalat, puasa, ibadah haji, zakat, jihad, dan dakwah. Jangan sampai kita terlena dengan bekerja tetapi lupa dengan kewajiban lainnya.

Jika Motivasi Kerja Sebagai Ibadah

Jika motivasi kerja kita sebagai ibadah, tentu yang namanya ibadah ada aturannya. Memang berbeda dengan ibadah ritual atau ibadah mahdhah, sebab bekerja sebagai ibadah ghair mahdhah. Artinya, dalam kaidah ushul Fiqh, kita memiliki kebebasan yang luas untuk bekerja selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Langkah pertama agar bekerja menjadi sebuah ibadah ialah harus diawali dengan niat, sebab amal akan tergantung niat. Niatkanlah bahwa bekerja sebagai salah satu ibadah kepada Allah.

Langkah kedua ialah pastikan dalam bekerja tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Untuk itu kita perlu memperhatikan:

  • Apa yang dikerjakan? Untuk apa kita bekerja? Apakah kita bekerja untuk sesuatu yang dihalalkan oleh agama? Pastikan kita bekerja untuk sesuatu yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam.
  • Cara melakukan pekerjaan kita. Apakah cara-cara Anda bekerja sesuai dengan ajaran Islam? Bagaimana dengan pakaian, batasan antara laki-laki dan perempuan, dan sebagainya.

Etos Kerja Seorang Muslim

Jika tujuan bekerja begitu agung. Untuk mendapatkan ridha Allah Subhaanahu wa ta’ala, maka etos kerja seorang Muslim haruslah tinggi. Sebab motivasi kerja seorang Muslim bukan hanya harta dan jabatan, tetapi pahala dari Allah. Tidak sepantasnya seorang Muslim memiliki etos kerja yang lemah. Coba perhatikan diatas, ada kata-kata “susah payah” dan “kelelahan” yang menandakan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, dan jauh dari sifat malas.

Jadi, tidak ada kata malas atau tidak serius bagi seorang Muslim dalam bekerja. Motivasi kerja dalam Islam bukan semata mencari uang semata, tetapi serupa dengan seorang mujahid, diampuni dosanya oleh Allah SWT, dan tentu saja ini adalah sebuah kewajiban seorang hamba kepada Allah SWT.

Profesional dan Ahli

Dalam hadits diatas juga disebutkan kata profesional dan ahli. Jika motivasi kerja Anda sebagai ibadah, maka Anda akan melakukannya dengan sebaik mungkin. Anda akan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Anda dalam bekerja. Anda terus belajar dan berlatih agar semakin hari menjadi semakin ahli dalam bekerja. Kemauan Anda untuk belajar dan meningkatkan kemampuan bisa dijadikan ukuran apakah motivasi kerja Anda untuk ibadah atau bukan.

‘Adil Dalam Bekerja

Salah satu bentuk profesional itu adalah ‘adil, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jika waktunya bekerja, Anda bekerja. Jika waktunya istirahat atau shalat, Anda bisa shalat dan istirahat. Jika tidak, maka bisa termasuk melakukan hal yang dzalim, tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. ‘Adil juga berarti, Anda bekerja sesuatu tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang Anda miliki.

Semoga motivasi kerja kita semua sebagai ibadah dan dibuktikan dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin.

Motivasi Kerja Karyawan dan Mental Juara

Mengapa Motivasi Kerja Karyawan Begitu Penting?

Motivasi kerja karyawanbegitu penting baik bagi karyawan sendiri maupun bagi perusahaan yang memiliki karyawan. Motivasi kerja karyawan juga bukan hanya tanggung jawab sebelah pihak saja, namun keduanya memiliki tanggung jawab untuk meningkatkannya. Seorang karyawan, tidak boleh hanya mengharap perusahaan memberikan motivasi. Sebaliknya, pemilik perusahaan tidak boleh hanya menyuruh karyawan untuk memiliki motivasi kerja. Keduanya harus proaktif membangkitkan motivasi kerja karyawan sebab akan memberikan pengaruh positif bagi keduanya.

Manfaat Motivasi Kerja Karyawan Bagi Karyawan

Motivasi Kerja Karyawan Bagi Kinerja

Yang pertama, tentu saja, jika motivasi kerja karyawan tinggi, maka kinerjanya akan menjadi tinggi. Anda akan menyelesaikan tugas dengan cepat dan dengan baik. Tidak ada lagi pekerjaan yang menumpuk yang membuat Anda stress dan pulang telat. Jika Anda sudah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, Anda bisa lebih enjoy dan tenang dalam bekerja. Hubungan Anda dengan atasan menjadi lebih baik dan juga dengan rekan kerja karena Anda memiliki waktu untuk membantu.

Prestasi Pun Akan Terangkat

Konsekuensi dari kinerja yang baik, maka prestasi kerja Anda pun akan membaik. Seorang perusahaan yang baik, tentu akan melihat kinerja karyawan sebagai tolak ukur dalam menentukan prestasi karyawannya. Jadi, jika Anda meningkatkan motivasi diri Anda, manfaatnya akan Anda rasakan sendiri, cepat atau lambat.

Kadang muncul sebuah pertanyaan, bagaimana jika perusahaan tidak menghargai motivasi kerja karyawan yang mereka miliki? Ada dua kemungkinan. Pertama perusahaan itu tidak mengetahui kalau Anda memiliki kinerja yang tinggi. Oleh karena itu Anda harus berusaha memberitahunya dengan cara memasarkan diri sendiri. Yang kedua, jika memang sebuah perusahaan tidak memperthatikan kinerja karyawannya, maka Anda hanya membuang waktu bekerja di perusahaan ini.

“Tapi, mencari kerja di tempat lain susah.”

Jika Anda seorang yang memiliki motivasi tinggi, seharusnya tidak usah khawatir sulit mendapatkan pekerjaan baru. Banyak perusahaan yang membutuhkan karyawan dengan motivasi tinggi. Silahkan baca artikel saya yang lain, yaitu: Haruskah Mempertahankan Motivasi Kerja?

Pentingnya Motivasi Kerja Karyawan Bagi Perusahaan

Apa yang terjadi jika motivasi kerja karyawan tinggi? Jelas, kinerja akan baik dan kontribusi terhadap perusahaan akan lebih besar lagi. Untuk itulah, perusahaan harus memberikan perhatian yang besar terhadap kondisi motivasi kerja karyawan yang mereka miliki.

Imbalan dan tuntutan saja tidak cukup. Jadi, jangan hanya karena kita sudah memberikan gaji kemudian kita menuntut mereka bekerja dengan kinerja tinggi. Ini tidak cukup karena bisa menimbulkan kejenuhan dan kebosanan yang akhirnya bisa menurunkan kinerja.

Strategi Meningkatkan Motivasi Kerja

Panduan Bagi Perusahaan

Lalu, bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja karyawan yang baik? Gaji adalah sudah kewajiban perusahaan untuk membayarnya. Memberikan gaji saja belum cukup untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sampai kepada kinerja tertinggi tanpa didukung oleh oleh faktor motivasi lainnya.

Banyak yang mengatakan, bahwa motivasi terbaik adalah datang dari diri sendiri. Perusahaan bisa memberikan fasilitas sehingga karyawan memiliki motivasi diri yang tinggi. Jika perlu, undanglah motivator untuk membuka motivasi yang ada di dalam diri karyawan Anda.

Memang, sudah kewajiban karyawan memiliki motivasi, tetapi perusahaan pun memiliki kewajiban agar motivasi kerja karyawan tidak termatikan oleh kebijakan perusahaan, sengaja atau tanpa sengaja.

Salah satu cara membangkitkan motivasi kerja karyawan adalah dengan menumbuhkan mental juara. Ini sudah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk menggenjot mental juara karyawannya.

  1. Ciptakan “kejuaraan” di dalam perusahaan Anda. Artinya biarkan karyawan Anda berlomba memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan dan ada hadiah bagi pemenang, misalnya kenaikan gaji, bonus, atau apa pun yang diharapkan karyawan.
  2. Buat kriteria dan penilaian yang adil serta pastikan setiap orang punya kesempatan untuk menang. Ini akan memicu mereka belomba dan mental juara akan tumbuh. Ketidak adilan dan kriteria yang tidak jelas akan menurunkan tingkat partisipasi karyawan untuk berlomba.

Panduan Untuk Karyawan

Seperti disebutkan diatas, bahwa motivasi kerja karyawan bukan hanya tugas dari perusahaan, tetapi juga kewajiban setiap karyawan. Termasuk Anda. Jadi, Anda harus tetap membangun mental juara jika Anda ingin memiliki motivasi kerja yang tinggi dan mendapatkan segala manfaatnya.

Terlepas, apakah di perusahaan Anda kondusif atau tidak untuk menjadi juara, mental juara tetap harus dibangun. Jika mental juara sudah Anda miliki, Anda akan selalu siap menjadi juara disaat kejuaraan itu ada atau kondisi sudah kondusif. Baik itu di perusahaan saat ini atau di perusahaan baru.

Kesimpulan

Jadilah proaktif baik Anda seorang karyawan atau perusahaan untuk meningkatkan motivasi karyawan dengan membangun mental juara. Tidak ada ruginya, tidak perlu saling menunggu atau saling menuntut yang malah akan menurunkan motivasi dan menurunkan kinerja.

Karena motivasi kerja karyawan itu penting bagi kedua belah pihak, maka tingkatkan sekarang juga.

Menjaga Fokus Saat Meraih Tujuan

Pentingnya Menjaga Fokus

Salah satu alasan kenapa banyak orang yang tidak bisa meraih tujuan karena kurang bisa menjaga fokus. Fokus sangat penting untuk mencapai tujuan dan untuk mendapatkan hasil sebaik mungkin. Dengan fokus, kita bisa menyatukan energi yang berserak hanya terarah ke satu titik sehingga akan menghasilkan energi yang lebih dahsyat.

Analoginya seperti kaca pembesar, yang bisa menjadikan sinar matahari yang hangat menjadi sangat panas dan mampu membakar benda yang disinarinya. Coba lihat gambaran fokus yang dilakukan kaca pembesar (lensa) pada gambar dibawah ini:

menjaga fokus

Fokus akan memberikan hasil terbaik. Oleh karena itu kita harus menjaga fokussaat meraih tujuan.

Menjaga fokus ini memang tidaklah mudah. Untuk meraih tujuan, apalagi tujuan besar, kita perlu kesabaran karena mungkin memerlukan waktu yang lama untuk mencapai tujuan tersebut. Selama proses mencapai tujuan, akan ada banyak hal yang mengganggu dan membuyarkan fokus kita. Jika kita tidak bisa menjaga fokus, maka tercapainya tujuan akan lebih lama bahkan gagal. Menjaga fokus memang tantangan banyak orang.

Apakah Anda akan memakai kaca mata kuda?

Salah satu tujuan kaca mata kuda adalah agar kuda fokus ke depan. Namun, yang dimaksud menjaga fokus disini bukan berarti Anda akan memakai “kaca mata kuda” sehingga tidak bisa melihat yang lain. Cara fokus seperti ini bahaya. Persis seperti seorang seniman yang hanya melihat seni. Dia tidak bisa melihat yang lainnya seperti aturan agama dan dampak sosial dari hasil karya seninya.

Yang dimaksud fokus dalam meraih tujuan bukan berarti kita tidak melihat aspek kehidupan lainnya. Misalnya, saat Anda memiliki tujuan mendapatkan mobil, bukan berarti Anda hanya memikirkan mobil, sementara aspek kehidupan lainnya tidak. Jadi jangan sepicik ini.

Untuk menghindari memakai kaca mata kuda, maka kita harus memahami konsep komitmen. Menjaga fokus yang benar adalah adanya komitmen untuk mencapai tujuan Anda. Komitmen adalah keterlibatan diri dalam mencapai tujuan dalam waktu yang tetap atau bertambah dan dilakukan secara konsisten. Jika tujuan Anda mendapatkan mobil, maka Anda perlu memiliki komitmen untuk mendapatkan mobil, artinya ada satu waktu khusus setiap harinya atau setiap minggunya untuk mendapatkan mobil. Saat Anda bekerja mendapatkan mobil, maka apa yang ada dalam pikiran Anda harus fokus pada upaya mendapatkan mobil ini. Inilah yang disebut fokus. Bukan berarti melupakan yang lain.

Cara Menjaga Fokus

OK, sekarang kita akan bahas bagaimana cara menjaga fokus dari mulai menetapkan tujuan sampai tujuan tersebut dicapai. Cara-cara menjaga fokus sebenarnya sederhana, bahkan seperti terlihat aneh. Inilah mungkin yang menyebabkan banyak orang yang tidak berusaha untuk menjaga fokus. Karena merasa ribet atau menganggapnya sepele.

Sudahkah Anda menetapkan tujuan? Anda tidak akan fokus jika Anda belum menetapkan tujuan. Jadi langkah-langkah dibawah ini hanya bisa dilakukan setelah Anda menetapkan tujuan.

Langkah pertama adalah Anda harus mengetahui cara fokus. Silahkan baca artikel Bagaimana Cara Fokus?. Setelah Anda bisa fokus, maka kini saatnya menjaga fokus.

Trik-trik Menjaga Fokus

  1. Ada pengingat atau yang mengingatkan. Kita akan kehilangan komitmen jika kita lupa dengan tujuan kita. Dengan berbagai kesibukan dan kewajiban yang harus kita lakukan setiap hari, kadang kita terlupakan untuk berusaha mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Jadi, harus ada pengingat bahwa Anda sedang mencapai tujuan tertentu. Ada banyak ide agar ada pengingat setiap hari:
    • Menempel gambar yang berkaitan dengan tujuan kita di tempat yang setiap hari pasti terlihat. Misalnya Anda cari foto mobil yang Anda ingingkan, kemudian tempel di lemari es atau di kamar tidur Anda. Setidaknya, Anda akan teringat terus setiap hari bahwa Anda sedang mencapai tujuan tertentu.
    • Bekerja sama dengan orang lain, bisa keluarga, untuk saling mengingatkan dalam upaya mencapai tujuan.
    • dan lain-lain
  2. Menghujamkan tujuan Anda ke pikiran bawah sadar Anda. Jika tujuan sudah terhujam dalam pikiran bawah sadar Anda, maka secara otomatis Anda akan teringat kepada tujuan Anda atau tindakan Anda akan diarahkan secara otomatis menuju tujuan Anda. Caranya:
    • Mereview atau membaca tujuan Anda secara berulang-ulang. Dengan suara lantang lebih bagus.
    • Tulis tujuan Anda, dengan tulisan tangan, berulang-ulang. Sampai ratusan kali.
    • Melakukan visualisasi tujuan Anda. Tekniknya bisa Anda baca diBeautiful Mind Power.
  3. Miliki mental juara. Mental juara akan mendorong Anda untuk mencapai tujuan Anda secepat mungkin. Seseorang yang memiliki mental juara tidak akan pernah menunda-nunda. Tidak akan mudah terganggu pikirannya oleh hal lain. Dengan memiliki mental juara, Anda akan lebih mudah untuk menjaga fokus.

Kesimpulan

Sekarang, Anda sudah memahami sejauh mana pentingnya manfaat fokus. Kurang menjaga fokus akan mengurangi kemungkinan Anda berhasil mencapai tujuan. Orang yang ilmunya sedikit tetapi dia mampu menjaga fokus untuk mencapai tujuannya, maka dia memiliki kemungkinan berhasil lebih besar, dibandingkan orang berilmu tidak bisa menjaga fokus. Apalagi, jika orang berilmu DAN mampu menjaga fokus, dia akan sangat cepat meraih tujuannya.

Untuk menjaga fokus Anda perlu pengingat, hujamkan tujuan ke pikiran bawah sadar, dan miliki mental juara.

Kenapa Harus Menang?

Mitos Tidak Harus Menang.

Kadang ada orang yang berpikiran tidak harus menang. Ada banyak alasan mengapa mereka berpikir tidak harus menang.

Tidak Harus Menang Sebab Rezeki tidak akan lari kemana.

Ini tipikal orang yang bergantung pada takdir. Padahal kita semua paham, dari surat Ar Ra’d 11, bahwa Allah tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, jika kaum tersebut tidak mengubah dirinya sendiri. Memang, semuanya ditakdirkan oleh Allah, tapi Allah menyuruh kita berusaha.

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS Ar Ra’d:11)

Jika di pasar ada banyak penjual, kenapa tiap kios mendapatkan penjualan yg berbeda? Ada banyak faktor sebenarnya, jangan dulu mengatakan nasib. Selalu ada perbedaan diantara kios. Yang jelas berbeda adalah posisi dan orang yang ada di kios tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan. Pelajari, dan tingkatkan! Bukan menyalahkan nasib.

Jika kios orang lain lebih laris, artinya ada sesatu yg lebih pada kios tersebut. Jika anda ingin mendapatkan penjualan lebih baik, maka Andalah yg harus lebih, artinya Anda harus menang.

Begitu dalam pekerjaan, perusahaan akan memilih karyawan yang lebih baik untuk posisi yang lebih tinggi. Mereka tidak memilih dengan melempar koin atau dikocok seperti arisan. Perusahaan memilih pejabat yang paling baik diantara karyawan yang ada.

Kesalahan menempatkan karyawan bisa menjadikan perusahaan rugi, artinya perusahaan tidak sembarangan memilih karyawan. Anda bisa saja beralasan kenapa orang lain yang dipilih. Mungkin anda merasa lebih baik dibandingkan orang itu. Mungkin, mungkin saja, tapi banyak aspek yang dinilai. Artinya, meski pada satu aspek anda menang, tetapi secara total Anda kalah.

Artinya, jika anda ingin mendapatkan karir yang lebih, anda harus menang.

Mengalahkan Itu Menyakiti.

Ya memang, jika seseorang kalah, dia akan merasa sakit. Mungkin pernah anda alami. Namun sakit itu bukan disebabkan oleh orang yang mengalahkan dia, tetapi karena kekalahan itu sendiri saja. Artinya mengalahkan dengan cara baik, tidak berarti menyakiti.

Seorang berjiwa besar tidak akan sakit karena kalah. Dia aka menerima kekalahan dengan lapang dada. Jadi anda tidak perlu merasa takut mengalahkan orang lain, selama dengan cara yang adil. Saat seseorang sakit hati karena kalah dari anda, itu karena kesalahan mereka memiliki jiwa yang kerdil.

Menang Itu Serakah.

Banyak orang yang takut menang karena takutdisebut serakah. Sebenarnya tidak ada hubungan serakah dengan kemenangan. Serakah ya serakah, tidak peduli menang atau kalah. Ini akhlaq yang buruk. Jika anda memiliki akhlaq yang baik, selama anda mengambil hak anda, itu bukan serakah.

Saat Anda menang dan Anda mengambil hak Anda, itu bukan serakah. Serakah adalah saat Anda mengambil sesuatu yang bukan hak Anda. Selama Anda mengambil hak Anda karena kemenangan Anda yang adil, tidak ada yang namanya serakah.

Jika Menang Saya Takut Sombong

Tahukah Anda ada orang miskin yang sombong? Bahkan ada pula orang kalah yang sombong, yaitu saat dia mengatakan bahwa dia lebih baik atau menganggap rendah orang lain, maka dia adalah orang yang sombong. Meski dia kalah. Mungkin perkataan berikut tidak asing di telinga Anda:

“Dia menang karena beruntung saja, padahal dibandingkan saya, dia tidak ada apa-apanya.”

Perkataan diatas disebutkan oleh orang yang kalah. Semantara perkataan diatas menandakan kalau dia berlaku sombong terhadap orang lain. Artinya sombong bukan hanya milik orang menang, orang kalah pun bisa sombong.

Sombong tidaknya seseorang ditentukan sejauh mana akhlq yang dia miliki. Jika dia membina akhlaqnya dilandasi aqidah yang benar, maka dia tidak akan pernah sombong meski dia terus menang.

Khalid ibn al-Walid (584 – 642), atau sering disingkat Khalid bin Walid, adalah seorang panglima perang pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya.

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, Khalid diberhentikan tugasnya dari medan perang dan diberi tugas untuk menjadi duta besar. Hal ini dilakukan oleh Umar agar Khalid tidak terlalu didewakan oleh kaum Muslimin pada masa itu. Beliau tidak marah, santai saja, dan menerima pemberentian itu. Bahkan jika saja harus menjadi prajurit, beliau siap. Selalu menang, bukan berarti harus sombong.

Anda Harus Menang Untuk Mendapatkan Yang Terbaik

Ok, sekarang kita sudah memahami mitos-mitos tentang harus menang dan sudah kita patahkan mitos tersebut. Nah sekarang pada pertanyaan utama, kenapa harus menang?

Jawabannya adalah dengan menang Anda akan mendapatkan yang terbaik. Tentu saja jika tujuan kemanangan Anda untuk yang terbaik. Sederhana.

Anda akan mendapatkan keuntungan yang besar jika Anda memproduksi produk yang terbaik pada kelasnya atau memberikan jasa yang terbaik. Tentu saja harus didukung dengan pemasaran dan manajemen yang terbaik pula. Jikabisnis Anda ingin sukses, Anda harus menang dalam produk, jasa, manajemen, dan pemasaran.

Begitu juga, jika Anda ingin mendapatkan karir yang lebih baik, maka Anda harus menang dalam persaingan kerja. Perusahaan akan memilih karyawan terbaik untuk ditempatkan di posisi yang terbaik pula. Mental juara akan sengat berkaitan dengan motivasi karyawan.

Beasiswa dan perguruan tinggi favorit pun hanya menerima siswa yang menang, artinya yang terbaik nilainya diantara semua pelamar.
Intinya Anda harus membangun mental juara atau mental pemenang. Sebab, jika Anda ingin mendapatkan yang terbaik, Anda harus menang.


Selasa, 02 Agustus 2011

Di Atas Ranjang Kematian

Saudaraku, berikut ini kisah para Nabi dan sahabat yang mulia saat menyambut kematiannya. Kisah-kisah mereka penuh teladan, sarat pesan dan menjadi bahan renungan.

Kekasih Allah Ibrahim Allaihi Salam

Bercerita Imam Muhasabi dalam kitab “Ar-Riayah” bahwa Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim, allaihi salam: ”Wahai kekasihku, bagaimana engkau menemukan kematianmu?” Dia berkata: Seperti tusuk besi (yang dipakai untuk membakar daging) yang diletakan di atas bulu yang basah, kemudian ditarik.” Kemudian Allah berfirman, “Sungguh (yang demikian itu) telah kami mudahkan kematian bagimu, Wahai Ibrahim.”

Nabi Allah Daud, Allaihi Salam

Diriwayatkan bahwa malaikat maut datang untuk menjemput Nabi Daud alaihi salam. Daud berkata: “Siapakah engkau?” Dia menjawab, “kami yang tidak takut raja dan tidak mengabaikan orang-orang kecil, kami juga tidak menerima suap”. Daud berkata: “Jika demikian, anda adalah malaikat kematian?” Dia menjawab: “Ya”, Daud balik berkata: “Kok, mendadak begini, aku tidak mendapatkan pemberitahuan (terlebih dahulu)” Malaikat berkata: “Hai Daud, di mana sahabat-mu fulan? Di mana pula si fulanah, tetanggamu?” “Mereka sudah mati”, jawab Daud. “Bukankah itu pemberitahuan padamu untuk bersiap-siap.”

Nabi yang diajak bicara oleh Allah, Musa allaihi salam

Dikisahkan bahwa Nabi Musa allaihi salam ketika jiwanya berangkat menuju Allah, Allah berfirman: “Hai Musa, Bagaimana kau menemukan kematian?” Dia menjawab, “Aku mendapati diriku seperti burung hidup yang digoreng di atas penggorengan, tidak mati sehingga aku istirahat, dan tidak bertahan hidup sehingga aku terbang”. Diriwayatkan bahwa Musa berkata: “Aku menemukan diriku sebagai seekor kambing dikuliti oleh tukang daging dalam keadaan hidup”.

Ruh Allah, Isa allaihi salam.

Isa putra Maryam, allaihi salam, berkata, “Wahai kaum Hawariyin, berdoalah kepada Allah agar kalian dimudahkan pada saat syakrat (maut) ini” Diriwayatkan bahwa kematian lebih berat dari tebasan pedang, gorokan gergaji dan capitan gunting.

Rasulallah saw menggambarkan kematian kepada para sahabatnya.

Diriwayatkan dari Syahr bin Husyab dia berkata, Rasulullah saw ditanya tentang beratnya kematian? Dia (saw) bersabda, “kematian yang paling ringan adalah seperti bulu wol yang tercerabut dari kulit domba. Apakah mungkin kulit dapat keluar kecuali bersama bulu-bulunya itu?”

Abu Bakar As-shidiq, radiallahu anhu.

Ketika Abu Bakar radiallahu anhu menghadapi hari-hari kematiannya, dia sering membaca, “dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya” (Qur’an Surah: Qaaf 19).

Dia berpesan kepada Aisyah, puterinya: “Lihatlah kedua pakaianku ini, cucilah keduanya dan kafankan aku dengannya. Sesungguhnya mereka yang hidup lebih utama menggunakan baju baru daripada yang sudah jadi mayit.”

Di detik-detik menjelang kematiannya, ia berpesan kepada Umar dengan berkata, “Aku berpesan padamu dengan satu wasiat, sebab tak mungkin engkau mendahuluiku. Sesungguhnya Allah Maha Benar dengan tidak pernah membuat malam mendahului siang, dan siang tak pernah mendahului malam. Sesungguhnya, tidak diterima ibadah-ibadah sunah, jika yang wajib tak ditunaikan. Dan, akan diberatkan timbangan (kebaikan) di akhirat bagi mereka yang menunaikan hak-hak di dunia. Dan akan diringankan timbangan (kebaikan) seseorang di akhirat jika diikuti dengan kebatilan.

Umar bin Khathab, radiallahu anhu.

Ketika Umar bin Khattab ditusuk oleh seseorang, Abdullah bin Abbas datang menjenguknya, dia berkata: “Engkau telah masuk Islam saat orang-orang (lain) masih kafir. Dan engkau selalu berjihad bersama Rasulallah SAW saat orang-orang (lain) malas. Saat Rasulallah SAW wafat dia sudah ridha denganmu”. Umar kemudian berkata, “Ulangi ucapanmu!” Maka diulang kepadanya. Dia kemudian berkata, “celakalah orang yang tertipu dengan ucapan-ucapanmu itu.”

Abdullah bin Umar, puteranya, berkata: waktu itu kepala ayahku di pangkuanku, saat sakit menjelang kematian. Ayah berkata, “letakan kepalaku di atas tanah!” Aku menjawab, “Bagaimana ayah, apakah tidak sebaiknya di atas pangkuanku saja.” “Celaka kamu, letakan di atas tanah.” Ayah setengah membentak. Kemudian, Abdullah bin Umar meletakannya di atas tanah. Umar berkata, “Celaka aku, celaka juga ibuku, jika Tuhanku tidak menyayangi aku.”

Ustman bin Affan, radiallahu anhu.

Setelah ditusuk oleh orang-orang yang memberontak, hingga darah mengalir ke janggutnya, Ustman berkata, “Tidak ada Tuhan selain Engkau (ya Allah), Maha Suci Engkau sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Ya Allah, aku memohon perlindungan-Mu, dan pertolongan-Mu atas segala persoalanku, dan aku memohon pada-Mu diberikan kesabaran atas ujian ini.”

Setelah ia akhirnya wafat, para sahabatnya membuka lemari yang terkunci. Mereka mendapatkan satu kertas yang tertulis begini: “Bismillahirrahman ar-rahim, Ustman bin Affan bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, tak ada sekutu bagi-Nya. Dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Dan bahwa syurga adalah benar (adanya). Dan bahwa Allah kelak akan membangkitkan setiap yang dikubur pada hari yang tidak ada lagi keraguan padanya (kiamat). Sesungguhnya Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. Atas nama-Nya kita hidup, atas nama-Nya kita mati dan atas nama-Nya pula kita akan dibangkitan, insya-Allah.”

Ali bin Abi Thalib, radiallahu anhu.

Setelah ditusuk, Ali radiallahu anhu berkata: Apa yang sudah dilakukan terhadap orang yang menusukku? Mereka menjawab, “kami telah menangkapnya”. Ali berkata, “Beri makan dan minum dia dengan makanan dan minumanku. Jika aku hidup, aku ingin melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Jika aku mati, maka pukulah dia sekali pukul saja, jangan kalian tambahkan sedikitpun.”

Kemudian Ali berpesan kepada Hasan, puteranya, agar memandikannya. Ali berkata, “Jangan berlebih-lebihan dalam mengkafaniku, sesungguhnya aku mendengar Rasulallah SAW bersabda, janganlah bermewah-mewahan dalam berkafan sebab yang demikian itu menghimpit dengan keras.”

Kemudian Ali berpesan lagi: “Bawalah aku di antara rakyat. Jangan terlalu cepat, juga terlalu lambat. Jika aku memiliki kebaikan, niscaya (dengan membawa aku ke hadapan mereka) kalian telah mensegarakan aku menuju kebaikan itu. Jika aku memiliki keburukan, kalian telah mengantarkan aku untuk bertemu dengannya sebelum aku dihisab.”

Amr bin Ash, radiallau anhu.

Pada tahun 43 hijriyah, Amr bin Ash menemui kematiannya saat ia menjadi gubernur di negeri Mesir. Pada hari-hari terakhir menjelang kematiannya, ia berkata, “Aku dulu seorang kafir yang paling keras…. Aku juga orang terkeras pada Rasulallah SAW. Sekiranya aku mati ketika itu, aku pasti masuk neraka. Kemudian, aku berbaiat kepada Rasulallah SAW. Tak ada manusia yang paling aku cintai melebihi beliau SAW. Tak ada yang … Sekiranya aku diminta untuk membuat naat (pada saat kematiannya), niscaya aku tak mampu. Sebab, aku tak pernah bisa berhenti menyeka airmataku sebagai kekagumanku padanya. Sekiranya pada saat itu aku mati, aku mesti masuk syurga…. Kemudian aku diuji setelahnya dengan kekuasaan… dan dengan hal-hal yang aku tidak tahu, apakah akan menolongku atau membebani aku” Kemudian, Amr bin Ash mendongakan kepalanya ke langit, dan berkata,

“Ya Allah… tak ada lagi (alasan) pembebas….. Sehingga aku dapat meminta maaf. Tak ada lagi kekuasaan sehinga aku minta tolong. Sekiranya Engkau tidak merahmati aku, nicaya aku termasuk orang-orang yang celaka!!” Begitulah selalu ia memohon ampun kepada Tuhannya, hingga ajal menjemputnya dan ia mengucapkan, “La Ilaha Illa Allah…”

Diriwayatkan bahwa sebulan sebelum kematiannya, anaknya berkata padanya, “wahai ayah… engkau pernah berucap kepada kami…. semoga kami dapat bertemu sesorang yang cerdas yang dapat menceritakan suasana saat kematian. Engkaulah orang itu, ceritakan pada kami bagaimana kematian? Maka, Amr bin Ash berkata, “Wahai anakku, seakan-akan di punggungku ada lemari yang menindih, dan seakan akan bernafas dari lubah jarum ..

Huzaifah bin Yaman, radiallahu anhu.

Pada suatu hari di tahun ke tiga puluh enam hijriyah…. Huzaifah dipanggil menghadap-Nya. Saat ia berusaha untuk bersiap-siap menuju perjalanan ke negeri akhirat, masuk sejumlah sahabat ke kamarnya… Ia bertanya pada mereka. “Apakah kalian datang membawa kain kafan?” Mereka menjawab, “Ya” Dia berkata, “Tunjukan padaku!” Setelah melihatnya, ia mendapati kain kafan itu masih baru…. Dengan susah payah ia berucap, “Kain kafan apa ini? Sungguh aku hanya butuh dua helai kain putih yang tak terjahit…Sesungguhnya aku tidak menggunakannya di kuburan kecuali hanya sebentar hingga aku mengganti keduanya dengan yang lebih baik… atau yang lebih buruk.

Selanjutnya, dia mengucapkan kalimat yang tak jelas.. Para sahabatnya berusaha mendengarkan… ia berucap: “Selamat datang kematian. Kekasih yang datang dengan membawa rindu. Tak akan beruntung mereka yang menyesal (di hari ini).

Ruhnya kemudian terbang menuju Allah. Itulah salah satu hamba yang paling bertakwa….

Muadz bin Jabal, radiallahu anhu.

Sampailah Muadz bin Jabal ke ajalnya. Ia dipanggil untuk bertemu Allah…. Pada saat sakratul maut, setiap perasaan yang sesungguhnya akan mencuat, dan terucap di lidah seseorang, sekiranya ia masih dapat bicara. Ucapan yang dapat dikatakan sebagai kesimpulan dari perjalanan hidup seseorang. Pada saat-saat seperti itu, Muadz mengucapkan kalimat yang sangat menakjubkan yang mengungkap cita-cita seorang mu’min. Ia menghadap ke langit, seakan berdialog dengan Tuhannya. “Ya…. Allah, aku dulu sangat takut pada-Mu. Tetapi hari ini aku ingin bertemu dengan-Mu. Ya… Allah, sesungguhnya Engkau Maha Tahu bahwa aku tidak mendahulukan dunia untuk akheratku.”

Sa’ad bin Abi Waqash, radiallahu anhu

Pada suatu hari di tahun lima puluh empat hijriyah, Sa’ad bin Abi Waqash telah berusia di atas delapan puluh tahun. Setiap hari ia berharap segera menemui kematiannya. Salah satu anaknya menceritakan, “Suatu hari kepala bapakku aku letakan di pangkuanku, dia bernafas setengah-setengah. Aku menangis. Dia berkata, Apa yang membuatmu menangis, wahai puteraku? Seungguhnya Allah tidak akan mengazabku selama-lamanya. Aku yakin aku adalah penduduk surga.

Suatu kali, Rasulallah SAW telah memberinya kabar baik, dan dia beriman dengan kabar itu yaitu bahwa ia tidak akan diazab karena ia termasuk ahli surga. Nampaknya, ia ingin bertemu dengan Allah dengan mengumpulkan semua bekal yang ia punya. Ia kemudian menunjuk ke arah lemari. Kemudian lemari itu dibuka. Di dalamnya terdapat kain yang sudah sangat lusuh dan robek sana-sini. Ia meminta keluarganya untuk mengkafankannya dengan kain itu, seraya berkata, “Aku berjuang melawan orang-orang Musyrik pada perang Badr (dengan pakain ini), dan aku menyimpannya untuk hari ini!”

Bilal bin Rabah, Sang Muadzin Nabi

Ketika Bilal didatangi kematian… Istrinya berkata, “sungguh kami akan sangat bersedih.” Bilal membuka kain yang menutupi wajahnya, saat itu ia dalam sakratul mautnya. Dia kemudian berkata, “Jangan kau katakan demikian. Katakanlah, sungguh kami akan sangat bahagia” Kemudian dia berkata lagi, “Besok aku akan bertemu pujaanku, Muhammad SAW dan para sahabatnya.”

Abu Dzar al-Ghifari, radiallahu anhu.

Ketika Abu Dzar al-Ghifari mendekati kematiannya, istrinya menangis. Abu Dzar bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Ia menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis, sementara engkau mati di negeri yang tandus begini, sementara kita tidak punya kain untuk mengkafanimu”.

Dia kemudian berkata, “Tak usah bersedih. Aku beri kabar gembira untukmu. Suatu hari aku mendengar Rasulallah Saw bersabda, aku dan para sahabat lainnya ada di situ, “Di antara kalian akan ada yang mati di tempat yang tandus dan disaksikan oleh sejumlah orang-orang beriman”. Tak ada seorangpun dari para sahabat itu yang mati di padang tandus begini. Mereka meninggal di perkampungan dan di tengah-tengah masyarakat. Akulah yang akan mati di tempat tandus ini. Demi Allah, aku tidak berdusta.. tunjuki aku jalan..” Istrinya berkata, “Rombongan haji sudah berangkat, dan aku tak tahu lagi harus ke jalan mana”.

Di padang yang tandus itu, tiba-tiba ada serombongan kafilah lain yang lewat. Demi mendengar suara tangisan dari balik gubuk yang kecil, mereka berhenti dan bertanya-tanya, ada apa? Seseorang di antara mereka mengenali, subhanallah, ini Abu Dzar, sahabat Nabi yang mulia. Mereka menghentikan perjalanannya dan mengurus seluruh prosesi pemakaman Abu Dzar.

Abu Darda, radiallahu anhu.

Ketika Abu Darda menemui kematiannya, ia berkata:

Sudahkah setiap orang mempersiapkan diri untuk seperti aku saat ini? Sudahkah setiap orang mempersiapkan diri untuk seperti aku hari ini?Sudahkah setiap orang mempersiapkan diri seperti aku detik ini?

Kemudian Allah mencabut ruhnya.

Salman Al-Farisi, radiallahu anhu.

Salman al-Farisi menangis saat hendak menemui kematiannya. Ia kemudian ditanya oleh kelaurganya: “Apa yang membuatmu menangis?” Ia berkata, “Rasulallah saw telah memprediksi bahwa perbekalan kita (untuk mati) seperti perbekalan orang berkendara. Sementara di sekelilingku hanya ini perbekalanku.

Ada yang berkata, “Waktu itu di sisi Salman al-Farisi ada ijanah, jafnah dan muthaharah. Ijanah adalah becana (bak) tempat dimana air dikumpulkan. Jafnah: tempat mengumpulan makanan dan air. Al-Muthaharah adalah becana (bak) tempat orang mengambil air yang suci.

Anas bin Sirrin berkata, “Anas bin Malik hadir saat Salman al-farisi menemui kematiannya. Ia berkata, “Talqinkan aku dengan La Ilah Illa Allah, mereka tetap mengucapkan itu hingga ajal menjemputnya.”

Abdullah bin Mas’ud:

Ketika Abdullah bin Mas’ud menemui kematiannya, ia memanggil puteranya: “Ya Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, aku ingin berpesan padamu tentang lima hal. Jagalah demi menjalankan pesanku ini. Pertama: Hilangkanlah rasa putus asa dari hadapan orang banyak, sebab demikianlah kaya yang sesungguhnya.

Kedua: Tinggalkan mengemis (untuk kebutuhan hidupmu) dari orang lain, sebab yang demikian itu adalah kemiskinan yang kau datangkan sendiri. Ketiga: Tinggalkan hal-hal yang kau anggap tak berguna. Jangan sekali-kali sengaja kau mendekatinya. Keempat: Jika kau mampu, janganlah sampai terjadi padamu satu hari di mana hari itu lebih tidak lebih baik dari kemarin. Usahakanlah. Kelima: Jika engkau shalat, lakukanlah dengan sungguh-sungguh. Resapi dan renungkan seakan engkau tak akan shalat lagi setelah itu.

by. dakwatuna

Note : maksad teh silih ngemutkeun .. sadaya hidep nu aya dina ieu tulisan teh "Orang-orang Terpilih, Kekasih Allah SWT", bandingkeun jeung urang anu lain sasaha, euweuh sapira na saukur jelma biasa!

.


Puasa Adalah Medium Menjaga Kejujuran

Cara terbaik memaknai ibadah adalah menyakini bahwa bahwa Allah SWT akan memanggil setiap Muslim untuk kembali pada-Nya, kapan saja, dan dimana saja. Karena itu, bisa saja Ramadhan ini merupakan yang terakhir.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Syariah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Surahman Hidayat, kepada Republika.co.id. “Kita harus pertimbangkan umur manusia dalam menyikapi datangnya bulan suci Ramadhan.”

Dikatakan Surahman, tidak ada yang tahu kapan setiap Muslim akan dipanggil sang Pencipta. Keyakinan itu secara otomatis akan memicu setiap Muslim untuk mengoptimalkan datangnya bulan suci Ramadhan dengan mengisi amalan-amalan ibadah yang disarankan.

Menurut Surahman, ibadah puasa merupakan sarana pemantapan spritual dan sosial setiap Muslim. Sebabnya, merupakan hal yang keliru apabila Ramadhan dipandang sama dengan 11 bulan berikutnya. “Kalau kita bersungguh-sungguh menjalankan ibadah puasa akan terlihat manfaat yang diperoleh,” kata dia

Harus diakui, ibadah puasa memberikan tantangan yang tidak mudah bagi setiap Muslim. Akan tetapi, tantangan yang diberikan sesuai dengan kemampuan setiap Muslim dalam menyelesaikannya. Seandainya saja, umat Islam memiliki modal yang kuat berupa keimanan maka umat tidak akan mudah tergoda.

Surahman menjelaskan, modal keimanan tadi membutuhkan perencanaan. Melalui perencanaan itu, umat Islam dapat memposisikan puasa seperti apa. Dengan memposisikan puasa lalu disertai dengan usaha untuk merawatnya maka segala godaan berikut tantangan lain akan terhindar. “Yang dimaksud dengan perawatan itu adalah mengisi puasa dengan ibadah sebanyak mungkin,” kata dia.

Selain ibadah, puasa juga harus diisi dengan makanan yang sehat dan terukur. Maksudnya, kesan balas dendam yang umumnya menerpa sebagian Muslim harus dipinggirkan. Sebab, menurut dia, asupan makanan turut berpengaruh terhadap pelaksanaan ibadah puasa.

“Saya termasuk orang yang khawatir soal asupan makanan. Kenyang sedikit saja, melahirkan rasa malas untuk tarawih dan tadarus,” kata dia. Karena itu, di saat berbuka ia hanya mengkonsumsi apa yang diteladankan Nabi Muhammad SAW seperti air putih, kurma atau buah-buahan. Selesai berbuka, menyegerakan shalat Magrib lalu makan sedang. “Makan berat hanya pada sahur saja,” kata dia.

Berkat pola makan demikian, rasa kantuk tidak akan menyerang. Belum lagi, sikap malas yang menyusul kemudian. Sebabnya, kata dia, ketika berbuka umat harus memperhatikan sifat keutamaan dari makan dan minum yang masuk ke dalam tubuh. “Apakah dengan makan dan minum berlebihan memiliki keutamaan, tentu saja tidak,” kata dia.

Lantaran itu, ungkap Surahman, Nabi SAW sudah memperingatkan umatnya untuk menerapkan pola sepertiga dalam menjalankan ibadah puasa. Sepertiga yang dimaksud, sepertiga makan dan minum, sepertiga ibadah dan sepertiga nafas. ” Kalau hanya mengikuti hawa nafsu tidak ada manfaatnya,” ungkap dia.

Momentum Kejujuran

Satu hal yang begitu mengena bagi Surahman terkait datangnya bulan suci ramadhan. Hal tersebut adalah kejujuran. Menurut dia, prilaku jujur di Indonesia boleh dibilang mengkhawatirkan. “Satu hal yang penting dari ibadah puasa adalah menjaga kejujuran,” kata dia.

Dikatakan Surahman, kejujuran tengah menjadi barang langka. Kelangkaan itu terlihat dari banyaknya tindak korupsi yang merajalela. Urgensi kehadiran puasa mendadak penting guna melawan arus ketidakjujuran yang boleh dikatakan tidak terbendung.

“Adalah hal yang wajar bagi bangsa Indonesia, utamanya umat Islam untuk menjadikan momentum memberangus korupsi di tanah air dengan mengangkat kejujuran sebagai ujung tombak,” kata dia.

Karena itu, Surahman mengingatkan kepada umat Islam, makna puasa harus ditanamkan betul. Apalagi, ada keyakinan dalam agama Islam bahwa selama ramadhan, setan dan iblis dirantai sehingga tidak mengganggu manusia dalam menjalankan ibadah puasa.

“Momentumnya sudah pas. Kini, kembali kepada kita, sebagai umat Islam apakah momentum puasa bisa dimanfaatkan secara optimal,” kata dia.

by Johar Arif/Agung Sasongko/RoL


Welcome - Introduce of Maicih ..

#maicih berdiri pada pertengahan tahun 2010 di Bandung tepatnya tanggal 29 Juni. Didirikan oleh pria kelahiran 29 September 1987 bernama Reza Nurhilman yang akrab disapa AXL29.

Awalnya Axl memiliki ide untuk bergerak di bidang pangan dan memasarkan #maicih lewat door-to-door dan mouth-to-mouth untuk memperkenalkan pada saudara dan teman terdekat. Setelah 2 bulan berjalan Axl menemukan cara yang unik untuk memasarkan #maicih lewat twitter dan chatting bersama orang-orang. Ternyata kekuatan twitter sangat kuat dan orang-orang mulai memperbincangkan #maicih.

Mulai membentuk sistem jendral (distributor) #maicih yang dipakai sampai sekarang lalu terbentuk account @infomaicih yang awalnya dibuat oleh #icihers untuk mengetahui keberadaan produk #maicih, namun #icihers tersebut lama kelamaan menjadi sangat cooperative dan menjadi sarana bagi #icihers lain agar lebih mudah untuk mendapatkan produk #maicih dan memperlancar jendral berjualan dengan memberikan info-info terkini seputaran #maicih termasuk jadwal “gentayangan” para jendral #maicih.


Maicih Maicih Maicih bacot lo cil..


eits sante dulu dong braw, gue mau nge post sesuatu makanan ringan dari Indonesia aseli dari Bandung. ini adalah kripik tapi bukan kripik biasa, elo elo kalo makan ini pasti makjeger boom boom pow rasanya pengen bawa minum segalon kemana-mana. aseli enak abis!rasanya cukup waw.. jebakan betmen banget yeah sial.

Maicih ini emang tempatnya suka ngga tepat jadi semacam mobil jualan itu loh jadi kalo sekali disini besoknya pindah kadang pindahnya juga ngga kira-kira. biar tau informasi informasi penjualannya terus lo emang ngebet pengen banget nget nget nget coba deh follow@infomaicih jangan pelit-pelit follow-nya ikhlasin laah ehehe.. itu twitter asli yang jualan kripik sadap maicih ya jangan salah follow.


Itu cover dari bungkus keripik maicih ya,jadi kalo lo beli yang ngga ada cover maicih berarti itu cupaw alias kw kaga ori.


Maicih ada 3 macem : Keripik biasa,Seblak (pedes mayan), Gurilem (pedes sadap)

Buat yang tadinya ngga ngeh apa itu maicih sekarang lo tau kan maicih itu apaan ? well, kalo elo emang ngaku dan berani nyoba yang namanya keripik super duper sadap dari maicih lo cobain deh tuh Gurilem, dan kalo emang lo nge-fans berat dan udah terbiasa makan maicih terus ngga bosen-bosen untuk memasukinnya kedalam perut lo, jadi deh lo #icihers fansnya maicih.

ternyata ngga cuman orang aja punya fans, makanan juga brew ada sebutannya pula widiw gahoel yea -_-"

so, kalo lo masih mau tau lebih lanjut gimana ekspresi muka orang yang nyobain ini keripik super sadap nih : Maicih Road To Bukan Empat Mata


gimana? penasaran kan ? langsung aja follow tuh @infomaicih jangan yang lain okay! selamat bericih-icih :p


Maicih Bikin Tericih-icih

Di jagat twitter belakangan lagi rame soal Maicih. Dia bukan selebritis, politisi apalagi anak alay. Tapi yang jelas dia hanya ikon, seorang nenek-nenek pastinya. Dari namanya pastinya Maicih berdarah Sunda.

Tapi bukan sosoknya yang akan saya ceritakan. Maicih sendiri adalah sebuah brand, tepatnya merk dagang kudapan alias snack rakyat dari Bandung sana. Apa hebatnya sampai saya perlu memposting soal brand seperti Maicih? Mungkin ada yang beranggapan namanya kok terdengar agak ‘ngampung’ gitu. Kok gak dibikin biar terdengar berkelas dan mengglobal macam JCo, Sour Sally atau Kebab Baba Rafi?

Soal nama biarlah jadi rahasia si pemilik brand, yang jelas merk ini sesuai dengan barang dagangannya yang menjajakan kudapan rakyat macam kripik dan kerupuk gurilem. Sebenarnya dagangan Maicih bukan sesuatu item produk yang baru. Kripik dari jaman rekiplik sudah ada di seluruh dunia. Bahkan kini kripik singkong, misalnya naik pangkat. Dari yang semula hanya ada di kaki lima, kini banyak diproduksi perushaan snack besar.

Kekhasan produk Maicih tak lain dari rasanya yang pedas. Untuk membedakan dengan produk sejenis, Maicih diberi tingkat kepedasan atau level, mulai dari 1 yang pedasnya biasa hingga level 10 yang super edun pedasnya. Konon dari ke-10 level, hanya level 3 dan 5 yang paling disuka pelanggan. Sementara level 10 hanya sesekali dikeluarkan dan dilabeli sebagai limited edition. Unik kan.

Pemasaran produk ini berbeda dengan kudapan unik kota Bandung lainnya. Calon pelanggan hanya bisa mengetahui dimana Maicih gentayangan tiap harinya melalui situs microblogging Twitter. Tiap hari @InfoMaicih akan memberi kabar di mana produk Maicih bisa didapatkan.

Tim pemasaran Maicih yang disebut sebagai Jenderal, akan menjual produk Maicih di lokasi-lokasi tertentu. Mulai dari kampus, kantor atau tempat keramaian lainnya. Pendek kata, tak ada yang abadi sebagai tempat membeli produk Maicih. Mereka selalu mobile sesuai posisi para jenderal.

Untuk menjadi jenderalnya Maicih pastinya ada seleksi khusus. Selain diinterviu, calon jenderal juga diwajibkan akrab dengan social media seperti twitter. Dan tentunya punya gadget agar selalu update perkembangan Maicih.

Cara pemasaran yang cukup unik ini terbukti mendongkrak nama Maicih di jagat twitter. Banyak yang penasaran seperti apa produk Maicih gara-gara membaca kicauan pengguna Twitter yang bersliweran tiap saat. Dan biasanya mereka yang sudah merasakan kripik setan Maicih pastinya bakal tericih-icih alias kepedasan.

Dan puncak ketenaran Maicih adalah saat produk ini ikutan nangkring di program Provocative Proaktif-nya @Pandji di Metro Tv. Produk ini kemudian diburu. Dan jika sudah berhasil membeli, biasanya para Icihers (sebutan bagi Icih lovers) bakal memajang foto bersama produk hasil buruannya di twitter. Ada nuansa petualangan sepertinya ditawarkan oleh Maicih.

Kesuksesan Maicih selain dipasarkan dengan cara tak biasa, yakni melalui jaringan twitter dan para jenderal, juga karena mengemas produknya secara berbeda. Selama ini seingat saya belum pernah ada snack yang menawarkan tingkat (level) kepedasan yang beragam seperti yang ditawarkan Maicih.

Keberhasilan Maicih juga saya kira lantaran tim di balik layarnya berhasil mengawinkan produk lokal yang jadul dengan unsur kekinian (teknologi informasi, twitter). Mereka sukses mempraktekkan “think locally act globally”. Berpikir produk lokal dengan cara global.

Setelah tenar dan membuat demam, konon produk Maicih kini mulai ditiru para pesaingnya. Namun sejauh ini para follower Maicih belum menggunakan cara pemasaran seperti yang digunakan Maicih di twitter.



WASPADA !!!

Hati-hati produk Maicih hanya dijual di Jendral dan tempat yang diinfokan melalui twitter @infomaicih PERHATIAN: Hati-hati terhadap oknum-oknum yang menawarkan untuk menjadi Jendral atau Tim Jendral. Rekrutmen Jendral Dan Tim Jendral resmi hanya melalui Akademi Jendral Maicih Terimakasih atas perhatiannya. Maicih Management

The World Its Mine