Selasa, 26 September 2017

Properti TOD Diprediksi Bakal Jadi Primadona ..

Rusun Stasiun Tanjung Barat.

Pengembangan kawasan transit oriented development ( TOD) dalam beberapa waktu ke depan diperkirakan bakal menjadi primadona.

Kemudahan akses transportasi menjadi penawaran paling menarik, khususnya bagi mereka yang bekerja di kota besar.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, selama ini banyak masyarakat kelas menengah yang kerja di kota besar, memilih membeli rumah di kawasan pinggiran yang harganya terjangkau. 

Namun belakangan, ketika rumah tersebut telah ditempati, tak jarang mereka justru mengeluh karena lokasinya yang jauh dari tempat kerja.

"Masyarakat (seakan) terjebak, dia beli rumah harga Rp 300 jutaan, tapi ketika dia beli, dia sudah cicil, sudah tinggal di sana, lho kok saya malah harus bayar ongkos lebih mahal? Belum lagi kalau harus ke Jakarta sama saja jaraknya. Jadi ujung-ujungnya mereka balik lagi ke Jakarta, kos lagi," ujar Ali saat BTN Golden Property Award 2017, Senin (11/9/2017).

Dia mengatakan, pemerintah semestinya dapat menangkap tingginya angka kebutuhan rumah, terutama bagi masyarakat yang bekerja di kota besar. Pasalnya, minimnya lahan membuat harga hunian semakin melambung tinggi.

Dengan demikian, perlu adanya mekanisme pengembangan kawasan hunian yang dapat memudahkan masyarakat dalam menjangkau hunian dan lokasi kerja.

"Dan sekarang mulailah, jangan sampai terlambat karena (harga) tanah-tanah Jakarta semakin tinggi pemerintah harus sigap, tanah-tanah BUMN harus diamankan dan dibangun TOD," kata Ali.
Saat ini sejumlah proyek infrastruktur penunjang kawasan TOD, seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT), tengah dibangun. 

Guna mengantisipasi melonjaknya harga tanah, maka pemerintah perlu mengambil langkah mengamankan lahan-lahan yang berada di jalur transportasi tersebut untuk kemudiam dikembangkan menjadi kawasan TOD.

"Ketika 2019 semua infrastruktur, LRT dan MRT itu sudah jadi, maka semua TOD juga harus sudah jadi," tuntasnya.


Penulis : Dani Prabowo
Editor   : Hilda B Alexander


Begini Idealnya Wajah Kota Masa Depan ..

Ilustrasi kota masa depan

Masa depan adalah misteri. Begitulah pepatah klasik yang tak lekang zaman. Tugas insan manusia adalah bagaimana bersiap menghadapi masa depan tersebut.

Begitu juga dalam hal penataan suatu kota. Tak bisa instan. Upaya perencanaan saat ini akan berdampak pada masa mendatang, entah hitungan bulan, tahun, maupun abad.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Realestat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata memiliki pandangan tersendiri mengenai idealnya sebuah kota masa depan tersebut.

Menurut pria yang karib disapa Eman itu, kota masa depan adalah kota yang direncanakan sedini mungkin, sehingga tetap bisa dinikmati dengan baik oleh anak cucu generasi mendatang.

“Bisa 100 atau 200 tahun, peradaban kan berjalan terus. Nah, kota-kota yang ada sekarang harus dirancang siap ekspansi,” ujar Eman dalam sesi wawancara khusus dengan KompasProperti, Senin (18/9/2017).

Ia menuturkan, kota-kota di Indonesia perlu mengejar ketertinggalan dari negara lain dalam hal pembangunan kota. Dengan Singapura, misalnya. Negara tetangga itu kata Eman, memiliki keunggulan dalam hal penggunaan tanah secara efisien.

Kota-kota masa depan harus dirancang secara pintar demi terciptanya gaya hidup yang efektif dan efisien.

“Pelajaran yang bisa kita petik dari Singapura adalah semua huniannya vertikal, lebih efisien. Di kita (Indonesia), penduduknya besar dan tanahnya tidak banyak-banyak amat, sehingga harusnya jadi vertikal semua,” tuturnya.

Efisiensi penggunaan tanah itu dipandang berguna agar proporsi lahan terbuka hijau tetap terjaga. Ia juga mencontohkan kota Tokyo, Jepang, yang mana penduduknya padat namun terpusat pada satu titik. Di luar titik kepadatan itu, masih tersedia lahan hijau yang luas.

Future city (kota masa depan) juga terkait bagaimana kita menata ruang hijau. Kita semua butuh oksigen. Jadi, jangan sampai manusianya banyak, tetapi ruang terbukanya kecil. Bisa sesak,” ujar lulusan Institut Teknologi Bandung itu.

Lebih lanjut, Eman mengatakan, langkah pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur sudah tepat. Itu dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari segi infrastruktur. Hanya saja, ia menekankan, pemerintah perlu merancangnya untuk kebutuhan jangka panjang.

“Mungkin bangun jalan tol lebarnya tidak lagi 50-60 meter, tetapi 100 meter. Seperti misalnya di Tol Jagorawi, sisi-sisi jalannya kan bisa di-extend untuk LRT,” imbuhnya.
Lantas, siapakah yang harus merancang kota masa depan tersebut?

Menurut dia, pemerintah tak dapat bekerja sendiri untuk menyiapkan suatu kota masa depan. Dibutuhkan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mewujudkannya, misalnya pihak swasta.

“Karena kebutuhan suatu kota itu banyak sekali. Pemerintah membangun infrastruktur utama dan itu sudah jalan yang tepat. Hanya saja, infrastruktur utama bukan hanya jalan, ambil contoh Trans Sumatera. Baiknya jangan hanya tol, tetapi bisa untuk kereta api. Ada ruangnya dahulu, meskipun tidak dibangun sekarang,” paparnya.

Ke depannya, imbuh Eman, kota-kota di dunia juga akan menuju sebuah kota cerdas (smart city). Hal itu menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah kota di seluruh Indonesia.

“Bicara kota cerdas, bicara juga redistribusi penduduk. Saat ini, penduduk masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, itu harus didistribusikan ke pulau lainnya. Bisa mulai dikembangkan sentra-sentra baru di luar Jakarta,” tuntas Eman.

Penulis : Haris Prahara
Editor   : Sri Noviyanti




Teknologi “Tempe Cepat”, Solusi Bagi Pengrajin Tempe ..

Pengrajin Tempe



Harga bahan baku tempe yang mahal dan harus impor menjadi kendala yang dihadapi pengrajin tempe saat ini. Selain itu, perkembangan penduduk kota yang pesat mengubah tata kota dan membuat tempat pengrajin tempe untuk berproduksi menjadi lebih sempit. Masalah limbah buangan khususnya air bekas perendaman pada proses pengasaman yang berbusa dan cukup menyengat juga menjadi masalah lingkungan tersendiri. Belum lagi keterbatasan air bersih untuk pencucian kedelai setelah perendaman.

Harga air bersih di perkotaan juga cukup mahal juga berdampak pada pengrajin tempe di wilayah perkotaan. Hal ini perlu solusi untuk menekan biaya produksi sehingga harga jual tempe tetap terjangkau masyarakat umum.

Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Insitut Pertanian Bogor (IPB), Prof  Dr  Ir  C  Hanny Wijaya MAgr  melakukan inovasi teknologi tepat guna yang dapat mempercepat proses pembuatan tempe sehingga dapat menghemat biaya. Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan mutu tempe yang kurang konstan, jika dilakukan dengan metode tradisional.

Prof Hanny mengatakan, “Tempe Cepat” merupakan tempe yang dibuat dengan pengasaman kimiawi menggunakan Glucono Delta-Lactone (GDL) guna mereduksi lama pengasaman kedelai. Teknologi Tempe Cepat memiliki kelebihan  ramah lingkungan karena hemat air dan mengurangi limbah air rendaman serta mempercepat proses pembuatan tempe.

Selain itu, tempe yang dihasilkan memiliki mutu dan cita rasanya yang lebih stabil. “Keunggulan yang ada pada teknologi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi permasalah mutu, lingkungan dan ekonomi yang dihadapi para pengrajin tempe yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia,” ujar Prof Hanny dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (25/9).

Menurut Prof  Hanny, teknologi ini juga bisa menjadi solusi alternatif bagi pemerintah daerah maupun lembaga pengatur Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan lingkungan hidup dalam menjalankan perannya sebagai penentu kebijakan dan lembaga pelayanan publik.
Teknologi Tempe Cepat yang dikembangkan Prof. Hanny dan timnya ini masuk sebagai salah satu inovasi terpilih sebagai 100 Inovasi Indonesia pada tahun 2008  Kemenristek dan Business Innovation Center.

“Teknologi yang dikembangkan saat ini difokuskan pada tahapan pengasaman. Pengasaman kedelai dalam pembuatan tempe memberikan kontribusi terhadap keamanan dan penerimaan tempe yang dihasilkan,” katanya.

Kanselir Jerman Seru Eropa Pelajari Peradaban Islam ..

Dalam kunjungannya ke Doha, Qatar, Jumat (28/5) waktu setempat, Kanselir Jerman, Angela Merkel membuat pernyataan penting soal Islam. Dia menyeru bangsa Eropa untuk mempelajari peradaban Islam. Dia katakan bahwa sejarah dan cara pandang bangsa Eropa bukanlah tertulis di batu.

"Terkadang, kami di Eropa lupa bahwa dalam beberapa abad, dunia Arab berada jauh di depan kita dalam bisa sains dan seni," ujar dia di Museum Seni Islam Doha. Setelah dari Doha, dia akan melanjutkan perjalanan ke Bahrain. Dalam banyak hal, dia menilai, kebanyakan bangsa Eropa tidak cukup mengetahui sejarah dan peradaban Islam.

Dia menilai bahwa toleransi beragama dan kebebasan berpendapat adalah hal yang penting dan saling terkait. "Kami memerlukan respek atas perbedaan persepsi dan nilai-nilai," ungkap dia. Merkel juga menambahkan bahwa beberapa tokoh Muslim saat ini menjadi sosok yang berpengaruh di masyarakat Jerman. Termasuk, kata dia, satu pemain Muslim yang ikut memperkuat Timnas Jerman di Piala Dunia 2010.

Saat ini, Merkel yang didukung partainya, Christian Democratic Union (CDU)lebih komunikatif terhadap dunia Islam, dan sekitar 5 persen penduduk Jerman yang bergama Islam. Namun demikian, partainya hingga saat ini masih menolak Turki masuk keanggotaan Uni Eropa. CDU menilai bahwa Uni Eropa harus menjalankan kebijakannya berdasar nilai-nilai Kristen.

Rekam Jejak Sumbangan Islam untuk Peradaban ..

Coba kita bayangkan bagaimana kita menuliskan hasil penjumlahan angka 9 dan 11 jika tidak pernah ditemukan angka 0 (nol). Kita tidak mungkin menuliskan 20 tanpa ada angka 0. Tanpa angka 0, revolusi digital juga mustahil terjadi. Tapi tahukah kita bahwa angka 0 yang ada hingga saat ini ditemukan oleh ilmuwan Islam.

Tak hanya itu, ilmuwan Islam dalam bidang matematika juga telah banyak memberikan sumbangan pada bidang aritmetika, geometri, kalkulus, dan trigonometri. JJ O'Conner dan EF Robertson dalam Mactutor History mengatakan, "Kami (Barat) berutang terhadap matematika Islam." Menurut mereka, begitu banyak ide-ide brilian yang berkembang dalam bidang matematika Eropa pada abad ke 16, 17, dan 18 ternyata merupakan hasil pemikiran ahli matematika Islam.

Sudah sejak dulu, ilmuwan Islam berkiprah di dunia lewat penemuan-penemuannya yang spektakuler. Mungkin saja kita yang saat ini telah terbuai oleh teknologi yang berasal dari Barat, selalu berasumsi bahwa semua teknologi berasal dari Barat. Padahal tidak demikian.

Tulisan-tulisan dalam buku ini bercerita soal kiprah ilmuwan Islam di dunia kedokteran, farmasi, astronomi, matematika, kamera obscura, komputer analog, kedirgantaraan, industri tekstil, dan yang lain. Buku ini menjelaskan kepada kita bahwa ternyata Islam pernah mencapai kejayaan dengan pencapaian-pencapaian yang luar biasa dalam dunia keilmuan maupun dunia industri.

Naskah dalam buku ini merekam sejarah perjalanan ilmuwan Islam yang berperan sangat penting dalam kehidupan manusia. Kekhalifahan Islam yang sempat berjaya di abad pertengahan telah memberi sumbangsih yang sangat tak ternilai bagi peradaban modern. Boleh jadi, tanpa kontribusi dan pemimpin, ilmuwan dan cendekiawan Muslim di era itu, dunia tak akan mengalami lompatan kemajuan seperti saat ini.

Sayangnya, kontribusi penting peradaban Islam di berbagai bidang itu seakan sengaja dilupakan. Akibatnya anak-anak muda Muslim pun lebih mengagumi ilmuwan Barat. Padahal, jauh sebelum Barat menguasai peradaban, Islam lah yang menguasai dunia. Kurikulum pendidikan di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia ini seakan tak pernah mengenalkan sejarah dan kegemilangan yang pernah ditorehkan umat Islam. Guna membangkitkan kesadaran akan besarnya kontribusi ilmuwan Islam bagi peradaban manusia itulah buku ini hadir.

Judul       : Khazanah, Menelisik Warisan Peradaban Islam dari Apotek Hingga Komputer
                 Analog
Penulis     : Heri Ruslan

Doa Bisa Mengubah Ketetapan Allah ..

Berdoa kepada Allah.

Doa bagi senjata bagi orang beriman. Doa juga merupakan intisari ibadah. Saat segenap upaya telah kita maksimalkan, kala kondisi semakin menghimpit, doa menjadi kekuatan. Ketika kepasrahan total lewat munajat kepada Allah SWT hadir, saat itulah kita sedang menunjukkan diri sebagai makhluk yang sangat lemah.

Rektor Institut Ilmu Qur'an (IIQ) Prof Dr Akhsin Sakho mengatakan inti sari ibadah dan membutuhkan kekuatan Allah SWT adalah makna doa. "Doalah yang dapat merubah qada dan qadar yang bersifat mualaq,” ujar dia.

Akhsin mencontohkan sesorang yang divonis berumur pendek, karena terus memanjatkan doa dengan sungguh-sungguh bisa mendapatkan umur panjang. Namun begitu semua ketetapan tetap dikembalikan kepada Allah SWT.

Tugas manusia hanya berikhtiar mendapatkan hasil dan menyempurnakan dengan doa."Keduanya harus berjalan dengan seimbang dilakukan oleh umat Muslim," ujarnya.

Doa telah ada sejak zaman Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW. Setiap nabi memiliki doa yang berbeda-beda. Doa-doa para nabi jelas tertulis dalam Alquran dan dapat diamalkan oleh umat Muslim.“Doa para nabi memiliki keampuhan luar biasa karena selalu dikabulkan oleh Allah SWT,” kata dia.

Seperti doa Nabi Adam yang memohon untuk diampuni dosa-dosanya, doa nabi Nuh yang memohon untuk mengazab umatnya yang kafir, doa Nabi Musa untuk memiskinkan Firaun, doa Nabi Ibrahim yang meminta keturunan saleh dan doa-doa Nabi Muhammad SAW saat Perang Badar.

Syarat Agar Doa Terkabul ..

Berdoa di Masjid

Setiap Muslim yang berdoa pasti ingin agar hajatnya terkabul. Namun ada beberapa prasyarat agar doanya tersebut bisa diijabah oleh Allah SWT.

Imam Besar Masjid Istiqlal KH Ali Mustafa Yaqub mengatakan syarat mutlak terkabulnya doa adalah umat Muslim tidak mengonsumsi hal-hal yang diharamkan.

Dengan berdoa, umat Islam menunjukkan kelemahannya dihadapan Allah SWT. Doa yang paling baik, terang Kiai Ali dilakukan ketika selesai shalat fardhu dan di pertengahan malam.

Pimpinan Pondok Pesantren an-Nurmaniyah, Ustazah Nurma Nugraha menambahkan seseorang harus yakin doa yang dipanjatkan akan dikabulkan Allah SWT. Selain itu sebagai adab saat berdoa hendaknya dengan suara yang lemah lembut dihadapan Allah SWT.

Setiap Muslim yang berbicara hendaknya diiringi sebuah doa. “Seperti anak yang meminta izin berangkat sekolah, terselip doa dari orang tuanya pada si anak saat menjawab izin tersebut,”ujar dia.

Ustazah Nurma mengingatkan bagi umat Islam untuk tidak bosan memanjatkan doa. Karena doa akan terjawab dengan tiga cara, pertama akan langsung diijabah sesuai dengan yang diminta, diganti dengan hal yang lain atau pengampunan dosa, dan diundur hingga hari kiamat diganti dengan hadiah yang lebih besar dari Allah SWT.

Doa tak Mesti Berbahasa Arab ..

Berdoa

Doa merupakan kekuatan seorang Mukmin. Setiap keinginan yang diucapkan merupakan doa. Namun bukan berarti setiap ucapan adalah doa.

Hal itu ditekankan Rektor Institut Ilmu Qur'an (IIQ) Prof Dr Akhsain Sakho kepada ROL pekan lalu. Menurut Prof Akhsin, berdoa bisa menggunakan bahasa apa saja.

Meskipun banyak doa mustajab menggunakan bahasa arab, tetapi menurut Akhsin tidak harus setiap Muslim menggunakan bahasa arab dalam berdoa.

“Nabi yang menggunakan bahasa arab hanya Muhammad SAW, doa nabi-nabi lain hanya dibahasa arabkan melalui Alquran,” ujar dia.

Jika hajat yang dipanjatkan tak kunjung terkabul, Akhsin menyebut tak semua doa dikabulkan. Doa tersebut bisa saja diganti dengan hal lain atau dipenuhi kelak di akhirat. Disamping itu ada adab yang harus dipenuhi.

Diantaranya didahulukan dengan mengucapkan pujian pada Allah SWT, lalu mengucapkan shalawat Nabi Muhammad SAW, setelah itu panjatkan doa yang diinginkan. “Umat Muslim jangan selalu meminta hal-hal duniawi,” ujar dia.

Kiat Khusyuk dalam Shalat ..

Shalat

Shalat merupakan perintah wajib yang menjadi amalan pertama saat dihisab. Karenanya, saat mendirikan shalat kita harus benar-benar khusyuk. Tetapi terkadang sulit bagi kita mencapai kekhusyukan tersebut.

Sebagai manusia biasa kita dipenuhi oleh segala aktivitas dan masalah kehidupan yang pastinya banyak menyita waktu dan juga pikiran. Dan masalah tersebut sering terbawa saat hendak sholat membuat ibadah kita menjadi kurang khusyuk.

Dalam buku Sehat Tanpa Obat yang dituls oleh DR, H. Brilianto M. Soenarwo dan KH. Muhammad Rusli Amin, MA, dijelaskan terdapat kiat-kiat agar sholat menjadi khusyuk sebagaimana para ulama menyebutkannya,

1. Menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara total, saat kita shalat sikap pasarh, berserah diri, secara total sudah sewajarnya kita lakukan. Menumbuhkan kesadaran, betapa kita memerlukan bantuan dan pertolongan dari-Nya. Segala yang terjadi dalam kehidupan kita merupakan kehendak dari-Nya.

2. Merasa sebagai makhluk paling hina di alam semesta, ketika kita shalat terkadang kita masih membawa jabatan dunia. Merasa bahwa dirinya harus dihormati karen ajabatan yang dia miliki. Rasa seperti inilah yang harus dihapus saat mendirikan sholat. Bahkan kita harus merasa sebgai makhluk yang paling hina dihadapan-Nya.

3. Mengharap Rahmat dan Kasih Sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala, ketika sholat sudah selayaknya mengantarkan kita pada fase “kefakiran”. Saat shalat kita sedang berhadapan dengan Allah yang memiliki atas segalanya. Maka memintalah rahmat dan kasih sayang dari-Nya.

4. Takut akan keras dan pedihnya azab Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas dosa-dosa kita, sepeti yang tercermin pada kulit Ali bin Al-Hasan yang menjadi pucat pasi karena takut  saat hendak sholat. Rasa takut tersebut harus kita munculkan, ingat kita ini adalah makhluk pendosa, yang banyak berbuat khilaf dan dosa. Bayangkan kepedihan akan azab dari dosa kita selama ini.

5. Membayangkan nikmatnya Surga, selain membayangkan azab dari dosa, kita juga perlu membayangkan akan nikmatnya surge. Dengan begitu akan menimbulkan harapan dan optimism di dalam hati kita, dan akan mendorong kita memperbanyak amalan yang nantinya akan mengantarkan kita ke surga.

6. Mendambakan kebahagian melihat “Wajah” Allah Subhanahu Wa Ta’ala di akhirat nanti, tidak ada kebahagian bagi seorang hamba yang melebihi kebahagian dapat melihat “Wajah” Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena Allah sunggh-sungguh akan memperlihatkan “Dirinya” kepada hamba-hamba-Nya yang dirahmati.

Semakin Banyak Pekerjaan Manusia Akan Diambil Alih Robot di Masa Depan ..

-

Keberadaan teknologi yang semakin canggih layaknya dua sisi mata uang. Sisi yang satu berhasil memudahkan kehidupan manusia, sisi lainnya mempersempit lapangan kerja manusia.

Contohnya saja seperti saat ini. Mesin-mesin canggih dan roboh sudah dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia dengan baik. Dina Kosasih, Senior Customer Success Manager Kata.ai mengungkap, ke depan banyak pekerjaan manusia yang akan hilang.

Peran manusia digantikan oleh mesin atau robot. Bahkan, menurut sebuah hasil survei di Amerika Serikat (AS), ada 50 persen pekerjaan manusia siap digantikan mesin.

"Industri bukan lagi padat karya tetapi padat teknologi. Di industri perbankan misalnya, posisi customer service bisa digantikan dengan robot yang mengadopsi teknolgi kecerdasan buatan (artificial intelligence). Di bidang manufaktur, fungsi bagian pemeliharaan (maintenance) juga bisa hilang," ungkapnya di Social Media Week 2017.

Ia menambahkan, di masa depan beberapa posisi yang sangat memungkinkan diganti oleh robot yaitu perencanaan anggaran, general affair, dan posisi pengantar pesan atau makanan (delivery service).
Robot yang mengadopsi kecerdasan buatan, kata Dina,  tidak hanya bisa melakukan satu hal saja. Mereka bisa mempelajari hal-hal baru hanya dengan melihat video panduan. "Bahkan, robot juga bisa menggantikan peran koki," tambahnya.

Bagaimana dengan Indonesia? Kebijakan pemerintah yang lebih mendukung pengembangan industri padat karya dan ketergantungan penerimaan pajak memang akan membuat penerapan kecerdasan buatan lebih lambat. Namun, karena lebih efisien dari sisi bisnis, pemilik usaha tentu tidak akan tutup mata akan keberadaan teknologi tersebut.

"Bukan menakuti-nakuti. Sebaiknya mulai mempersiapkan diri dan membuka cara pandang baru. Mulailah dengan menambah pengetahuan dan keterampilan baru," ujar Dina.

Jangan Ambil Hikmah, Ciptakan Hikmah ..

M. Fadli Immanuddin  

Penulis : Hasanudin Abdurakhman
Editor   : Wisnubrata
 
Seseorang mengalami hal buruk. Ia menerima nasihat,”Ambil saja hikmahnya. Tuhan pasti menyiapkan hikmah untuk kamu.” Tuhan digambarkan sebagai sosok yang “usil”. Ada orang yang sudah baik, diberi cobaan dengan hal-hal buruk. Kalau ia tetap beriman, maka Tuhan akan memberinya ganjaran berupa hal-hal baik. Kalau ia berbalik jadi ingkar, maka berarti selama ini imannya lemah. Maka ia akan disiksa.

Bukankah Tuhan itu Maha Tahu, sehingga Dia juga seharusnya tahu berapa kadar iman seseorang, sehingga Dia tidak perlu menguji orang untuk menelanjangi kadar imannya? Bukankah Tuhan itu Maha Pengasih, sehingga Ia tidak perlu mendatangkan hal-hal buruk dulu untuk menghadiahi manusia dengan hal-hal baik? Jawaban klise yang sering kita dengar,”Kamu tidak paham tentang Tuhan. Ia adalah misteri, semua ini misteri Tuhan.”

Ya, saya tidak tahu soal kehendak Tuhan. Tapi tidak cuma saya, kamu juga. Kamu juga tidak tahu. Kamu tidak tahu soal kejadian buruk yang menimpa seseorang itu azab atau teguran. Kamu tidak tahu sama sekali apa maksud kejadian itu, apakah memang kehendak Tuhan atau akibat kesalahan seseorang. Kamu hanya merasa tahu. Sok tahu!

Jadi bagaimana? Karena wilayah kehendak Tuhan adalah wilayah yang tidak kita ketahui dengan pasti, maka jangan habiskan waktu dan tenaga untuk berkutat di wilayah itu. Lihat masalah dengan sudut pandang yang lebih baik. Prinsipnya: Jangan ambil hikmah, ciptakan hikmah!

Mari pikirkan contoh sederhana. Ada nyamuk, yang tidak sekadar menjengkelkan, tapi juga menyebarkan penyakit bebahaya. Mungkin ada yang bertanya, untuk apa Tuhan ciptakan nyamuk? Kalau tidak ada nyamuk, kita tidak akan sakit demam berdarah, bukan?

Tapi mari lihat dari sisi lain. Karena ada nyamuk yang menyebar penyakit, ada dokter yang mendapat pekerjaan mengobati. Ada pula pembuat obat yang sampai bisa membuat perusahaan, yang menggaji banyak orang. Lalu ada juga perusahaan pembuat racun serangga. Ada begitu banyak orang yang diuntungkan oleh adanya nyamuk. Itulah hikmah diciptakannya nyamuk oleh Tuhan.

Tapi apakah benar itu tujuan Tuhan menciptakan nyamuk? Kita tidak tahu. Penjelasan di atas adalah hasil pemikiran manusia, bukan penjelasan Tuhan. Jadi kebenarannya terbatas pada tingkat kebenaran pemikiran manusia, bukan kebenaran mutlak. Jadi, apa tujuan Tuhan menciptakan nyamuk? Kita tidak tahu, dan tidak perlu tahu. Tapi bagaimana dengan hikmah di atas?

Hikmah di atas adalah produk usaha manusia. Yang bisa menikmatinya adalah yang mengusahakannya. Nyamuk itu sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu. Selama puluhan ribu tahun manusia hanya mendapat gangguannya. Manusia baru mendapatkan hikmahnya setelah ia berpikir dan bertindak. Itupun tak semua menikmatinya. Yang menikmatinya hanyalah yang berpikir dan bertindak. Jutaan manusia lain hanya bisa mengeluh dan menderita atas gangguan nyamuk.

Begitulah. Hikmah tidak datang begitu saja. Jadi jangan menunggu. Perintahnya memang ambil saja hikmahnya. Tapi pada prakteknya, hikmah itu tidak diambil, tapi ditunggu. Menunggu adanya hal baik yang dikirim Tuhan, setelah kejadian-kejadian buruk. Atau dicocok-cocokkan. Dicari-cari kecocokannya. Kalau tidak ada, mesti menunggu dan mencari lagi. Mungkin karena imanmu kurang. Begitu seterusnya.

Jangan ambil hikmah pada kejadian buruk. Tidak ada hikmah pada kejadian buruk itu. Hikmah ada pada sikap kita terhadapnya. Dalam hal nyamuk tadi, hikmah dihasilkan oleh orang-orang yang berpikir dan bertindak. Bukan oleh nyamuk.

Saya jadi teringat pada cerita Muhamad Fadli, seorang pembalap paracycling. Ia tadinya seorang pembalap motor. Suatu hari kecelakaan di sirkuit membuat Fadli kehilangan kaki. Apa hikmah kecelakaan itu? Tidak ada. Risiko kecelakaan di sirkuit sudah ada sejak sebelum Fadli lahir. Ia mengambil risiko itu dengan memilih profesi pembalap motor.

Hikmahnya ada pada pilihan Fadli. Setelah kehilangan kaki, ia punya banyak pilihan. Ia bisa menyerah dan merintih, sambil berharap belas kasih orang. Ia bisa memulai “profesi” baru sebagai pengemis. Atau, ia bisa pula berhenti jadi pembalap, bekerja di perusahaan, kalau ada yang mau merekrutnya. Atau bunuh diri.

Pilihan yang diambil Fadli mencengangkan. Ia tidak merasa kehilangan kaki itu adalah penghalang untuk tetap jadi pembalap. Ia hanya perlu mengganti kendaraannya saja. Ia mulai berlatih jadi pembalap sepeda, dengan bantuan kaki palsu. Maka ia kini menjadi pembalap nasional.

Bukan kecelakaan yang membuat Fadli hebat. Ia sudah hebat sebelum kecelakaan itu terjadi. Ia tetap hebat setelah kecelakaan itu. Kecelakaan hanya mampu melukai kakinya, tidak pikirannya. Tidak pula keberaniannya. Pilihan yang ia buatlah yang menjaganya tetap menjadi seorang juara, tidak terjerumus menjadi pecundang.

Jadi, kalau ada hal buruk menimpa Anda, jangan mengeluh, jangan cari hikmahnya dalam belantara misteri. Bersikaplah. Bangkit, pikirkan apa yang bisa Anda perbuat untuk mengatasi akibatnya. Bertindaklah untuk mengatasinya. Ciptakan hikmah bagi diri Anda.

 
 

 

Pada 2020, Tak Ada Lagi Pelajaran Matematika di Negara Ini!

Ilustrasi

Matematika menjadi salah satu mata pelajaran menakutkan bagi siswa di Indonesia. Tinta merah acap kali tersemat di rapor akibat bidang studi penuh angka tersebut.

Hasil riset Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada 2015 mengonfirmasi rendahnya penguasaan Matematika pelajar Indonesia. Negara berpenduduk lebih dari 250 juta orang ini hanya berada di peringkat ke-45 dari 50 negara yang disurvei.

Sebagaimana diwartakan harian Kompas (Kamis, 15/12/2016), dibutuhkan pendekatan baru untuk menggenjot minat pelajar Indonesia terhadap pelajaran Matematika.

“Siswa harus dibiasakan berlatih soal-soal non-rutin, belajar dengan alat- alat peraga, lalu guru mengembangkan metode pembelajaran serta penilaian bernalar,” ujar Rahmah Zulaiha, peneliti Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Litbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Segala upaya perbaikan yang dilakukan tentunya butuh waktu untuk menikmati hasilnya. Mendongkrak kualitas pendidikan bukanlah proses instan, tak dapat sekejap mata.

Berbicara mengenai peningkatan kualitas pendidikan, utamanya terkait kemampuan siswa dalam memahami pelajaran Matematika, Indonesia seyogianya dapat berkaca pada Finlandia. Negara itu dipandang sebagai salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia.

Keunggulan pendidikan Finlandia antara lain tercermin dari tingginya kualitas tenaga pengajar dan pola pengajaran kontekstual oleh guru.

Nah, jika ingin anak Anda terdepan dalam hal pendidikan, mungkin ada baiknya Anda berpikir untuk menyekolahkan mereka ke negeri tersebut.

Sebagaimana diwartakan laman The Independent (Jumat, 20/3/2015), Finlandia segera mengubah konsep pengajaran menjadi metode kontekstual pada 2020 mendatang. Itu berarti tak ada lagi pengajaran berdasarkan subjek pelajaran, baik Matematika, Fisika, Kimia, maupun lainnya.

“Kondisi tersebut merupakan perubahan besar bagi pendidikan Finlandia,” ujar pejabat otoritas pendidikan Finlandia, Liisa Pohjolainen.

Pendekatan kontekstual itu memudahkan siswa dalam memahami suatu peristiwa maupun fenomena tertentu.

Misalnya, materi tentang cikal-bakal benua Eropa. Guru di Finlandia tak akan mengajar terfokus pada fakta sejarahnya saja, tetapi juga dihubungkan dengan aspek lainnya seperti hitungan jarak satu negara dengan negara lain, negara mana yang penduduknya paling banyak, dan lain-lain.

Tak monoton

Pola pengajarannya pun menjadi tidak bersifat kaku dan lintas topik. Guru-guru di Finlandia dituntut untuk mengajar dengan ceria dan sebisa mungkin selalu membawa alat peraga saat berada di kelas.

“Kami benar-benar ingin menata sistem pendidikan secara menyeluruh dan mempersiapkan anak-anak dengan keterampilan yang relevan dengan tantangan masa depan,” lanjut Liisa.

Sungguh sebuah negara impian untuk menempuh pendidikan, bukan?

Pertanyaan berikutnya yang mungkin hadir dalam benak adalah “Iya benar, akan sangat menyenangkan bila dapat sekolah di sana. Lantas, bagaimana dengan biayanya?”.

Kekhawatiraan akan besarnya biaya pendidikan untuk sekolah di luar negeri amatlah wajar. Hal itu telah menjadi pandangan umum di masyarakat.

Namun, tenang saja karena masih ada cara dan waktu untuk mewujudkan impian tersebut. Sebagai contoh, Anda mulai dapat menyisihkan tabungan Anda sedini mungkin sebagai bekal untuk biaya edukasi anak.

Terlebih lagi, kini terdapat alternatif produk tabungan sekaligus asuransi sebagai proteksi jangka panjang untuk diri Anda.

Melalui produk Muda Mandiri Syariah, misalnya. Produk itu membuat Anda bisa rencanakan lebih biaya sekolah bagi anak, sekaligus memberi kepastian masa depan bagi Anda sekeluarga.

Jadi, sudah siapkah Anda membekali anak dengan pendidikan terbaik ala Finlandia?

Mengenal "Syarat" pada Pelumas Kendaraan ..

Ilustrasi ganti oli atau pelumas mesin mobil

Sebelum dijual ke pasaran, oli ternyata mengantongi beberapa syarat, sehingga bisa dipakai sesuai kegunaannya. Pasalnya, pelumas juga tidak bisa sembarang digunakan.

Shofwatuzzaki, Shell Lubricants Techical Advisor Indonesia, mengatakan, kalau yang pertama itu soal aplikasi atau penggunaannya, di mana setiap pelumas memiliki spesifikasi khusus, karena formulasi setiap pelumas berbeda-beda.

“Syarat yang pertama itu benar dulu aplikasinya atau penggunaannya. Baru kemudian yang kedua adalah pengaturan soal viskositas atau kekentalan olinya sendiri,” ujar pria dengan sapaan Zaki saat ditanyakan KompasOtomotif, Selasa (1/8/2017).

Zaki menuturkan, oli selalu dikontrol viskositasnya atau kekentalannya. Maka dari itu, setiap membeli oli, pasti tertera angkanya, seperti misalnya 10W-40, 10W-30, 0W-30 (untuk oli mesin mobil atau sepeda motor), kalau untuk mesin industri angkanya bukan SAE, tapi ISO, mulai dari 100, 220, 320 dan 680.

“Angka tersebut seperti ukuran baju, yang harus sesuai dengan ukuran badan pemakainya, jika kesempitan maka akan sulit berjalan,” ujar Zaki.

Ketiga, kata Zaki, pelumas biasanya memiliki spesifikasi kinerja, di mana ini dikeluarkan oleh lembaga pembuat oli atau lembaga pembuat mesin. Khusus untuk oli mesin ini yang terkenal adalah API (American Petroleum Institute), yang mengeluarkan standar untuk oli otomotif.

“Kalau untuk oli (mesin) bensin ada SM, SN, SL, dan mendekati “Z” maka semakin tinggi spesifikasinya. Untuk Indonesia lebih dikenalnya API dan kalau sepeda motor itu JASO (Japanese Automotive Standards Organization). Ini standar yang harus dipenuhi saat ingin mengaplikasikan oli di mesin kita,” ucap Zaki.

Kemudian kata Zaki, hal lain yang diperlukan adalah “Approval” atau spesifikasi pembuat mesin seperti Mercedes Benz, BMW, atau Volvo. Sementara untuk kategori “Meet Specification” dikeluarkan oleh si pembuat oli.

“Jadi kalau melihat di lapangan, ada oli yang kami temukan sudah Approval, berarti lebih tinggi dibanding yang Meet Specification,” ucap Zaki.

“Kemudian yang tertakhir, klaim teknologi dari si pembuat oli, di mana kita sering mendengar full synthetic, semi synthetic, mineral dan lainnya. Ini adalah teknologi pembuatan dan bahan bakunya,” ujar Zaki.

Warna Oli Berbeda-beda, Apa Maksudnya?

Ilustrasi warna oli

Bila diperhatikan, sebenarnya tiap merek oli mesin memiliki warna yang berbeda-beda. Beberapa ada yang merah, biru tua, sampai ada yang kuning atau keemasan.

Lantas apa maksud sebenarnya dari warna pada pelumas tersebut. Apakah menandakan kandungan kualitas, viskositas pelumas, atau hal lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Ari Susanto, Plant Director PT Federal Karyatama selaku produsen Federal Oil, mengatakan bahwa warna pada oli bukan jadi indikasi atau patokan yang menandakan bahwa oli tersebut memiliki kualitas tertentu.

"Sebenarnya tidak ada pengaruh, tapi dulu pilihan warna itu digunakan sebagai penanda saja antara oli matik dan non-matik. Untuk Federal Oil, kecuali yang botol merah memang isinya juga merah, di luar itu rata-rata kuning bening," kata Ari kepada wartawan di Cilegon, Banten, Rabu (23/8/2017).

Ari menjelaskan, oli berwarna hitam tidak selalu menandakan bahwa oli tersebut oli bekas atau sudah kotor. Kerena memang warna oli tidak menentukan apakan pelumas tersebut masih bagus atau tidak.

"Bukan berarti bekas atau jelek, karena kalau sudah di tuang di dalam mesin misalnya, pasti saat dikeluarkan lagi oli sudah hitam. Hal tersebut wajar karena sudah tercampur dengan sisaan oli pada ruang mesin, tapi bukan berarti sudah jelek," ucap Ari.

Sudah Tahu Beda Asuransi Kendaraan TLO dan Komprehensif?



ASton Martin DB9 tabrakan di Harmoni Rabu, (20/9/2017)
Ketika mendengar asuransi kendaraan bermotor, setidaknya cukup familiar dengan istilah Total Loss Only (TLO) dan Compehensive. Namun, sebenarnya apa perbedaan di antara keduanya?

Iwan Pranoto, Marketing Communication and Public Relations Head Asuransi Astra dan Abdul Aziz, Product Management Department Head Adira coba memberikan penjelasan singkat soal keduanya.

“TLO memberikan jaminan ganti rugi atas kehilangan atau kerusakan pada kendaraan bermotor, akibat dari tabrakan, pencurian, perampasan, kebakaran, benturan, kejatuhan benda lain, perbuatan jahat, dan kecelakaan lalu lintas lainnya. Total nilai kerugian lebih besar dari 75 persen harga pertanggungan,” ujar  Abdul Aziz kepada KompasOtomotif, Senin (25/9/2017).

Penjelasan serupa juga dijelaskan Iwan. Tetapi, wajib dijelaskan lebih rinci soal maksud dari 75 persen. Jadi, ketika mobil kecelakaan dan kemudian di-survey untuk diperbaiki, ternyata biayanya tidak sampai minimal 75 persen dari harga pertanggungannya (mobil), maka tidak diganti.

“Seperti contohnya kaca spion patah, dan tertanggung hanya memiliki asuransi TLO, maka tidak diganti,” ucap Iwan.

Sementara untuk komprehensif, Iwan mengatakan, cakupan penggantiannya lebih luas, meliputi partial loss dan total loss. “Kalau yang ini, menjamin risiko karena kerugian atau kerusakan sebagian dan keseluruhan, yang diakibatkan oleh semua risiko sepanjang tidak dikecualikan dalam polis,” ujar Iwan.
Aziz menambahkan, “Kalau di Adira Insurance (penggantian di comprehensive) termasuk di dalamnya rusak karena kejatuhan benda lain, kebakaran, perbuatan jahat, pencurian, perampasan, tabrakan, kecelakaan lalu lintas lainnya.”

Silahkan pilih yang mana yang dibutuhkan. Tentu sarannya, jangan takut untuk bertanya sedetilnya ketika akan mengasuransikan kendaraan, agar tidak terjadi kesalahpahaman ketika sudah berjalan.



The World Its Mine