Kamis, 27 Maret 2014

Kekuatan Harapan ..

Setiap manusia pasti memiliki harapan-harapan dalam hidupnya. Harapan tersebut lahir dari alam pikiran yang diingininya supaya terjadi dalam realitas hidup sesungguhnya. Ia adalah energi potensial yang tersimpan dalam diri setiap manusia. Energi tersebut sewaktu-waktu akan keluar dengan sendirinya secara masif. Harapan juga merupakan salah satu nikmat terbesar dari Tuhan yang telah diberikan kepada kita.

Sang Pencipta mengajarkan kita agar selalu berharap. Kita disuruh untuk senantiasa berdoa. Kata doa merupakan perwakilan harapan yang digantungkan atas kekuasaan Tuhan. Sehingga dalam hidup ini tidak boleh ada kata kosong harapan atau berhenti berharap. Sesungguhnya manusia yang paling melarat adalah ia yang tidak memiliki harapan. Segala ide dan pekerjaannya hanya dipengaruhi oleh persepsi orang lain. Ketakutan-ketakutan dalam bertindak pun merajai keberaniaannya. Sehingga ia tidak tampil lagi sesuai dengan dirinya.

Dalam hidup ini berlaku gaya grafitasi atau gaya tarik-menarik. Sehingga secara ilmiah di antara sebuah benda dengan benda lainnya yang jika didekatkan berlaku hukum tarik-menarik tersebut. Begitupun dengan sesuatu yang didefinisikan bukan benda. Seperti harapan misalnya, di sana pula berlaku gaya tarik menarik tersebut. Di saat kita berharap, di saat itu pula harapan itu akan mendekati kita.

Kenapa bisa? Sesungguhnya nasib kita tidak akan berubah jikalau bukan kita sendiri yang berubahnya. Di saat ingin merubahnya, pasti di sana ada harapan. Ketika harapan tersebut telah tertasbihkan secara kuat dalam tekad, maka kita sudah memberikan stimulun kepada jiwa dan raga untuk berjalan sesui dengan harapan tersebut.
Harapan adalah niat. Ia yang akan menentukan motivasi kita dalam bertindak. Dengan motivasi inilah kita dapat memaksimalkan tujuan-tujuan hidup ini. Bukankah secara fitrah kita ingin hidup sukses. Sukses yang dimaksud bukan hanya dibatasi oleh kekayaan, kepopuleran ataupun jabatan semata. Tetapi jauh daripada itu sukses yang dapat mengantar kita kepada kebahagiaan dalam memaknai hidup. Maka berharaplah untuk sukses.

Harapan adalah proses. Kita tidak akan dapat menikmati hidup jika kita tertumpu pada hasil, bukan proses. Padahal, proeses merupakan bagian besar dari kesuksesan itu sendiri. Pada saat kita berharap, secara otomatis kiat juga telah berproses menuju apa yang kita inginkan.

Harapan adalah cinta. Ia adalah energi kuat, sekuat cinta yang dapat mengubah apapun. Dengan kelembutannya ia dapat meluluhkan kekuatan yang besar. Dengan kekuatannya ia dapat menguatkan yang lemah. Dari hidup yang pupus menjadi hidup yang penuh orientasi. Karena cinta bersifat relatif maka begitu pula dengan  harapan. Mencintai sesuatu seperti halnya kita memberikan ruang dalam pikiran kita untuk berharap.

Harapan adalah ciptaan Tuhan. Di saat kita berharap berarti kita telah menggunakan satu fasilitas hidup lagi dari Tuhan. Apabila fasilitas ini digunakan, maka kita telah menghadirkan Tuhan dalam hidup kita.
Harapan adalah jembatan yang menghubungkan antara impian dan kenyataan. Ia adalah peta jalan yang akan mmengantarkan kita pada realitas hidup yang lebih bermakna.
Harapan adalah kecerdasan. Setiap kita yang memaksimalkan harapan berarti kita telah menggunakan satu kecerdasan kita. Keceradasan yang menghubungkan antara alam tidak nyata dengan alam yang nyata.
Harapan adalah cita-cita. Tidak memiliki harapan berarti tidak memiliki cita-cita. Tidak memiliki cita-cita berarti mati. Mati dalam keadaan masih bernyawa. Dengan nyawanya masih hidup namun di sisi lain juga mengalami kematian maka inilah yang akan melahirkan perasaan galau yang berkepanjangan.

Maka saudaraku, teruslah berharap. Berharaplah dengan kesungguhan hati. Karena saya yakin dengan harapan itu anda akan merasakan sebuah kenikmatan tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The World Its Mine