Senin, 09 November 2015

Kelak, Ingatlah Kami Nak ..

ayah dan ibu
Oleh: Diarisma Wibowo, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Menjadi ketua umum Komunitas Penulis Anak Kampus (KOMPAK).
NAK, engkau akan menjadi anak yang dewasa. Menjejaki dunia ini dengan bahagia dan pergi menepi pada rumah idamanmu. Di sana, kelengkapan mimpi telah sampai kau genggam. Pada usaha yang telah lama kau cari-cari dan pondasi-pondasi nyata yang dulunya kau bangun satu-persatu. Tidak akan ada lagi rengekan-rengekan nakal dari tubuh mungilmu. Tidak akan ada lagi tawa cekikikan lucu dari suara lantangmu. Kau akan benar-benar pergi, meninggalkan kami dengan tubuh yang renta dan mengukir kenang yang nantinya kami bawa.
Kelak, kami hanya tinggal menunggu mati. Melewati hari dengan kebosanan yang teramat menyiksa dan menikmati senja dengan tubuh yang telah bergemetar. Rumah yang dulu ramai dengan kenakalan-kenakalan kalian, akan menjadi kosong laksana goa di atas lelautan. Atap yang dulunya kokoh menopang hujan dan angin, kini mulai berlubang hingga tetesan-tetesan embun sering terjatuh ke dalam. Aku akan menjadi tua nak. Jangankan memperbaiki genteng yang rusak, untuk berjalan saja aku harus bersandarkan pada sebatang bambu.
Nak, kami bukan lagi malaikat terhebatmu. Yang dulu memiliki tenaga tanpa batas dan suara yang mampu meneriakimu dari kejahuan. Kami telah menjadi sebatang pohon yang rapuh, dengan penyakit laksana rayap yang selalu lapar untuk menggerogoti. Kadang kala licinnya kamar mandi juga mampu membuatku terjatuh. Pekarangan rumah pun telah penuh dengan rumput-rumput liar. Semua pekerjaan seakan menjadi berlipat ganda beratnya. Membuatku cepat merasa lelah, hinggah akhirnya tubuhku lemas tanpa daya.
Nak, kami hanya ingin engkau ingat. Bahwa harta yang dulu kami kumpulkan, tidaklah lebih dari sekadar mimpi. Mimpi untuk membesarkanmu dan keinginan untuk masa depanmu. Nak, tempat inilah yang menjadi saksi nyata, ketika keikhlasan kami adalah bentuk dari sebuah cinta. Dan jika kelak aku mati, kuburkan jasadku di tanah kelahiranmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The World Its Mine