Kamis, 03 Juli 2014

Kidspreneur, Menanamkan Jiwa Entrepreneurship pada Anak

Membangun negara menjadi unggul dan kuat dapat kita mulai dari hal yang terkecil. Upaya tersebut dilakukan karena saat ini dan selanjutnya, kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang senantiasa taat kepada Allah Swt, meneladani Rasulullah Saw dan para sahabat beliau.  Negara yang adil, aman, dan sejahtera dapat dimulai dari pembenahan masyarakatnya. Masyarakat madani dapat dimulai dari lingkungan keluarga yang selalu taat kepada Allah Swt dan takut kepada azab-Nya.
Dalam hal ini, yang memiliki peran adalah seorang suami sebagai kepala keluarga sekaligus imam untuk istri dan anak-anaknya. Allah Swt berfirman dalam al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 6 yang artinya, “Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Maka sangat besar tanggungjawab seorang suami untuk selalu membimbing keluarganya dengan sekuat tenaga dalam mencari keridhaan Allah Swt. Selain dalam hal agama, juga perlu ditanamkan sejak dini dalam keluarga khususnya anak-cucu sebagai generasi penerus yaitu sifat atau jiwa entreprenership. Karena insya Allah, untuk ke depannya orang yang memiliki jiwa atau mental entreprenership adalah orang-orang yang diharapkan dapat membangun negara bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Menanamkan jiwa entrepreneur kepada anak sebaiknya dimulai dari dini dan saat ini juga. Dalam sejarah Islam dicatat dengan tinta emas bahwa seorang manusia terbaik yang menjadi utusan Allah Swt yaitu Nabi Muhammad Saw sudah ditanamkan dan dididik menjadi seorang entrepreneur dari kecil.
Bagaimana Nabi Muhammad Saw waktu kecil sudah dapat hidup mandiri yaitu menjadi pengembala yang menggembalakan kambing orang lain. Dari contoh ini, Allah Swt telah membentuk karakter yang kuat pada diri Rasulllah Saw. Diantara karakter-karakter tersebut yaitu sebagai organisator yang handal karena dengan menggembala kambing. Maka beliau dihadapkan pada situasi agar kambing-kambing dapat teratur dan tidak berpisah dari kelompok. Hal ini bermanfat karena kelak beliau akan memimpin seluruh umat manusia untuk taat beribadah kepada Allah Swt. Karakter berikutnya, bahwa Rasulullah dapat membaca kondisi masing-masing kambing. Hal ini sangat diperlukan karena sebagai utusan Allah, beliau harus bisa membaca karakter para sahabat dan umatnya. Kemudian, jiwa entrepreneur yang muncul adalah bahwa beliau cerdas dan berfikir keras serta memiliki rasa tanggungjawab atas apa yang beliau lakukan.
Selain contoh tersebut, Rasulullah juga pernah di ajakberdagang paman beliau, Abu Thalib, ke negeri Syam. Semua hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah Saw dari kecil sudah ditanamkan jiwa atau mental entrepreneur agar kelak beliau mampu mengemban wahyu Allah Swt dengan sebaik-baiknya. Mengapa kita tidak mencontoh teladan sejati itu? Apakah merasa bahwa menanamkan jiwa entrepreneurship adalah sesuatu hal yang sangat sulit?
Jika kita telaah lebih mendalam, entrepreneur memiliki manfaat yang sangat baik. Apalagi jika hal itu dapat kita tanamkan dalam diri anak-anak. Diantaranya melahirkan karakter kepemimpinan (leadership), percaya diri (confident), semangat (energy), melakukan perubahan, selalu optimis, kreatif, inovatif, fleksibel, bertanggung jawab, kemampuan untuk mencapai target, inisiatif, dan masih banyak yang lainnya. Beberapa karakter tersebut dapat kita tanamkan dalam diri anak-anak dengan beragam cara yang mudah mereka mengerti.  Misalnya dikemas dengan liburan keluarga, olahraga, bersih-bersih rumah, memasak di dapur, outbond, membaca buku, silaturahim ke pengusaha sukses, dan lain sebagainya. Dengan cara fun dan edukatif insya Allah perlahan-lahan akan mudah tertanam dalam diri anak-anak.
Selanjutnya, tinggal bagaimana kita bisa membimbing dan mengarahkan serta memadukan minat dan bakat mereka agar dapat berkreasi dan berinovasi sesuai dengan impian dan cita-cita mereka. Terus berikhtiar dan bertawakkal kepada Allah agar anak cucu dan keturunan kita dapat menjadi generasi rabbani dan menjadi generasi emas bangsa yang kita cintai ini. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The World Its Mine