Jumat, 04 Maret 2016

Ilmu dan Keadilan Adalah Dasar Segala Kebaikan ..

menuntut-ilmu
SEORANG yang berpikir dan mengerti tentang dirinya tidak akan mengutamakan kecintaan pada apa yang membahayakan dan membuatnya menderita. Dan hal itu tidak akan terjadi kecuali karena maksud dan keinginannya yang rusak.
Jika seseorang terjerumus kedalam cinta yang membahayakan maka ada dua kemungkinan yang melanda diri seseorang tersebut.  Pertama, soal kebodohan dan kedua soal kezaliman. Manusia, pada dasarnya diciptakan dalam keadaan zalim dan bodoh. la tidak akan bisa terlepas dari kebodohan dan kezaliman kecuali jika Allah mengajarinya apa yang bermanfaat serta memberikannya petunjuk.
Siapa yang dikehendaki-Nya baik, maka Dia akan mengajarinya apa yang bermanfaat baginya, sehingga ia terbebas dari kebodohan, dan bermanfaat baginya apa yang diajarkan-Nya, dan dengan demikian, ia juga terbebas dari kezaliman.
Adapun jika Allah tidak menghendaki kebaikan pada orang tersebut, maka Allah membiarkannya pada dasar penciptaan semula (bodoh dan zalim).
Dari Abdullah bin Amr dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-Nya dalam keadaan ke-gelapan. Lalu Ia memancarkan cahaya-Nya. Maka barangsiapa yang terkena cahaya itu ia mendapat petunjuk dan barangsiapa tidak men-dapatkannya maka ia tersesat,” (HR Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan At-Tirmidzi).
Nafsu selalu menginginkan apa yang membahayakannya dan tidak bermanfaat baginya. Sebab terkadang dia memang tidak mengerti baha-yanya, tetapi terkadang pula karena niatnya yang buruk, atau karena kedua-duanya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an untuk mencela orang yang menuruti ajakan kebodohan dan kezaliman.
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim,” (QS Al-Qashash: 50).
“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka,” (QS An-Najm: 23).
Maka, dasar segala kebaikan adalah ilmu dan keadilan dan dasar segala kejahatan adalah kebodohan dan kezaliman. Dan Allah telah menjadikan keadilan yang diperintahkan sebagai batasan.

Maka, barang siapa yang melampauinya berarti ia berlaku zalim dan melampaui batas. Dan karenanya, ia akan mendapatkan celaan dan hukuman sesuai dengan tingkat kezaliman dan permusuhannya.
Allah befirman, “Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,” (QS Al-A’raaf: 31).

“Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas,” (QS Al-Mukminun: 7).
Kemudian Allah befirman tentang orang-orang yang mencari (kenitmatan biologis) selain dengan yang hak (istrinya), “Dan janganlah melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas,” (QS Al-Baqarah: 190).
Maksudnya, kecintaan kepada kezaliman dan permusuhan adalah disebabkan karena rusaknya ilmu atau rusaknya tujuan, atau dikarenakan kerusakan oleh keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The World Its Mine