Senin, 11 April 2011

Do What You Fear

Anda punya rasa takut akan hal-hal tertentu? Setiap orang punya beberapa ketakutan yang bisa mengganggu kegiatan. Misalnya salah satunya adalah rasa takut terhadap patung, boneka, dan sejenisnya. Hal ini kerap menimbulkan kerepotan saat kita harus menginap di kamar hotel yang kebetulan dipenuhi patung-patung dan ornamen lain. Tanpa alasan yang jelas, kita sangat tidak nyaman harus berada dalam satu ruangan dengan bentuk-bentuk menyerupai manusia atau binatang. Pihak hotel terpaksa direpotkan untuk mencari kamar pengganti. Atas nama ketakutan, kita memaksakan kehendak pribadi yang absurd dan tidak santun.


Dalam bentuk berbeda-beda ketakutan ada dalam diri setiap orang. Paling sering dijumpai adalah takut gagal, miskin dan mati. Sudah tidak terhitung jumlah orang yang bertanya apakah passionbisa memberi garansi keberhasilan karier dan hidup. Seolah passion adalah kartu garansi pembelian barang elektronik. Kata-kata "wajar" , "normal" dan "aman" dipercaya mempunyai nilai lebih terhormat dibandingkan "gagal" , "eksperimen" , dan "coba lagi". Seolah kehidupan itu sendiri adalah risiko terbesar yang harus dijalani. Bagaimana dengan Anda?


Fear just can't be trusted. Ketakutan bisa sangat meyakinkan sehingga segala hal yang seharusnya mudah bisa jadi sangat sulit atau bahkan tidak mungkin. Apakah khawatir bangkrut = jangan pernah jadi entrepreneur? Apakah risiko pesawat jatuh = jangan pernah naik pesawat? Apakah ketakutan dimarahi Boss = katakan dan lakukan segala hal yang membuatnya senang?


There has to be God. All of this did not just happen. faith must be believing what you know just can't be. Kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan akan terus ada dalam kehidupan, tetapi bukan berarti hidup harus didominasi olehnya. Keyakinan akan keberadaan Allah SWT bisa memudahkan menerima hal-hal terburuk sekalipun. Kepercayaan akan adanya hidup setelah kehidupan adalah awal munculnya keberanian dari ketakutan, dan harapan dari keputus-asaan. (baca juga buku : Postcards From Heaven by @onlyricky)


Why do we choose to live in fear? We are part of God's plan called life. Why worry? Perlu keberanian untuk melihat rasa takut, cemas dan khawatir sekedar sebagai buah pikiran resah. Sebagaimana dikatakan, "make mistakes and learn from them". Ternyata 90 persen dari kekhawatiran tidak akan terjadi dan 10 persen di luar kendali kita, kenapa harus takut? Taklukkan rasa takut dengan melakukan segala hal yang Anda takutkan selama ini.


Everybody needs stability = the only sources of stability in life are family & God. Sumber kestabilan sebagai penyeimbang hidup dari rasa takut adalah keluarga dan Allah SWT. Miliki keduanya. (baca juga buku : Sekotak Coklat by @hchannacarol).


Caeli enarrant gloriam dei.


Dari Harian Kompas oleh Rene Suhardono, Penulis Buku "Your Job is NOT Your Career".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The World Its Mine