Berapa banyak barang Anda yang rusak akibat "eksperimen" si batita? Kabar baiknya, eksperimen-eksperimen itulah yang akan membuatnya cerdas.
Misalnya, batita bereksperimen dengan mencontoh apa yang dilakukan orang dewasa. Karena ia pernah melihat orangtuanya mencuci piring, baju, atau alat rumah tangga kemudian ia mencuci ponsel kakaknya. Hal ini bisa terjadi karena dua hal, anak salah menerapkan perilaku orang dewasa, atau mungkin anak sebenarnya sudah memahami kalau ponsel tidak boleh dicuci, namun ia ingin bereksplorasi. Anak ingin melihat guyuran air yang membasahi ponsel basah. Tidak hanya itu, ada kemungkinan ia melakukan hal itu untuk memancing perhatian si kakak. Respon si kakak berupa teriakan, ekspresi marah, kemuudian dengan cepat merebut ponselnya, bisa saja menjadi satu hal yang menarik buat anak.
Menurut Titi P Natalia MPsi, Staf Pengajar Program Studi Magister Psikologi Universitas Tarumanegara, Jakarta, "eksperimen" anak tak hanya mencuci ponsel. Banyak "eksperimen" lain yang sering mereka lakukan. Ini sering dengan daya eksplorasi anak yang semakin luas di usia ini. Anak bak periset ulung, yang menjadikan benda atau hal-hal yang di temuinya sebagai kelinci percobaan.
Tidak usah heran, ada banyak eksperimen yang mungkin anak lakukan seperti mencongkel-congkel tanah atau menggali lubang semut, menumpahkan air di lantai, menuang air dari gelas ke baskom, melempar bola karet ke kaca, menadahkan tangan di tetesan air hujan, bongkar-bongkar mainan, ikut mengetik di komputer, pencet-pencet remote, mengganti saluran televisi, dan sebagainya.
"Eksperimen" ini adalah bagian dari keinginan anak untuk mengeksplorasi segala kemungkinan yang ia temukan di lingkungannya. Keinginan ini sangat wajar sebab rasa ingin tahu anak usia dini sangat besar. Hal ini didukung oleh berbagai kemampuan motoriknya yang sudah lebih maju. Ia mampu berjalan dengan baik, melompat, naik turun tangga, melempar, menggunakan kemampuan jari-jemarinya, dan sebagainya.
Jadi Anda tak perlu kaget, pusing, atau khawatir dengan aneka "eksperimen" batita. Sebab dari aktivitas ini batita mendapatkan banyak sekali manfaat dan pelajaran. Ini persis seorang periset yang melakukan berbagai uji coba untuk menemukan sebuah informasi penting.
Semakin banyak anak beruji coba, semakin banyak informasi ia dapatkan. Saat anak menuangkan air dari gelas ke baskom, ia ingin melihat seperti apa prosesnya, mulai air keluar dari gelas, mengucur, membasahi baskom, air bergerak-gerak, hingga cipratan-cipratan air yang jatuh ke lantai. Dari sini anak mendapatkan banyak sekali pengetahuan.
Demikian pula dengan anak yang suka memindah-mindahkan saluran televisi dengan remote. Ia akan melihat hubungan sebab-akibat, jika ia pencet tombol channel paling bawah akan berbeda dengan channel di atasnya, di sampingnya, dan seterusnya. Jika ia pencet tombol volume, maka suara akan meningkat atau melemah. Juga, ketika ia mencuci ponsel kemudian orang di sekelilinginya marah, maka ia akan tahu bahwa ponsel tidak boleh dicuci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar