Umumnya anak usia 6-7 sudah bisa membaca jam. Kemampuan mengenal waktu dan hari bisa dilatih sejak batita. Semakin dini anak-anak dikenalkan pada konsep waktu, pemahamannya semakin baik. Dengan begitu, anak tak lagi kesulitan menyebutkan hari dan mengenali perubahan waktu. Alhasil, anak-anak bisa mengikuti jadwal dan melatih kedisiplinan sejak dini. Selain juga menyukai keteraturan seperti pembiasaan jam berapa harus bangun pagi, mandi, makan, tidur siang, tidur malam.
Suwardi MPd, Ketua Program PAUD dari Fakultas Psikologi dan Pendidikan, Universitas Al-Azhar Indonesia mengatakan anak-anak yang terlatih mengikuti jadwal sejak kecil akan tumbuh menjadi pribadi disiplin. Selain juga memahami keteraturan yang menjadi bagian kedisiplinan. Namun memang pemahaman konsep waktu ini perlu dilatih terus menerus dan berulang.
"Dalam jangka panjang, keteraturan ini akan berbuah pada kesehatan, kemandirian, hingga prestasi akademik di usia sekolah," jelas Suwardi.
Konsep waktu yang bisa dikenalkan kepada anak terdiri atas:
* Sekarang
Di usia batita, hal yang paling mudah dipahami adalah apa yang sedang dilakukannya saat itu. Perkenalkan konsep "sekarang" pada batita. Sebagai stimulasi, saat anak melakukan suatu kegiatan, orangtua bisa menanyakan apa yang sedang dilakukannya. "Adik sekarang sedang main apa? Oh, main mobil-mobilan?" Ini akan membuatnya memahami konsep sekarang atau saat ini.
Selain bentuk pertanyaan, bantu anak mengenali konsep waktu "sekarang" dengan kalimat perintah yang sederhana. Misalnya, "Yuk, kita mandi sekarang!"
* Tadi
Setelah konsep sekarang atau saat ini, konsep waktu yang juga mudah dipahami batita adalah "tadi" atau kejadian yang sudah terlampaui. Sebagai stumulasi, ingatkan kejadian yang baru saja dialami anak. "Adik tadi pagi minum jus apa? Oh, jus wortel. Enak tidak?"
Melalui pertanyaan tersebut ia belajar memahami konsep waktu yang telah lampau. Gunakan juga peristiwa yang berkesan untuk membantu anak memahami konsep waktu yang telah lampau.
* Nanti
Konsep "nanti" sedikit lebih sulit dipahami batita karena belum ada kejadiannya. Ia berusaha keras membayangkan apa yang dimaksud nanti. Tak heran jika ia terus menagih apa yang dijanjikan kepadanya. Itu tandanya ia sedang belajar memahami maksud kata nanti.
Sebagai stimulasi, gunakan aktivitas rutin yang telah dipahaminya sebagai penanda waktu. Misal, "Nanti setelah Adek tidur siang, kita pergi ke supermarket ya."
Gunakan juga kejadian yang sudah dipahaminya untuk mengenalkan maksud kata nanti. Misalnya, mengenalkan hari Minggu dengan mengingatkannya yakni ketika ayahnya tidak pergi ke kantor. Konsep "nanti" juga bisa digunakan untuk menunjukkan lamanya waktu.
* Pagi
Agar anak semakin memahami konsep waktu, ajarkan waktu pagi, siang, malam dengan cara menyenangkan. Agar anak memahami konsep waktu pagi, selipkan kata pagi saat membangunkannya. Contohnya, "Hari sudah pagi, matahari sudah bersinar, saatnya bangun."
Sambil bermain, jelaskan aktivitas apa saja yang dilakukan di pagi hari seperti makan pagi, jalan-jalan di kompleks, berangkat ke kelompok bermain, dan sebagainya.
* Siang
Kenalkan waktu siang dikaitkan dengan jam biologis anak. Waktu siang juga menunjukkan waktunya makan. Misalnya, "Wah, Adek sudah lapar ya? Tandanya hari sudah siang. Yuk, kita makan siang."
Kemudian, "Setelah makan siang, cuci tangan, cuci kaki, kita baca buku di kamar, terus bobok ya." Dengan begitu, si kecil bisa menandai apa saja yang terjadi di siang hari.
* Malam
Waktu malam lebih mudah ditandai karena matahari mulai tenggelam dan berangsur gelap. Dengan bahasa sederhana jelaskan, "Yuk, masuk ke dalam, hari sudah mulai gelap karena malam, saatnya tutup pintu rumah ya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar