Ternyata hal ini bermula dari masa sebelum adanya kendaraan. Pada waktu itu, orang-orang berkendara menggunakan kuda. Biasanya mereka juga membawa pedang yang disarungkan. Biasanya pula, mereka menggantungkan pedang di sebelah kiri agar dapat mengeluarkan pedang dari sarungnya dengan tangan kanan.
Nah, dengan kondisi ini, orang-orang akan lebih mudah dan aman jika mereka berjalan di sebelah kiri jalan. Mengapa demikian? Jika mereka berjalan di sebelah kiri jalan, orang lain dari arah yang berlawanan (yang juga berjalan di sebelah kiri) akan berada di sebelah kanan mereka. Dengan ini, mereka akan mudah mengambil pedang dan menghunuskannya ke orang tersebut jika ternyata orang tersebut adalah musuh. Alasan pertahanan inilah yang mendasari orang-orang untuk mengendarai kuda di sebelah kiri.
Ketentuan ini pun tetap dipertahankan sampai munculnya kereta kuda. Para kusir tetap memilih berjalan di sebelah kiri supaya mengurangi kemungkinan bertabrakan dengan penunggang kuda. Setelah kereta kuda mulai digantikan dengan kendaraan modern pun, ketentuan ini masih dipertahankan. Akhirnya jadilah ketetapan lajur kiri ini.
Lantas, mengapa ada beberapa negara yang menetapkan kendaraan berjalan di sebelah kanan? Ternyata, setelah masa berkendara dengan kuda berakhir, kebutuhan pertahanan yang mendasari berjalan di sebelah kiri pun tidak mengikat lagi. Beberapa orang yang tangannya tidak kidal merasa lebih nyaman untuk berjalan di sebelah kanan. Untuk itulah di beberapa negara, kendaraan diatur agar berjalan di sebelah kanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar