Selasa, 07 Mei 2013
Ibu Berperan Besar pada Kreativitas Anak
Yang harus diperjuangkan sekarang ini adalah budaya unggul dan berprestasi. Untuk mencapai itu diperlukan karakter yang kuat, budi pekerti dan kreativitas yang tinggi. Di sinilah ibu berperan besar untuk mendidik dan menumbuhkan kreativitas anak.
"Kreativitas harus ditumbuhkan. Karena itu kita canangkan Tahun Indonesia Kreatif 2009," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri peringatan Hari Ibu ke-80 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (22/12).
Tema Hari Ibu ke-80 ini adalah Dengan Semangat Satu Abad Kebangkitan Nasional, Kita Tingkatkan Kiprah Perempuan Indonesia dalam Membangun Karakter dan Pekerti Bangsa menuju Indonesia yang Adil, Demokratis dan Sejahtera.
Yudhoyono dalam sambutannya menyatakan,saat ini Indonesia menghadapi sejumlah krisis fundamental. Di tingkat dunia ada perubahan iklim, krisis energi, krisis pangan, krisis keuangan dan resesi perekonomian global. "Krisis lingkungan terjadi karena ketamakan manusia. Karena itu kita harus mengurangi emisi agar tidak terjadi pencemaran CO2," kata Yudhoyono.
Krisis energi harus diatasi dengan mengurangi pemakaian BBM dari fosil. Krisis pangan harus menyadarkan bangsa Indonesia untuk mencapai kembali Swasembada Pangan. "Saya berterima kasih pada para perempuan yang memelopori diversifikasi pangan,' ucap Yudhoyono.
Sedangkan krisis keuangan harus diatasi dengan menjaga sektor riil dan mencegah PHK, juga mencegah kerawanan pangan dengan menjaga jumlah pangan yang cukup, harga yang terjangkau daya beli rakyat. Ibu diharapkan mentransfer pengetahuan pada anak-anaknya agar menjaga lingkungan dan mau menghijaukan sekitarnya melalui penanaman pohon.
Ekonomi kreatif
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan, kreativitas sumber daya manusia perlu dibentuk sejak dini, dimulai dari pendidikan di dalam lingkungan keluarga, dimana peran ibu sangat menentukan dalam mendidik anaknya.
Di samping itu, sikap cinta produk dalam negeri ditumbuhkan dalam keluarga melalui pilihan-pilihan konsumsi yang sebagian besar ditentukan oleh para ibu. Oleh karena itu diharapkan para ibu mengajarkan anak-anaknya agar gemar menggunakan produk dalam negeri.
Pada kesempatan tersebut juga ditandatangani Peraturan Bersama "Peningkatan Pemberian ASI Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja" oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta Swasono, Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Soeparno.
Hal ini dimaksudkan agar hak-hak perempuan sebagai pekerja dan untuk mendorong peningkatan pemberian ASI di Indonesia terpenuhi secara maksimal. Ada pun yang melatarbelakangi disepakatinya Peraturan Bersama tiga menteri ini adalah semakin meningkatnya jumlah perempuan yang berkarier dan bekerja di luar rumah, sementara menyusui merupakan hak ibu dan hak-hak anak untuk mendapatkan ASI.
Penghargaan
Presiden Yudhoyono pun menyerahkan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) yang diberikan kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota yang melaksanakan strategi pengarusutamaan gender, y akni untuk tingkat provinsi: Jawa Tengah (APE Utama), Lampung (APE Utama), Jawa Timur (APE Utama), Kalimantan Barat (APE Utama), Sumatera Barat (APE Utama), Banten (APE Madya), Jambi (APE Madya) dan Kepulauan Riau (APE Pratama).
Untuk tingkat kabupaten/kota yang mendapat penghargaan APE Utama yakni kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Brebes, Kabupaten Sragen, Kabupaten Tulungagung, dan kota Magelang. Sedangkan penghargaan APE Madya untuk Kabupaten Malang dan Kabupaten Bandung.
Di tingkat pusat, penghargaan APE Pratama diberikan kepada Kejaksaan Agung, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Departemen Pekerjaan Umum.
Sementara itu, Menneg PP Meutia Hatta menyerahkan penghargaan untuk tiga tokoh perempuan berprestasi yaitu, Prof Dr Ir Sri Kumalaningsih M.App,Sc (pengembangan teknologi pangan), Iravati M Sudiarso (berprestasi dan pendidik di bidang seni musik), Trisutji Djuliati Kamal (pianis-komponis).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar