SainsMe - Bumi kita ini berputar mengelilingi matahari dengan posisi yang sedikit miring. Kemiringannya sekitar 23,5° terhadap bidang lintasannya yang dikenal sebagai bidang ekliptika. Akibatnya, sinar matahari tidak selalu tepat berada di bagian tengah bumi atau garis khatulistiwa. Selama setengah tahun, matahari berada di atas belahan utara khatulistiwa. Setengah tahun berikutnya, matahari berada di atas belahan selatan khatulistiwa. Inilah yang menyebabkan perbedaan musim di daerah empat musim belahan utara dan selatan. Saat belahan utara mengalami musim panas, belahan selatan mengalami musim dingin, demikian pula sebaliknya.
Lalu pernahkah matahari berada tepat di atas khatulistiwa? Tentu saja pernah. Peristiwa ini hanya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu saat persilangan matahari dari atas belahan utara menuju ke atas belahan selatan dan sebaliknya. Peristiwa inilah yang dinamakan equinox.
Mengapa dinamakan equinox? Equinox sendiri berasal dari bahasa latin yang artinya “malam yang sama panjang”. Ya, karena pada hari-hari tersebut, siang dan malam hari memiliki panjang yang sama di belahan dunia manapun. Mungkin bagi kita yang tinggal di sekitar khatulistiwa, siang dan malam yang sama panjang adalah hal yang biasa. Tetapi bagi teman-teman kita yang berada di daerah empat musim, tentu ini hal yang jarang terjadi. Pada saat musim dingin, biasanya malam lebih panjang daripada siang. Sebaliknya saat musim panas, siang lebih panjang daripada malam.
Lantas kapankah tepatnya equinox ini terjadi? Equinox terjadi pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Pada tanggal 21 Maret, matahari bergeser dari belahan selatan ke belahan utara dan menandai datangnya musim semi di belahan utara. Sehingga, equinox yang terjadi tanggal 21 Maret dinamai vernal equinox. Sebaliknya, tanggal 23 September matahari bergeser dari belahan utara ke belahan selatan dan menandai datangnya musim gugur di belahan utara. Sehingga, equinox yang terjadi pada tanggal 23 September dinamai autumnal equinox.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar