Membangun negara menjadi unggul dan kuat dapat kita mulai dari hal
yang terkecil. Upaya tersebut dilakukan karena saat ini dan selanjutnya,
kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang senantiasa taat kepada Allah
Swt, meneladani Rasulullah Saw dan para sahabat beliau. Negara yang
adil, aman, dan sejahtera dapat dimulai dari pembenahan masyarakatnya.
Masyarakat madani dapat dimulai dari lingkungan keluarga yang selalu
taat kepada Allah Swt dan takut kepada azab-Nya.
Dalam hal ini,
yang memiliki peran adalah seorang suami sebagai kepala keluarga
sekaligus imam untuk istri dan anak-anaknya. Allah Swt berfirman dalam
al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 6 yang artinya, “Wahai
orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak durhaka kepada Allah
terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.”
Maka sangat besar tanggungjawab
seorang suami untuk selalu membimbing keluarganya dengan sekuat tenaga
dalam mencari keridhaan Allah Swt. Selain dalam hal agama, juga perlu
ditanamkan sejak dini dalam keluarga khususnya anak-cucu sebagai
generasi penerus yaitu sifat atau jiwa entreprenership. Karena insya
Allah, untuk ke depannya orang yang memiliki jiwa atau mental
entreprenership adalah orang-orang yang diharapkan dapat membangun
negara bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Menanamkan jiwa entrepreneur
kepada anak sebaiknya dimulai dari dini dan saat ini juga. Dalam
sejarah Islam dicatat dengan tinta emas bahwa seorang manusia terbaik
yang menjadi utusan Allah Swt yaitu Nabi Muhammad Saw sudah ditanamkan
dan dididik menjadi seorang entrepreneur dari kecil.
Bagaimana
Nabi Muhammad Saw waktu kecil sudah dapat hidup mandiri yaitu menjadi
pengembala yang menggembalakan kambing orang lain. Dari contoh ini,
Allah Swt telah membentuk karakter yang kuat pada diri Rasulllah Saw.
Diantara karakter-karakter tersebut yaitu sebagai organisator yang
handal karena dengan menggembala kambing. Maka beliau dihadapkan pada
situasi agar kambing-kambing dapat teratur dan tidak berpisah dari
kelompok. Hal ini bermanfat karena kelak beliau akan memimpin seluruh
umat manusia untuk taat beribadah kepada Allah Swt. Karakter berikutnya,
bahwa Rasulullah dapat membaca kondisi masing-masing kambing. Hal ini
sangat diperlukan karena sebagai utusan Allah, beliau harus bisa membaca
karakter para sahabat dan umatnya. Kemudian, jiwa entrepreneur yang muncul adalah bahwa beliau cerdas dan berfikir keras serta memiliki rasa tanggungjawab atas apa yang beliau lakukan.
Selain
contoh tersebut, Rasulullah juga pernah di ajakberdagang paman beliau,
Abu Thalib, ke negeri Syam. Semua hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah
Saw dari kecil sudah ditanamkan jiwa atau mental entrepreneur
agar kelak beliau mampu mengemban wahyu Allah Swt dengan sebaik-baiknya.
Mengapa kita tidak mencontoh teladan sejati itu? Apakah merasa bahwa
menanamkan jiwa entrepreneurship adalah sesuatu hal yang sangat sulit?
Jika kita telaah lebih mendalam, entrepreneur
memiliki manfaat yang sangat baik. Apalagi jika hal itu dapat kita
tanamkan dalam diri anak-anak. Diantaranya melahirkan karakter
kepemimpinan (leadership), percaya diri (confident), semangat (energy),
melakukan perubahan, selalu optimis, kreatif, inovatif, fleksibel,
bertanggung jawab, kemampuan untuk mencapai target, inisiatif, dan masih
banyak yang lainnya. Beberapa karakter tersebut dapat kita tanamkan
dalam diri anak-anak dengan beragam cara yang mudah mereka mengerti.
Misalnya dikemas dengan liburan keluarga, olahraga, bersih-bersih
rumah, memasak di dapur, outbond, membaca buku, silaturahim ke pengusaha sukses, dan lain sebagainya. Dengan cara fun dan edukatif insya Allah perlahan-lahan akan mudah tertanam dalam diri anak-anak.
Selanjutnya,
tinggal bagaimana kita bisa membimbing dan mengarahkan serta memadukan
minat dan bakat mereka agar dapat berkreasi dan berinovasi sesuai dengan
impian dan cita-cita mereka. Terus berikhtiar dan bertawakkal kepada
Allah agar anak cucu dan keturunan kita dapat menjadi generasi rabbani dan menjadi generasi emas bangsa yang kita cintai ini. Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar