Kasih sayang orang tua terhadap anak sungguh tak terbantahkan. Sejak
anak dalam kandungan, bukan hanya nutrisi ibu yang terjaga, tetapi
mental dan spiritual sang ibu sertamerta terjaga demi sang buah hati.
Lantunan ayat al-Quran dari sang ibu senantiasa menghiasi kehidupan
janin dalam kandungan. Maka ketika terlahir, besar harapan agar sang
janin bukan sekedar sebagai kanvas putih. Namun sudah bercorak, sehingga
akan lebih mudah untuk memolesnya menjadi bentuk indah dan utuh.
Anak
adalah harapan. Generasi penerus yang akan kita titipkan tongkat
estafet perjuangan di tangannya. Kita membutuhkan generasi dengan
kualitas tangguh sebagai pengemban amanah besar kelak. Dan generasi yang
mampu menjawab tantangan besar di sepanjang zaman. Bentuk kasih sayang
orang tua kepada anak yang tak kalah penting yaitu apabila orang tua
mampu membangun daya juang anak yang besar dan pertahanan diri yang
kokoh. Hal tersebut bukan hanya urusan fisik, tetapi mental dan
spiritual seorang anak juga penting. Sebagai orang tua, sudah semestinya
membangun itu semua terhadap diri anak.
Berikut ini beberapa upaya kasih sayang orang tua dalam membangun daya juang anak:
1. Orang tua harus membangun terlebih dahulu daya juangnya sendiri.
Tidak
ada orang tua sempurna. Tidak ada orang tua ideal. Belajar menjadi
orang tua yang baik adalah perjuangan bagi kita. Sebagai orang tua,
sepatutnya memiliki tujuan dan target-target apa yang ingin dicapai
dalam setiap tahap perkembangan anak. Oleh karena itu, alangkah besar
usaha kita apabila menjadikan al-Quran sebagai pembuka cakrawala dalam
pengasuhan anak dan pendidikan islami. Kisah-kisah Rasulullah, para nabi
dan para sahabat menjadi rujukan yang setiap saat kita gali, pelajari
dan teladani.
2. Kenali pribadi sang anak.
Setiap anak
memiliki karakter, sifat, daya tangkap atau kecerdasan berbeda. Hal
tersebut dapat kita kenali dari hubungan dekat dengan anak. Kedekatan
dengan anak bukan hanya fisik melainkan secara verbal melalui berbagai
dialog maupun nasehat sehingga melibatkan kedekatan psikis antar anak
dan orang tua.
Kenyamanan dalam berkomunikasi menjadi amat penting
agar tercipta keterbukaan. Oleh karena itu, kita dapat mengenali
masing-masing anak, mengetahui kebutuhannya dan pola pendidikan yang
cocok diterapkan untuk membangun daya juangnya. Seorang anak pemalu dan
pendiam harus kita gali segala bakat dan kesenangan yang ia miliki.
Secara pelan dan perlahan kita bangun keberaniaannya, bukan malah
memojokkan, mengejek atau menghardiknya. Dan sesekali kita selipkan
kisah heroik sebagai motivasi.
3. Lingkungan kondusif dalam membangun daya juang anak.
Lingkungan
kondusif bisa berasal dari dalam rumah maupun luar rumah. Lingkungan
rumah yang penuh kekerasan, ancaman dan ketidaknyamanan akan melahirkan
anak pemberontak, mudah marah atau sebaliknya menjadi pribadi yang
tertutup dan mudah putus asa. Karena emosinya menjadi tidak stabil dan
sedikit demi sedikit akan mengikis pikiran positif dalam diri anak.
Lingkungan
rumah yang terlalu banyak memberi kemudahan, fasilitas-fasilitas yang
berlebihan dan tak terkendali serta kebebasan yang tak terbatas akan
melahirkan anak yang lemah daya juangnya, jauh dari kemandirian.
Rumah
menjadi tempat pertama bagi anak untuk belajar selayaknya menjadi
tempat saling bertukar kasih sayang. Orang tua memberi kontribusi
penting dalam menciptakan lingkungan rumah yang kondusif dalam membangun
daya juang anak. Sehingga ketika anak berada di luar rumah, pembawaan
anak sendirilah yang akan mencari lingkungan yang sesuai dengan dirinya.
Bisa jadi menuju lingkungan yang memberi pengaruh baik atau justru
pengaruh buruk. Lingkungan di luar rumah sungguh tidak dapat diduga.
Anak dengan daya juang yang tinggi tentu akan dapat beradaptasi, mampu
membela diri dan tidak mudah terpengaruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar