Ada kata-kata yang sering terungkap dari lisan buah hatiku yang
berumur menjelang lima tahun, dan saya pun sangat senang mendengarya.
“Kayyis sayang dan suka sama ummi, karena ummi lucu”. Biasanya
spontanitas saya akan menjawab, “Kalau begitu ummi akan sering me “lucu”
ah… biar kayyis selalu gembira.
Ungkapan ini biasanya akan diucapkannya
ketika sedang bersama bercanda, bermain dan berakrab ria dengan
anak-anak, di sela-sela waktu ketika sedang di rumah bersama anak-anak.
Menciumi pipi anak-anak kita, mengajaknya bercanda, menggodanya dengan
menggelitiki di perut atau ujung kakinya, menaikan mereka di punggung
sambil main kuda-kuda-an, atau pura-pura mengalah dalam berbagai “lomba”
yang sengaja kita ciptakan, misalnya lomba mengancing /memakai baju,
lomba mengambil handuk saat akan mandi, lomba menghabiskan makan sayur,
lomba menggosok gigi, lomba merapikan mainan, dan segudang aktifitas
lain yang akan menciptakan keakraban dan suasana ceria bersama
anak-anak.
Aktifitas semacam ini sungguh menyenangkan untuk
anak-anak kita, dan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan
psykologis dan kestabilan emosi anak. Suasana bahagia dan ceria, akan
membuat anak-anak bersikap optimis, penuh gairah dan harapan, serta
menjadi pemberani. Buat kita, selaku orang tua, aktifitas semacam ini
pun memberikan banyak sekali dampak posistif, yang terutama sekali
adalah secara psykologis, merasakan kedekatan yang baik dengan anak.
Selain itu perasaan rileks, mampu mengusir ketegangan dan capai fisik
yang sebelumnya mendera. Rasanya semua capai yang dibawa saat
beraktifitas di luar rumah, spontanitas menjadi hilang, berganti dengan
kesegaran, ketika sampai di rumah bisa bergembira dan bercanda dengan
anak-anak.
Islam memang manganjurkan, agar orang tua
bisamenggembirakan dan menghibur anak dengan sesuatu yang menyenangkan,
dengan humor, canda dan permainan yang terarah. Rasa jenuh, sedih, duka
dan cemberut yang dialami anak, akan terusir. Rasul saw yang mulia,
mengajarkan kita membaca doa “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari rasa sedih dan duka, dan dari sifat pemalas”
Para Shahabat juga menggambarkan sifat Rasul saw dengan ucapan : “Rasulullah
saw adalah orang yang paling humoris, ketika berada di tengah
anak-anak” ( ditakhrij oleh Ibnu suni dalam amal al yaum wa al-lailah
hal 199.hadis no 319)
Diantara hal lain yang akan membuat anak
bergembira, adalah dengan memberinya mainan. Mainan anak-anak, dengan
berbagai modelnya, harus disesuaikan dengan jenis kelamin, anak, agar
anak-anak tetap terjaga sesuai fitrahnya. Dia mengenal siapa dirinya,
bahwa Allah menciptakan ada anak alaki-laki, ada anak perempuan. Anak
perempuan jangan sampai menyerupai anak laki-laki, dan anak laki-laki
jangan sampai menyerupai anak perempuan. Allah melaknat laki-laki yang
menyerupai perempuan dan sebaliknya. Diriwayatkan bahwa Aisyah ra,
sewaktu kecilnya, bermain-main menggunakan boneka.
Demikianlah,
agama Islam yang sempurna telah meletakkan berbagai sendi kehidupan
sesuai porsinya, semuanya dalam bingkai keseimbangan, tidak berlebihan,
masingmasing mendapatkan haknya. Salah satu hak jiwa adalah mendapatkan
kebahagiaan dengan hiburan sewajarnya. Wahai Rabb kami, karuniakanlah
kepada kami pasangan dan anak keturunan yang menjadi penyejuk mata bagi
kami, dan jadikanlah kami, pemimpin orang-orang yang bertaqwa” wallahu
a’lam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar