Oleh: Asep Sapaat
Abdulah bin Umar RA menceritakan, ketika Rasulullah SAW sedang berkhutbah di atas mimbar menjelaskan perihal sedekah dan mencegah diri dari meminta-minta, beliau bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas ialah tangan yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah ialah tangan yang meminta." (HR Muslim).
Sedekah itu panggilan jiwa. Pekerjaan hati yang ikhlas dan bahagia melihat orang lain merasa berbahagia. Ada banyak aneka cara bersedekah.
Rasulullah SAW bersabda, "Bukankah Allah SWT telah memberi berbagai macam cara untuk bersedekah? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah. Setiap kalimat takbir adalah sedekah. Setiap kalimat tahmid adalah sedekah. Setiap kalimat tahlil adalah sedekah. Mengajak kepada kebaikan dan melarang kejahatan adalah sedekah. Bahkan pada kemaluanmu pun terdapat pula unsur sedekah." "Kalau begitu, apakah kami mendapatkan pahala jika kami memuaskan nafsu syahwat kami?" tanya para sahabat. Rasulullah SAW menjawab, "Kalau kalian melakukannya dengan cara yang haram, tentu kalian berdosa. Sebaliknya, apabila kalian lakukan dengan yang halal, kalian mendapatkan pahala." (HR Muslim).
Lantas, apakah sedekah terbaik guru untuk murid-muridnya? Pertama, tutur kata guru yang baik. Kata-kata yang terucap dari seorang guru hendaknya menggugah kesadaran, membangkitkan rasa percaya diri dan motivasi belajar pada murid, serta mendoakan hal-hal baik untuk kehidupan para muridnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Peliharalah dirimu dari neraka walaupun dengan (bersedekah) sebelah buah kurma. Jika kamu tak sanggup, maka dengan tutur kata yang baik." (HR Muslim).
Kedua, sikap keteladanan guru. Contoh itu ada yang baik dan buruk. Namun, keteladanan sudah pasti baiknya. Keteladanan guru menginspirasi murid-murid untuk berperilaku baik secara konsisten dalam keseharian.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa mengerjakan baik dalam Islam, maka ia memperoleh pahala ditambah pahala orang yang mencontoh perbuatannya itu tanpa mengurangi pahala mereka masing-masing. Dan barang siapa melaksanakan pekerjaan jahat, maka ia akan mendapatkan dosanya, ditambah dosa orang-orang yang mencontoh perbuatan buruknya itu tanpa mengurangi dosa mereka masing-masing." (HR Muslim).
Ketiga, senyuman guru. Rasulullah bersabda, "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." (HR Tirmidzi). Wajah adalah ekspresi dari pancaran hati. Hati yang senantiasa mengingat Allah SWT, memancarkan wajah yang dipenuhi kesejukan dan senyum tulus.
Sebaliknya, hati yang dipenuhi dosa akan tampak dari wajah yang kusut masam. Guru yang murah senyum penuh ketulusan bisa menyenangkan hati para murid. Murid akan lebih terbuka dan senang berinteraksi dengan pribadi guru yang peduli dan ramah.
Keempat, harta kekayaan guru. Bagi guru yang dianugerahi harta yang cukup bahkan berlimpah, bersedekahlah! Jangan tunggu kaya untuk bisa bersedekah.
Abu Hurairah RA mengabarkan, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak seorang pun yang menyedekahkan hartanya yang halal di mana Allah menerima dengan baik, walaupun sedekahnya itu hanya sebutir kurma. Maka kurma itu akan bertambah besar di tangan Allah Yang Maha Pengasih sehingga menjadi lebih besar daripada gunung. Demikian Allah memelihara sedekahmu, sebagaimana halnya kamu memelihara anak kambing dan anak unta (yang semakin lama semakin besar)." (HR Muslim).
Di panggung dunia, seseorang bisa memainkan perannya sebagai guru. Namun, saat tirai kehidupan berakhir karena guru meninggal dunia, apakah gerangan yang bisa menyelamatkan guru di akhirat kelak?
Rasulullah SAW bersabda, "Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya." (HR Ahmad). Menjadi guru beriman yang rajin bersedekah adalah investasi terbaik untuk kehidupan akhirat kelak. Wallahu a'lam bishawab.
Abdulah bin Umar RA menceritakan, ketika Rasulullah SAW sedang berkhutbah di atas mimbar menjelaskan perihal sedekah dan mencegah diri dari meminta-minta, beliau bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas ialah tangan yang memberi, sedangkan tangan yang di bawah ialah tangan yang meminta." (HR Muslim).
Sedekah itu panggilan jiwa. Pekerjaan hati yang ikhlas dan bahagia melihat orang lain merasa berbahagia. Ada banyak aneka cara bersedekah.
Rasulullah SAW bersabda, "Bukankah Allah SWT telah memberi berbagai macam cara untuk bersedekah? Setiap kalimat tasbih adalah sedekah. Setiap kalimat takbir adalah sedekah. Setiap kalimat tahmid adalah sedekah. Setiap kalimat tahlil adalah sedekah. Mengajak kepada kebaikan dan melarang kejahatan adalah sedekah. Bahkan pada kemaluanmu pun terdapat pula unsur sedekah." "Kalau begitu, apakah kami mendapatkan pahala jika kami memuaskan nafsu syahwat kami?" tanya para sahabat. Rasulullah SAW menjawab, "Kalau kalian melakukannya dengan cara yang haram, tentu kalian berdosa. Sebaliknya, apabila kalian lakukan dengan yang halal, kalian mendapatkan pahala." (HR Muslim).
Lantas, apakah sedekah terbaik guru untuk murid-muridnya? Pertama, tutur kata guru yang baik. Kata-kata yang terucap dari seorang guru hendaknya menggugah kesadaran, membangkitkan rasa percaya diri dan motivasi belajar pada murid, serta mendoakan hal-hal baik untuk kehidupan para muridnya.
Rasulullah SAW bersabda, "Peliharalah dirimu dari neraka walaupun dengan (bersedekah) sebelah buah kurma. Jika kamu tak sanggup, maka dengan tutur kata yang baik." (HR Muslim).
Kedua, sikap keteladanan guru. Contoh itu ada yang baik dan buruk. Namun, keteladanan sudah pasti baiknya. Keteladanan guru menginspirasi murid-murid untuk berperilaku baik secara konsisten dalam keseharian.
Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa mengerjakan baik dalam Islam, maka ia memperoleh pahala ditambah pahala orang yang mencontoh perbuatannya itu tanpa mengurangi pahala mereka masing-masing. Dan barang siapa melaksanakan pekerjaan jahat, maka ia akan mendapatkan dosanya, ditambah dosa orang-orang yang mencontoh perbuatan buruknya itu tanpa mengurangi dosa mereka masing-masing." (HR Muslim).
Ketiga, senyuman guru. Rasulullah bersabda, "Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." (HR Tirmidzi). Wajah adalah ekspresi dari pancaran hati. Hati yang senantiasa mengingat Allah SWT, memancarkan wajah yang dipenuhi kesejukan dan senyum tulus.
Sebaliknya, hati yang dipenuhi dosa akan tampak dari wajah yang kusut masam. Guru yang murah senyum penuh ketulusan bisa menyenangkan hati para murid. Murid akan lebih terbuka dan senang berinteraksi dengan pribadi guru yang peduli dan ramah.
Keempat, harta kekayaan guru. Bagi guru yang dianugerahi harta yang cukup bahkan berlimpah, bersedekahlah! Jangan tunggu kaya untuk bisa bersedekah.
Abu Hurairah RA mengabarkan, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak seorang pun yang menyedekahkan hartanya yang halal di mana Allah menerima dengan baik, walaupun sedekahnya itu hanya sebutir kurma. Maka kurma itu akan bertambah besar di tangan Allah Yang Maha Pengasih sehingga menjadi lebih besar daripada gunung. Demikian Allah memelihara sedekahmu, sebagaimana halnya kamu memelihara anak kambing dan anak unta (yang semakin lama semakin besar)." (HR Muslim).
Di panggung dunia, seseorang bisa memainkan perannya sebagai guru. Namun, saat tirai kehidupan berakhir karena guru meninggal dunia, apakah gerangan yang bisa menyelamatkan guru di akhirat kelak?
Rasulullah SAW bersabda, "Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya." (HR Ahmad). Menjadi guru beriman yang rajin bersedekah adalah investasi terbaik untuk kehidupan akhirat kelak. Wallahu a'lam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar