Karyawan yang tidak kompeten dan kasar pada rekan kerja bisa
memberikan pengaruh buruk, yakni membuat karyawan lainnya bersikap
serupa.
Studi dari Michigan State University menyimpulkan bahwa karyawan
tidak kompeten dan kasar merupakan racun yang bisa membahayakan
perusahaan semakin jauh dari target dan sukses.
Sebab, karyawan yang demikian praktis tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dan hanya bisa mengalihkan pekerjan pada orang lain.
Russel Johnson, salah satu penulis studi dan profesor manajemen di
Michigan State University, mengatakan bahwa karyawan yang berperilaku
buruk dan tidak kompeten bisa menular pada rekan kerja lainnya.
“Orang yang terus menerus menghadapi dan mendapatkan perilaku tidak
baik dari rekan kerja akan merasa lelah sepanjang waktu. Kelelahan itu
bak bola salju yang membuat karyawan pun berperilaku kasar pada orang
lain,” jelas Johnson.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Applied Psychology
menemukan bahwa perilaku ofensif dan kasar meliputi komentar negatif,
menjatuhkan orang lain, sarkastik, dan hobi menunda pekerjaan.
Ternyata, karyawan dengan perilaku tidak baik berpengaruh pada biaya produksi perusahaan yang membengkak.
Sebab, mempertahankan karyawan tidak kompeten dan kasar membuat orang lain tidak betah sampai dengan memutuskan berhenti.
Nah, biaya rekrutmen dan pelatihan karyawan baru bisa mencapai ratusan juta rupiah dalam satu tahun.
“Ketika karyawan secara emosional letih, maka sangat sulit untuk
mereka berkonsentrasi pada penyelesaian kerja. Sulit untuk karyawan
menyeimbangkan emosi agar tenang dan stabil,” imbuhnya.
Perilaku karyawan yang buruk, kata Johnson, memberikan efek buruk jangka panjang pada karyawan yang baik dan kompeten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar