Disfungsi
ereksi merupakan momok menakutkan bagi tiap pria. Dulu, masalah ini
hanya mengintai para pria berumur. Tapi kini, pria usia produktif juga
bisa mengalaminya.
“Saya punya banyak pasien disfungsi ereksi yang berusia 30 sampai 40 tahun. Rentang usia tersebut sebetulnya masuk usia produktif,” ujar Darius Paduch, M.D, pakar urologi dan reproduksi pria dari New York-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center.
Umumnya, pria yang mengalami disfungsi ereksi akan mencari penyembuhan lewat pil biru alias obat kuat. Cara ini memiliki risiko mulai dari obat palsu hingga over dosis.
“Untungnya, ada cara alami untuk menangani disfungsi ereksi tanpa melibatkan obat kuat. Intinya adalah mengubah pola hidup,” ujar Paduch.
Pernyataan Paduch didukung oleh hasil penelitian yang termuat dalam Journal of Sexual Medicine. Jurnal tersebut mengatakan kalau disfungsi ereksi bisa diatasi dengan mengubah pola hidup seperti olahraga dan pola makan.
Berikut adalah hal yang harus diubah untuk mendongkrak performa Mr. P tanpa campur tangan pil biru alias obat kuat :
Berat badan
Pertahankan berat badan di angka ideal. Jika perlu, pakai patokan ukuran Body Mass Index (BMI).
Banyak penelitian menyebut kalau obesitas berpengaruh pada kemampuan ereksi. Obesitas juga menurunkan kadar testosteron, yang mana hormon ini berperan besar dalam hal seksualitas.
“Jika terdeteksi mengalami disfungsi ereksi, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menurunkan berat badan,” ujar Paduch.
Jam tidur
Pola tidur berpengaruh pada kemampuan ereksi. Tak hanya kemampuan untuk ‘berdiri tegak’, tapi juga tingkat kekerasan ereksi.
“Salah satu pertanyaan yang saya ajukan pada pasien disfungsi ereksi adalah mengenai tentang pola tidurnya. Termasuk apakah ia mendengkur atau tidak,” ujar Paduch.
Mendengkur merupakan tanda gangguan tidur. Ini mengganggu jam istirahat tubuh.
Salah satu dampak yang bisa dilihat adalah terganggunya ereksi di pagi hari. Pasien yang mengalami gangguan tidur kerap tak mengalami ereksi pagi hari.
Lagipula, secara logika, tubuh akan lelah jika kurang tidur. Jika lelah, ia tak punya tenaga untuk mencapai ereksi yang optimal.
Olahraga
Dalam tubuh yang sehat terdapat ereksi yang kuat. Mungkin terdengar seperti lelucon, tapi ini faktanya.
Olahraga merupakan cara untuk mengoptimalkan ereksi. Alasannya, olahraga mampu mencegah lemak berlebih dan meningkatkan kadar testosteron.
“Ada pasien yang bercerita kalau dirinya mengalami peningkatan performa seksual setelah rutin olahraga di gym selama beberapa minggu. Tapi, performa seksualnya menurun ketika ia berhenti berolahraga,” papar Paduch.
Pola makan
Sekali lagi, apa yang Anda makan memengaruhi diri Anda. Termasuk dalam hal kesehatan.
Kontrol asupan Kolesterol untuk menjaga kadar hormon testosteron. Jangan lupa untuk membatasi asupan gula agar terhindar dari diabetes, yang notabene memengaruhi kemampuan ereksi.
Alkohol
Alkohol ibarat pedang bermata dua dalam hal seksualitas. Jika dikonsumsi dengan takaran yang seharusnya, alkohol bisa membantu performa penis.
Beberapa penelitian menyebut kalau satu atau dua gelas kecil alkohol seperti wine bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Penyakit ini adalah penyebab utama gangguan ereksi.
Tapi, jika dikonsumsi berlebih justru menurunkan kemampuan ereksi. Sebab alkohol sejatinya adalah zat yang mampu menenangkan saraf. Termasuk saraf yang berkaitan dengan kemampuan ereksi.
“Saya punya banyak pasien disfungsi ereksi yang berusia 30 sampai 40 tahun. Rentang usia tersebut sebetulnya masuk usia produktif,” ujar Darius Paduch, M.D, pakar urologi dan reproduksi pria dari New York-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center.
Umumnya, pria yang mengalami disfungsi ereksi akan mencari penyembuhan lewat pil biru alias obat kuat. Cara ini memiliki risiko mulai dari obat palsu hingga over dosis.
“Untungnya, ada cara alami untuk menangani disfungsi ereksi tanpa melibatkan obat kuat. Intinya adalah mengubah pola hidup,” ujar Paduch.
Pernyataan Paduch didukung oleh hasil penelitian yang termuat dalam Journal of Sexual Medicine. Jurnal tersebut mengatakan kalau disfungsi ereksi bisa diatasi dengan mengubah pola hidup seperti olahraga dan pola makan.
Berikut adalah hal yang harus diubah untuk mendongkrak performa Mr. P tanpa campur tangan pil biru alias obat kuat :
Berat badan
Pertahankan berat badan di angka ideal. Jika perlu, pakai patokan ukuran Body Mass Index (BMI).
Banyak penelitian menyebut kalau obesitas berpengaruh pada kemampuan ereksi. Obesitas juga menurunkan kadar testosteron, yang mana hormon ini berperan besar dalam hal seksualitas.
“Jika terdeteksi mengalami disfungsi ereksi, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah menurunkan berat badan,” ujar Paduch.
Jam tidur
Pola tidur berpengaruh pada kemampuan ereksi. Tak hanya kemampuan untuk ‘berdiri tegak’, tapi juga tingkat kekerasan ereksi.
“Salah satu pertanyaan yang saya ajukan pada pasien disfungsi ereksi adalah mengenai tentang pola tidurnya. Termasuk apakah ia mendengkur atau tidak,” ujar Paduch.
Mendengkur merupakan tanda gangguan tidur. Ini mengganggu jam istirahat tubuh.
Salah satu dampak yang bisa dilihat adalah terganggunya ereksi di pagi hari. Pasien yang mengalami gangguan tidur kerap tak mengalami ereksi pagi hari.
Lagipula, secara logika, tubuh akan lelah jika kurang tidur. Jika lelah, ia tak punya tenaga untuk mencapai ereksi yang optimal.
Olahraga
Dalam tubuh yang sehat terdapat ereksi yang kuat. Mungkin terdengar seperti lelucon, tapi ini faktanya.
Olahraga merupakan cara untuk mengoptimalkan ereksi. Alasannya, olahraga mampu mencegah lemak berlebih dan meningkatkan kadar testosteron.
“Ada pasien yang bercerita kalau dirinya mengalami peningkatan performa seksual setelah rutin olahraga di gym selama beberapa minggu. Tapi, performa seksualnya menurun ketika ia berhenti berolahraga,” papar Paduch.
Pola makan
Sekali lagi, apa yang Anda makan memengaruhi diri Anda. Termasuk dalam hal kesehatan.
Kontrol asupan Kolesterol untuk menjaga kadar hormon testosteron. Jangan lupa untuk membatasi asupan gula agar terhindar dari diabetes, yang notabene memengaruhi kemampuan ereksi.
Alkohol
Alkohol ibarat pedang bermata dua dalam hal seksualitas. Jika dikonsumsi dengan takaran yang seharusnya, alkohol bisa membantu performa penis.
Beberapa penelitian menyebut kalau satu atau dua gelas kecil alkohol seperti wine bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Penyakit ini adalah penyebab utama gangguan ereksi.
Tapi, jika dikonsumsi berlebih justru menurunkan kemampuan ereksi. Sebab alkohol sejatinya adalah zat yang mampu menenangkan saraf. Termasuk saraf yang berkaitan dengan kemampuan ereksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar