Gigi
berlubang merupakan masalah umum pada kesehatan gigi masyarakat
Indonesia. Terkadang jika lubangnya belum menimbulkan sakit orang sering
mengabaikannya. Padahal, gigi berlubang tak bisa dianggap sepele karena
bisa memicu timbulnya penyakit lain.
"Karies gigi amat sangat menjalar ke mana-mana karena kesehatan di rongga mulut tak bisa lepas dari kesehatan secara umum," ujar Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) Pusat, drg. Udijanto Tedjosasongko, SpKGA (K) dalam diskusi di Jakarta, Selasa (11/1/2016).
Pada anak misalnya, memiliki masalah gigi bisa mengganggu kenyamanan saat konsumsi makanan. Bisa saja anak jadi kurang mendapat nutrisi yang perlukan untuk tumbuh kembangnya karena sakit gigi.
Gigi berlubang juga dapat memicu masalah pada pencernaan. Misalnya, gigi anak ompong sehingga tidak dapat mengunyah dengan benar. Proses pencernaan yang tidak sempurna di rongga mulut, bisa memicu masalah pada pencernaan di usus atau lambung.
"Ada efek yang memang seharusnya tidak boleh muncul pada lambung karena proses yang tidak sempurna di pencernaan," jelas Udi.
Akibat paling fatal dari gugi berlubang yang dibiarkan adalah bisa menyebabkan bakteri di gigi menyebar lewat pembuluh darah dan masuk ke organ jantung. "Misalnya seseorang sakit jantung, trus ada gigi berlubang sampai ada abses, bisa menyebar bakterinya lewat pembuluh darah," lanjut Udi.
Udi mengatakan, sekitar 53 persen penduduk Indonesia berusia di atas 12 tahun mengalami gigi berlubang. Gigi berlubang terjadi karena penguraian mineral di bagian permukaan gigi sehingga membuat email gigi menipis.
Banyak faktor yang menyebabkan penguraian mineral tersebut, seperti tingginya kadar asam dalam mulut akibat fermentasi bakteri di gigi, penumpukan plak dari sisa makanan yang tidak dibersihkan hingga cara menyikat gigi yang salah.
Menurut Udi, langkah terpenting adalah melakukan pencegahan. Jagalah kesehatan gigi dan mulut sejak kecil dengan menyikat gigi secara teratur dan benar sebanyak dua kali sehari. Tak hanya itu, jangan tunggu gigi sudah berlubang untuk mengunjungi dokter gigi. Datanglah 6 bulan sekali untuk mengecek kesehatan gigi.
"Karies gigi amat sangat menjalar ke mana-mana karena kesehatan di rongga mulut tak bisa lepas dari kesehatan secara umum," ujar Ketua Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia (IDGAI) Pusat, drg. Udijanto Tedjosasongko, SpKGA (K) dalam diskusi di Jakarta, Selasa (11/1/2016).
Pada anak misalnya, memiliki masalah gigi bisa mengganggu kenyamanan saat konsumsi makanan. Bisa saja anak jadi kurang mendapat nutrisi yang perlukan untuk tumbuh kembangnya karena sakit gigi.
Gigi berlubang juga dapat memicu masalah pada pencernaan. Misalnya, gigi anak ompong sehingga tidak dapat mengunyah dengan benar. Proses pencernaan yang tidak sempurna di rongga mulut, bisa memicu masalah pada pencernaan di usus atau lambung.
"Ada efek yang memang seharusnya tidak boleh muncul pada lambung karena proses yang tidak sempurna di pencernaan," jelas Udi.
Akibat paling fatal dari gugi berlubang yang dibiarkan adalah bisa menyebabkan bakteri di gigi menyebar lewat pembuluh darah dan masuk ke organ jantung. "Misalnya seseorang sakit jantung, trus ada gigi berlubang sampai ada abses, bisa menyebar bakterinya lewat pembuluh darah," lanjut Udi.
Udi mengatakan, sekitar 53 persen penduduk Indonesia berusia di atas 12 tahun mengalami gigi berlubang. Gigi berlubang terjadi karena penguraian mineral di bagian permukaan gigi sehingga membuat email gigi menipis.
Banyak faktor yang menyebabkan penguraian mineral tersebut, seperti tingginya kadar asam dalam mulut akibat fermentasi bakteri di gigi, penumpukan plak dari sisa makanan yang tidak dibersihkan hingga cara menyikat gigi yang salah.
Menurut Udi, langkah terpenting adalah melakukan pencegahan. Jagalah kesehatan gigi dan mulut sejak kecil dengan menyikat gigi secara teratur dan benar sebanyak dua kali sehari. Tak hanya itu, jangan tunggu gigi sudah berlubang untuk mengunjungi dokter gigi. Datanglah 6 bulan sekali untuk mengecek kesehatan gigi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar