BEBERAPA waktu lalu, saya melihat adik saya memandikan anak
pertamanya. Usia anaknya 1 tahun lebih. Bayinya tertawa menikmati
dinginnya air. Namun ibunya teramat fokus menggosok badan anaknya dengan
sabun. Lalu membilasnya dengan air tanpa berkata-kata sedikitpun.
Setelah keduanya keluar kamar mandi saya pun bertanya, “Dek, apa yang baru saja kamu lakukan?”
Ia pun menjawab, “Oh tadi itu, habis mandiin Azam.” Azzam itu nama anaknya.
“Dikira sedang mencuci baju,” tukas saya.
Ia pun berlalu menuju kamarnya.
Ba’da maghrib setelah anaknya tidur, saya bicara dengan adik. Saya
sampaikan bahwa kegiatan mandi bisa membuat anaknya cerdas. Memang tidak
sedikit para ibu yang belum memahami hal ini. Kebanyakan mereka merasa
ingin cepat-cepat menyelesaikan satu kegiatan bersama anak karena
pekerjaan rumah tangga lain menunggu
Usia 0-2 tahun disebut sebagai jendela kesempatan oleh neuroscientist.
Karena pada usia inilah terjadi proses tahap awal penyambungan antar
sel otak. Jika pada usia ini ada sel yang tidak tersambung, maka sel
tersebut akan hilang melalui program penghapusan.Itulah mengapa
kehidupan seorang anak setelah dewasa tergantung pada masa golden age-nya.
Dalam setiap kegiatan rutin yang dilakukan ibu dan bayinya terdapat
banyak kesempatan untuk membangun sambungan sel-sel otak. Orangtua perlu
memverbalkan apa kegiatan yang dilakukan dengan bayi. Bayi mendapat
pengetahuan melalui semua inderanya. Maka dengan membahasakan semua yang
dilakukan, bayi akan menerima pengetahuan melalui semua inderanya
dengan lengkap.
Saat mandi misalnya, diawali dengan membantu bayi membuka baju. Ibu
atau ayah yang membantu bayi harus bicara. “Anakku sayang, kegiatan mu
sekarang adalah mandi. boleh ya ibu/ayah bantu buka bajunya.
Bismillahirrahmanirrahiim. “ Ibu/ayah membuka baju anak perlahan-lahan
tanpa berhenti bicara.
Kita katakan pertama yang dibuka kancingnya, lalu tangan kanannya dan
seterusnya. Setelah bajunya di buka, ibu terus bicara bahwa sekarang
sedang bergerak menuju kamar mandi, bisa ditambah dengan menghitung
langkah kaki ibu dari kamar tidur menuju kamar mandi. Setelah siap di
depan pintu kamar mandi, orangtua tetap tak berhenti bicara, sampaikan
bagaimana Islam mengajarkan adab masuk kamar mandi disertai do’a
sebelum masuk kamar mandi.
Setelah anak masuk bak mandi, tetap orangtua harus bicara.
Satu-persatu anggota tubuhnya disebutkan. Tak lupa fungsi-fungsi setiap
bagian tubuhnya. Sampaikan benda-benda yang ada di kamar mandi. Dingin
atau hangatnya air yang dipakai. Benda-benda yang sedang digunakannya.
Usapan disertai pijitan lembut dan hangat di tubuhnya akan membuat
sambungan semua sel otaknya.
Hingga selesai bilasan terakhir orang tua tetap tidak boleh berhenti
bicara. Kemudian ulang seperti diawal kita sampaikan adab keluar kamar
mandi. Lalu terus bicara bergerak kemana setelah keluar dari sana.
Satu kegiatan rutin mandi saja akan membuat sambungan yang banyak
pada sel-sel otaknya. Rangsangan dari semua inderanya membuat anak kita
menjadi anak yang cerdas. Bisa kita bayangkan berapa sambungan yang akan
terlewatkan ketika orangtua tidak mendampingi anaknya.
Kita tidak bisa memilih dilahirkan dari orangtua yang cerdas atau
biasa saja. Tapi kita bisa memilih untuk menjadi orangtua yang cerdas
bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar