Oleh Nashih Nasrullah
Al-Baihaqi yang berguru hadis pada Syekh Abu Abdullah al-Hakim memberikan resep sederhana agar terhindar dari azab kubur. Menurutnya, kunci yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah amal saleh yang dikerjakan sepanjang hidupnya di dunia.
Al-Baihaqi yang berguru hadis pada Syekh Abu Abdullah al-Hakim memberikan resep sederhana agar terhindar dari azab kubur. Menurutnya, kunci yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah amal saleh yang dikerjakan sepanjang hidupnya di dunia.
"Dan, barang siapa yang beramal saleh, maka untuk diri
mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan)." (QS
ar-Ruum [30]: 44). Merujuk pada pendapat mujahid, tempat menyenangkan
yang dimaksud ialah "kediaman" yang nyaman selama di alam barzah.
Fakta ini juga dipertegas dalam hadis riwayat Abu
Hurairah. Disebutkan bahwa ketika mayat telah diletakkan di kuburannya,
ia mendengar gesekan sandal handai tolan yang meninggalkannya
sendirian.
Bila ia orang beriman maka amalan shalat akan berada di
atas kepalanya, puasa di sebelah kanannya, dan zakat ada di samping
kirinya. Sedangkan, amalan lainnya, seperti sedekah, silaturahim, dan
perbuatan baik ada di sekitar kedua kakinya. Masing-masing akan menjadi
saksi dan pelindung baginya.
Di pengujung karyanya, al- Baihaqi yang terkenal dengan
mahakaryanya, as-Sunan al-Kubra dan Dalail an-Nubuwwah, menukil beberapa
riwayat yang mengisahkan tentang rasa takut dan harapan besar dari para
salaf agar terhindar dari siksa neraka.
Padahal, melihat hitungan matematis, tingkat kesalehan
spiritual mereka terbilang mumpuni. Ini tak lain menggambarkan ketaatan
mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Sebut saja, misalnya, pendiri mazhab teolog Asy'ariyah,
Abu Musa al-As'yari. Ia meminta agar dijauhkan dari siksa neraka. Ia
bahkan memerintahkan agar kedalaman kuburnya kelak ditambahkan.
"Dalamkanlah liang lahatku," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar