Tanya :
Saya punya usaha konveksi seragam sekolah dengan pegawai 5 orang. Permasalahannya pelanggan saya banyak yang membeli secara berutang dan membayar secara dicicil, bahkan sampai beberapa tahun tidak lunas dan ambil banyak barang tapi bayar separuhnya. Bahkan saat ditagih lebih galakan mereka! Pertanyaannya, apakah saya stop menjual kepada yang berutang lebih dari 1 tahun tidak lunas?
Jawab :
Pada prinsipya penjualan berjangka dengan menggunakan termin bayar adalah sebuah bentuk fleksibilitas untuk mempertahankan pelanggan, dan hanya diberikan kepada para pelanggan yang terpercaya dengan kriteria pembayaran yang baik dan tepat waktu.
Secara proporsional, pola pembayaran berjangka dengan termin kredit dilakukan dalam rasio 60% cash dan 40% kredit. Sehingga kapasitas kelola keuangan masih dapat terbantu dengan penjualan cash, terlebih pemberian termin kredit dilakukan secara selektif dan sifatnya tertentu saja.
Melihat kasus yang dialami, maka wajar bila kemudian atas penjualan yang sudah tidak lagi prospektif maka perlu dilakukan stop penjualan. Langkah tersebut dapat dijalankan bersamaan dengan penarikan stok tidak terjual ataupun permohonan pelunasan atas barang yang telah diorder.
Dalam hal tersebut, tentu secara teknis perlu lebih didalami. Kalau pembeli galak, asalkan dibayar adalah hal yang wajar. Nah dalam catatan keuangan barang yang terjual tetapi pembayaran belum diterima juga akan menjadi piutang tak terbayar dengan batas waktu 3 bulan waktu tagih.
Sebaiknya, mulai sekarang pilih dan pilah secara spesifik calon pembeli yang hendak diberikan termin kredit. Selain itu, dalam komitmen jual beli bertermin sebaiknya lakukan perjanjian hitam putih yang mengatur hak dan kewajiban. Ditambah dengan jangka waktu pembayaran diatur jangan terlalu lama untuk cut loss bila terjadi tunggakan tak berbayar, saya sarankan 30 hari saja.
Hal mendasar yang terutama adalah kita wajib mengenali klien atau cistomer kita, karena hal tersebut menjadi kunci untuk membina hubungan bisnis secara saling mendukung dan berkelanjutan. Demikian yang saya dapat sarankan, tetap semangat. Salam Entrepreneur. (EK)
Ery Kasman, SE, Msi
Direktur Entrepreneur Institute
Tidak ada komentar:
Posting Komentar