Tanya :
Bagaimana caranya agar saya bisa mendidik anak saya untuk melek keuangan dan berapa usia yang pas untuk mulai mengajarkannya?
Jawab :
Kapan waktu yang pas untuk mengajarkan anak Anda agar melek finansial (financial literacy)?
Pada dasarnya, anak belajar dengan 3 cara yang disebut dengan modalitas belajar , yakni :
1. Modalitas secara visual, itu ‘mengalami’ dunia melalui mata
2. Modalitas secara auditori, itu ‘mengalami’ dunia melalui telinga
3. Modalitas secara kinestetik, itu ‘mengalami’ dunia melalui sentuhan, bau, pengecapan atau rasa serta gerakan.
Bahkan dalam bukunya yang fenomenal, How to teach your baby to read dan How to teach your baby to math (bagaimana mengajar bayi Anda matematika sambil bermain), Prof. Glenn Doman dari The Institute for the Achievement of Human Potential di Philadelphia menganjurkan anak-anak dikenalkan membaca dan angka-angka sejak dari bayi.
Itu artinya dengan mengajarkan dan mengenalkan angka dan uang sedini mungkin itu semakin baik.
Untuk melek finansial atau melek keuangan memang perlu proses dan kesabaran, seperti proses anak Anda balajar merayap, merangkak, berjalan hingga berlari. Dan perlu ibu ajarkan dengan cara bercerita layaknya lagi mendongeng kepada anak agar anak tertarik.
Mulai dari sejarah uang (untuk materinya, bisa ibu ambil dari www.wikipedia.org) dari prosesi barter, uang dari kerang-kerangan, uang bi metal (emas/dinar dan perak/dirham) dan uang perunggu, uang kertas, uang kartu hingga uang digital dst dan fungsi uang.
Yang tidak kalah pentingnya, ada 2 sumber dasar cara orang mendapatkan uang, yakni :
1. Bekerja yang mendapatkan gaji/upah/honor
2. Usaha yang mendapatkan keuntungan dari selisih harga barang.
Ketika anak sudah mulai paham dengan fungsi uang, bisa ibu gunakan rumus WF 19 yakni :
1. Modal Kerja 30%
Jika anak Anda tertarik kepada bidang usaha, alangkah baiknya untuk ‘memutar’ uang yang Anda berikan kepada hal yang produktif. Misalkan dia suka buku cerita, kenapa tidak mulai menyewakan buku-buku yang sudah dia punyai (tentu untuk tahap awal, Anda yang harus menyediakan bukunya antara 1-5 Exp buku cerita), nanti Anda bisa bagi hasil dengan dia sebagai ‘Owner’ dari Bisnis Penyewaan Buku Cerita.
Selalu lakukan di awal dengan memberi jatah dari uang yang diperoleh untuk sedekah atau berbagi untuk anak lain/orang lain, agar hidupnya jadi berkah.
2. Investasi 30%
Bahwa kita hidup tidak hanya untuk hari ini, tetapi juga buat esok hari, kenalkan istilah simpanan (buat sehari-hari dalam hitungan pekanan), tabungan (menyisihkan buat hari esok dalam hitungan bulan hingga tahunan) dan investasi (uang yang kita tanamkan, terus bertumbuh untuk biaya pendidikannya kelak). Dari hal yang kecil, nominal kecil hingga terbentuk good money habit (kebiasaan mengelola keuangan yang baik)
3. Konsumsi 40%
Baru setelah itu buat belanjanya sehari-hari. Mengenai nominal atau besarannya, sangat tergantung dari usia anak, penghasilan orang tua, gaya hidup dan aktivitas anak. Jika di bawah umur 9 tahun, biasanya untuk uang cemilan/makan/minum di sekolah dan ongkos kendaraan umum, bagi yang tidak di antar.
Disini Anda bisa mengajarkan ‘menabung’ ketika anak Anda membawa bekal dari rumah, dengan catatan uang yang seharusnya untuk makan/minum di sekolah bisa digunakan dengan rumus 334 di atas. Jika di atas 10 tahun, usahakan sudah mulai merancang keuangan sendiri, bisa dalam bentuk pekanan (7 hari) dan bulanan serta uang pulsa (jika Anda membelikannya gadget) serta ‘uang gaul’ buat bersosialisasi.
Selalu di setiap kebutuhan si anak, katakanlah untuk membeli buku misalkan, tekankan dengan menunda keinginan paling tidak setiap 15 hari (2 pekan), baru setelah hari-H nya, ajak ke toko buku tersebut, sebagai sebuah pelajaran untuk mendapatkan dream atau keinginannya tersebut.
oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar