Rutinitas kerja sehari-hari atau rutinitas belajar sering kali membuat kita merasa bosan. Karena itu alangkah baiknya jika kita mau meluangkan waktu untuk sekedar refresing agar semangat kita pulih kembali. Atau Anda berpikir untuk investasi usaha lewat internet?
Bila Anda berpikir untuk investasi usaha melalui internet alangkah baiknya jika mencoba mempelajarinya dan segera bergabung disini.
Banyak cara untuk menyegarkan kembali semangat kita, salah satunya dengan kegiatan jalan-jalan ke tempat-tempat yang masih natural.
Di Bandung, tempat-tempat yang masih relative natural sebenarnya banyak. Di wilayah Bandung Utara sebut saja di antaranya Lembang dengan Gunung Tangkuban Parahunya, Hutan Jayagiri, Bumi Perkemahan Cikole, Maribaya, Sari Ater, Punclut, THR Juanda ( Dago Pakar). Di wilayah Bandung Selatan misalnya Ciwidey dengan hutan dan perkebunan tehnya yang sangat indah, Ciwalini, Situ Patengan, Kawah Putih, Ranca Upas, dan lain-lain.
Nah, kali ini saya akan mengajak Anda jalan-jalan ke Dago Pakar atau THR Juanda di wilayah Bandung Utara. THR Juanda terletak di ujung Jalan Dago ( Jl. Ir. H. Juanda) Bandung yang berjarak kurang lebih 7 KM dari pusat kota. Bagi Anda yang berkendaraan roda dua atu empat akses jalan sangat bagus hingga sampai ke lokasi. Tetapi bagi Anda yang tidak membawa kendaraan pribadi jangan khawatir karena ada angkutan kota yang menuju ke lokasi. Tetapi kali ini saya akan mengajak Anda menyusuri jalan dengan speda gunung….yah saya memang suka naik speda. Dan untuk sampai ke lokasi ini saya harus mengayuh kurang lebih 20 KM dari rumah saya di Bandung Selatan.
Sebenarnya tempat ini tidak asing bagi saya karena sudah puluhan kali kukunjungi…bahkan sejak masih di SD dulu saya sering ke tempat ini. Hal ini tidak aneh karena saya dibesarkan di daerah dago, hingga tahu persis perubahan tempat wisata ini. Tetapi kali ini sangat berbeda, selain karena usia sudah tidak muda lagi juga …berspeda sendirian tanpa kawan dan sedang sepi pengunjung karena bukan hari libur.
Dengan napas ngos-ngosan hampir habis kukayuh sepeda kesayanganku hingga akhirnya sampai juga. Saya merasa puas dan bangga bisa sampai ke tujuan. Kalau saja hari Sabtu atau Minggu pengunjung biasanya banyak, dan saya sering berpapasan dengan rombongan yang naik speda gunung. Setelah membayar tiket seharga delapan ribu rupiah, saya masuk ke lokasi wisata. Rasa lelah hilang seketika karena udara yang sejuk dan lebatnya pepohonan khas Bandung Utara.. Untuk melepas lelah saya duduk di pinggir monument Ir. Juanda
Setelah itu saya langsung turun menuju Goa Jepang. Disebut Goa Jepang karena memang dibuat oleh tentara Jepang pada tahun 1942. . Goa ini dibuat setelah Belanda menyerah dan berfungsi sebagai tempat pertahanan dari serangan sekutu. Ada empat buah goa berukuran besar yang berjejer, serta beberapa lubang goa berukuran kecil. Antara goa yang satu dengan lainnya terhubung dengan lorong-lorong. Bagi anda yang bernyali mungkin tertarik untuk masuk ke dalam goa yang gelap gulita. Tapi gak usah khawatir karena banyak guide yang mau mengantar lengkap dengan senter. Saya sarankan jika anda bermaksud menggunakan jasa mereka atau sekedar menyewa senter hendaklah dengan perjanjian atau tawar menawar terlebih dahulu.
Oke, selanjutnya saya akan membawa anda menuju Goa Belanda. Dari goa jepang menuju Goa Belanda dapat ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 15 menit. Anda juga dapat langsung menuju Goa Belanda dengan kendaraan roda empat. Disebut Goa Belanda karena memang dibuat oleh Belanda pada awal tahun 1941. Awalnya militer Belanda membangun goa ini sebagai terowongan PLTA Bengkok. Namun karena letaknya yang strategis dan dekat dengan pusat kota, maka akhirnya menjadi tempat jaringan radio pertahanan Belanda menjelang perang dunia ke 2.
Jangan khawatir Anda bisa masuk goa ini dengan aman. Goa ini juga menjadi jalan tembus menuju tempat wisata Maribaya di Lembang. Jarak dari Goa ke Maribaya kurang lebih 5 KM. Hanya saja tidak bisa naik kendaraan karena khusus untuk pejalan kaki melewati hutan yang asri. Ada memang beberapa orang yang naik ojek…tapi hal ini sangat disayangkan karena dapat membahayakan penumpang atau pejalan kaki. Saya yang kebetulan berspeda tidak diperbolehkan masuk lewat goa, tetapi harus lewat jalan sebelah kiri mengelilingi bukit. Di belakang bukit atau ujung goa Belanda jika anda jeli akan melihat banyak kera bergelayutan di atas pohon.
Nah, kawan-kawan sementara sampai disini jalan-jalan kita ke THR Juanda atau lebih dikenal dengan Dago Pakar. Siapa tahu Anda yang belum pernah ke sana jadi tertarik. Di jamin Anda akan merasa senang berada di sana karena udaranya yang sejuk dengan pemandangan perbukitan yang masih asri. Seperti juga saya tidak pernah bosan berkunjung ke Dago Pakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar