Di kalangan wanita, beberapa tahun belakangan mulai berkembang tren
untuk melakukan pemotongan rambut atau mencukur bulu-bulu halus di daerah V
yang diklaim dapat meningkatkan sensitivitas yang pada akhirnya menambah
kenikmatan berhubungan seks.
Langkah membabat rambut-rambut di daerah organ intim, baik setengah gundul atau sampai kelimis, juga akrab dikenal dengan istilah Brazilian Wax. Di negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, banyak wanita memilih brazilian wax sebagai bagian dari gaya hidup. Mereka yang menyukai aktivitas seks oral, memangkas rapi daerah V ini juga diklaim dapat meningkatkan kepuasan pasangannya.
Meskipun ada beberapa ahli yang sepakat dengan anggapan brazilian wax dapat meningkatkan kepuasan dalam berhubungan seks, hal berbeda diungkapkan salah seorang pakar Obstetrik Ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG.
Pakar yang juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI) ini menyatakan banyak wanita yang sesungguhnya keliru dengan anggapan brazilian wax dapat meningkatkan kepuasan seks.
Menurutnya, kasus brazilian wax adalah salah satu bukti bahwa sebagian besar masyarakat masih terjebak pada anggapan kepuasan atau kenikmatan seksual hanya ditentukan sebagian faktor saja, misalnya yang menyangkut organ vagina atau penis saja. Padahal, kenikmatan dan kepuasan seksual ditentukan banyak faktor di antaranya adalah otak sebagai pusat pikiran.
"Jadi makanya, masih banyak yang keliru. Mereka pikir kepuasan itu tergantung dari organ yang 'di bawah' saja. Padahal kepuasan itu tentu satu paket termasuk peran otak atau pikiran kita. Walaupun yang di bawah sana keriting atau kelimis, tetapi kalau dalam pikirannya tidak menggebu-gebu saat ngeseks, hasilnya tentu tidak akan memuaskan," ungkap dr. Suryono dalam talkshow "Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?" dan acara peluncuran Buku Kesproholic di Jakarta, Kamis (10/7).
Ia menjelaskan, rambut-rambut yang tubuh pada mon pubis vagina bukanlah rambut biasa, tetapi berfungsi penting untuk melindungi organ reproduksi wanita bagian luar seperti mons pubis, klitoris, labia mayora, labia minora dan perineum .
Oleh sebab itulah, sebaiknya wanita tak perlu sampai harus membabat habis rambut-rambut di wilayah V, karena dikhawatirkan justru dapat memicu timbulnya infeksi pada permukaan kulit sekitar vagina.
"Tuhan telah menciptakan rambut-rambut itu tentu bukannya tanpa maksud dan tujuan. Satu hal pasti, rambut-rambut itu berfungsi untuk melindungi organ reproduksi wanita bagian luar. Kalau sampai mencukur habis, yang dikhawatirkan justru akan terjadi infeksi pada akar-akar rambutnya. Yang tidak dicukur saja bisa terkena infeksi, apalagi yang dicukur sampai kelimis," paparnya.
Langkah membabat rambut-rambut di daerah organ intim, baik setengah gundul atau sampai kelimis, juga akrab dikenal dengan istilah Brazilian Wax. Di negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, banyak wanita memilih brazilian wax sebagai bagian dari gaya hidup. Mereka yang menyukai aktivitas seks oral, memangkas rapi daerah V ini juga diklaim dapat meningkatkan kepuasan pasangannya.
Meskipun ada beberapa ahli yang sepakat dengan anggapan brazilian wax dapat meningkatkan kepuasan dalam berhubungan seks, hal berbeda diungkapkan salah seorang pakar Obstetrik Ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Suryono Slamet Iman Santoso, SpOG.
Pakar yang juga menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Obstetrik Ginekologi Indonesia (POGI) ini menyatakan banyak wanita yang sesungguhnya keliru dengan anggapan brazilian wax dapat meningkatkan kepuasan seks.
Menurutnya, kasus brazilian wax adalah salah satu bukti bahwa sebagian besar masyarakat masih terjebak pada anggapan kepuasan atau kenikmatan seksual hanya ditentukan sebagian faktor saja, misalnya yang menyangkut organ vagina atau penis saja. Padahal, kenikmatan dan kepuasan seksual ditentukan banyak faktor di antaranya adalah otak sebagai pusat pikiran.
"Jadi makanya, masih banyak yang keliru. Mereka pikir kepuasan itu tergantung dari organ yang 'di bawah' saja. Padahal kepuasan itu tentu satu paket termasuk peran otak atau pikiran kita. Walaupun yang di bawah sana keriting atau kelimis, tetapi kalau dalam pikirannya tidak menggebu-gebu saat ngeseks, hasilnya tentu tidak akan memuaskan," ungkap dr. Suryono dalam talkshow "Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?" dan acara peluncuran Buku Kesproholic di Jakarta, Kamis (10/7).
Ia menjelaskan, rambut-rambut yang tubuh pada mon pubis vagina bukanlah rambut biasa, tetapi berfungsi penting untuk melindungi organ reproduksi wanita bagian luar seperti mons pubis, klitoris, labia mayora, labia minora dan perineum .
Oleh sebab itulah, sebaiknya wanita tak perlu sampai harus membabat habis rambut-rambut di wilayah V, karena dikhawatirkan justru dapat memicu timbulnya infeksi pada permukaan kulit sekitar vagina.
"Tuhan telah menciptakan rambut-rambut itu tentu bukannya tanpa maksud dan tujuan. Satu hal pasti, rambut-rambut itu berfungsi untuk melindungi organ reproduksi wanita bagian luar. Kalau sampai mencukur habis, yang dikhawatirkan justru akan terjadi infeksi pada akar-akar rambutnya. Yang tidak dicukur saja bisa terkena infeksi, apalagi yang dicukur sampai kelimis," paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar