Dirilis oleh admin pada Sabtu, 21 Apr 2012
Telah dibaca 464 kali
Sungai Citarum
Air adalah suatu benda yang mutlak dibutuhkan oleh mahluk hidup. Salah satu sumber air di dunia adalah sungai. Sejarah peradaban manusia dimulai dari lembah sungai. Dalam kehidupan, hubungan antara manusia dengan sungai tidak dapat dipisahkan sepanjang masa. Oleh karena ini potensinya perlu dikembangkan dan dilestarikan. Banyak segi kehidupan yang tergantung pada sungai, sebaliknya keganasan sungai dapat mendatangkan penderitaan bagi manusia. Untuk itu perlu sebuah program penegmbangan pengendalian sungai terpadu serta menyeluruh dari bagian paling hulu sampai muara, agar diperoleh manfaat air sungai yang sebesar-besarnya. Dari sini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kita sekarang dengan tanpa merugikan generasi mendatang.
DAS Citarum mempunyai peranan penting dalam mendukung aktivitas ekonomi di Propinsi JawaBarat dan DKI Jakarta. Selain menjadi sumber pemenuhan kebutuhan air untuk sektor irigasi, industri dan air bersih, DAS Citarum juga memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menghasilkan energi listrik.
Sungai Citarum dengan tiga bendungan (DAM) telah menjadi tulang punggung produksi energi listrik untuk memenuhi kebutuhan penduduk Jawa dan Bali. Peranan dan potensi pemanfaataan yang cukup besar dari DAS Citarum tersebut belum didukung oleh upaya-upaya yang optimal untuk menjaga keberlanjutan pasokan air di masa yang akan datang.
Terjadinya kerusakan lingkungan, terutama di daerah hulu sungai Citarum, telah menyebabkan terjadinya penurunan kuantitas pasokan air. Padahal DAS Citarum merupakan satu wilayah sungai yang paling tereksploitasi di Propinsi Jawa Barat.
Beban berat yang harus ditanggung oleh DAS Citarum ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan ekonomi dan pesatnya perkembangan penduduk di wilayah yang dilaluinya. Kedua faktor ini menyebabkan beban permintaan air Citarum oleh sektor-sektor pengguna mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ketahun.
Jawa Barat yang memiliki 3 (tiga) Bendungan besar di DAS Citarum (Saguling, Cirata dan Jatiluhur) perlu memperhitungkan serta memberikan pengamanan ekstra ketat terhadap umur ketiga bendungan tersebut. Hal tersebut harus dilakukan mengingat kondisi ketiga bendungan tersebut pada saat sekarang ini masuk dalam kondisi memprihatinkan.
Sebagai contohnya di bendungan Saguling yang masuk ke Wilayah Kabupaten Bandung Barat, adalah merupakan sebuah bendungan yang menjadi filter awal Daerah Aliran Sungai Citarum bagi kedua bendungan yang lainnya (Cirata dan Jatiluhur).
Waduk Jatiluhur
Lokasi : Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta
Luas Area : 83 km2
Daya Tampung : 3,5 Ms
Sumber Air : Sungai Citarum
Pengelola : PERUM JASA TIRTA II
Penggunaan Air Irigasi : 5,5 milar Ms/tahun
Luas Air Irigasi : 242.000 hektare
Penggunaan Baku Air Minum : 671,7 juta ms/tahun
Penggunaan Air Perikanan : 315,4 juta ms/tahun
Pembangunan : 1957 – 1967
Waduk yang dibangun selama sepuluh tahun ini, juga mempunyai nama lain yakni Waduk Ir.H.Djuanda, merupakan waduk terbesar di Indonesia yang mampu menampung hingga 3.500 juta m
3 air. Fungsi utama waduk yang sumber airnya dari Sungai Citarum ini adalah sebagai PLTA. Namun, digunakan pula sebagai sarana wisata dan budidaya ikan. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada tahun 2000, sedimentasi di waduk mencapai 500 juta m
3, namun endapan ini masiih rasional karena tampungan di waduk ini mencapai 900 juta m
3, laju endapan waduk jatiluhur tergolong sangat rendah hanya 1 mili per tahun.
Waduk Cirata
Lokasi : Kecamatan Manis, Kabupaten Bandung Barat
Luas Area : 6.200 hektare
Daya Tampung : 2,156 Ms
Kedalaman : 106 m
Sumber Air : Sungai Citarum
Sejarah Waduk
Waduk dibangun sekitar tahun 1982 sampai dengan 1987memiliki kapasitas 2.165 m
3 dan dikelilingi oleh perbukitan. Berdasarkan penelitian air waduk yang dilakukan antara 1980 - 1985 mengalami pencemaran berat (eutrofik). Menurut penelitian tahun 1996 - tahun 2000, waduk ini mengalami sedimentasi di DAS Citarum Tengah. Hingga tahun 2000 endapan di Waduk Cirata sudah mencapai 62,5 juta m
3. Sedangkan batas ekstrim yang dirancang di waduk tersebut volumenya 79,3 juta m
3. Semakin cepatnya laju sedimentasi di waduk ini akibat dari penggundulan hutan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Waduk Saguling
Lokasi : Kabupaten Bandung Barat
Luas Area : 53 Km2
Daya Tampung : 609 juta m3
Kedalaman : 92 m
Sumber Air : Sungai Citarum
Sejarah Waduk
Waduk Saguling didirikan sejak Februari 1985, yang berfungsi untuk membendung aliran Sungai Citarum. Awalnya Saguling hanya direncanakan sebagai penghasil listrik, tapi kemudian juga digunakan untuk pariwisata. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 1980 – 1995 kualitas air sudah banyak menurun yang diakibatkan oleh pencemaran organic yang dihasilkan dari limbah industri, penduduk, pertanian dan perikanan. Hingga tahun 2008 sedimentasi di Waduk Saguling mencapai 84 juta m
3. Laju sedimentasi di Waduk Saguling kini diperkirakan sekitar 4,2 juta m
3 per tahun atau 4.819.664 ton per tahun. Sedimentasi akan menurunkan fungsi bendungan dan memperpendek usia operasi PLTA. Limbah industri dan domestic yang terbawa oleh aliran air Sungai Citarum juga memperburuk kondisi endapan waduk.