Menurut Syekh Sayyid Muhammad bin ‘Alawi bin ‘Abbas al-Maliki al-Makki dalam kitabnya Madza fi Sya’ban, amalan tersebut adalah membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. (Allahummu shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad). Banyak sekali riwayat yang mengungkap keutamaan dan keistimewaan membaca shalawat kepada Baginda Rasul.
Riwayat Samurah bin Jundub yang dinukilkan oleh Abu Na’im al-Ashfahani mengisahkan, suatu ketika seorang sahabat datang ke Rasulullah dan bertanya tentang amalan apa yang paling disukai Allah. “Perkataan jujur dan menyampaikan amanat,” jawab para Rasul.
“Tambahkan apa lagi wahai Rasul?”
“Shalat malam dan puasa ketika musim panas,” jawab Rasul.
“Tambahkan apa lagi wahai Rasul?”
“Banyak berzikir dan membaca shalawat untukku karena ini akan menghindarkan kefakiran darinya,” ungkap Rasulullah.
“Tambahkan apa lagi wahai Rasul?”
“Jika seseorang dari kalian menjadi imam, hendaknya mempersingkat bacaan, karena bisa jadi (makmum) ada yang sudah tua, sakit, dan lemah,” pesan Rasul.
Riwayat lain dari Sahal bin Sa’ad mengisahkan suatu saat seorang sahabat datang ke Rasulullah mengadukan impitan ekonomi dan kemiskinan yang menderanya.
Lalu Rasulullah berpesan kepadanya, ”Jika memasuki rumahmu, ucapkanlah salam ada atau tidak ada orang di dalam, kemudian bacalah shalawat lalu baca surah al-Ikhlas sekali.”
Sahabat tersebut lantas mempraktikkan amalan yang diberikan Rasulullah tersebut. Beberapa waktu kemudian, sang sahabat diberikan harta melimpah, bahkan ia akhirnya mampu berbagi dengan tetangga-tetangganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar