Sayangnya, pemilihan jenis sepatu yang salah dapat menyebabkan berbagai masalah kaki, mulai dari kapalan hingga kerusakan syaraf. Berikut ini ialah lima jenis sepatu yang dinilai memiliki dampak terburuk bagi kesehatan.
Sandal
Mungkin terkesan cukup mengejutkan, akan tetapi sandal merupakan jenis alas kaki terburuk bagi kesehatan kaki menurut American Podiatric Medical Association. Di sisi lain, jenis alas kaki ini justru yang paling populer digunakan oleh wanita dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Juru bicara American Podiatric Medical Association Andrew Shapiro mengatakan bahwa alas kaki berjenis sandal lebih cocok untuk digunakan dalam waktu-waktu tertentu, seperti saat bermain di pantai atau bersantai di kolam renang. Akan tetapi, jika digunakan dalam keseharian, sandal bukan alas kaki yang ideal karena jenis alas kaki ini tidak melindungi kaki secara keseluruhan. Hal ini membuat risiko kaki terluka menjadi lebih besar.
Shaprio pun telah mendata beberapa kasus cidera akibat penggunaan sandal yang tidak tepat. Beberapa di antara daftar tersebut, lanjut Shaprio, ialah kaki tergores, keseleo hingga patah jari dan tendonitis.
Sepatu dengan hak terlalu tinggi
Sepatu hak tinggi memang dapat membuat kaki terlihat cantik. Akan tetapi, sepatu hak tinggi dapat membuat kaki sulit menjaga keseimbangan dan kesejajaran. Sepatu dengan hak lebih tinggi dari 2 inci dianggap memiliki risiko dalam menimbulkan masalah kaki.Menurut Shapiro, salah satu risiko yang ditimbulkan dari penggunaan hak yang terlalu tinggi dengan sering ialah achilles tendonitis. Pasalnya, saat menggunakan hak tinggi tendon achilles pada kaki akan memendek sehingga penggunaan hak tinggi yang terlalu sering dapat menyebabkan gangguan tersebut.
Selain itu, penggunaan sepatu hak tinggi yang terlalu sering juga dapat menyebabkan penyakit metatarsalgia yang merupakan nyeri akut di bagian telapak kaki yang berada di bawah jempol. Shapiro juga mengatakan penggunaan hak tinggi yang terlalu intens dapat menyebabkan keretakan akibat tekanan pada kaki hingga letak jari kaki yang menjadi tak normal.
Sepatu berujung runcing
Sepatu berujung runcing dapat membuat kaki terlihat menawan dan feminin. Sayangnya, jenis sepatu berujung runcing dapat membawa masalah bagi kondisi kaki. Menurut Shapiro, sepatu berujung runcing dapat menyebabkan neuroma, yaitu sebuah peradangan pada syaraf yang terletak di antara jari kaki.Neuroma biasanya terjadi pada syaraf yang terletak di antara jari tengah dan jari manis kaki. Jika neuroma terjadi, maka penderita akan merasakan sakit dan panas pada kaki. Jika diperlukan, penderita juga harus diobati dengan menggunakan suntikan, terapi fisik hingga operasi penghilangan neuroma.
Ballet flats atau sepatu flat balet
Pada dasarnya, jenis sepatu flat tidak memberikan tekanan pada kaki seperti halnya sepatu hak tinggi dan jugasepat berujung runcing. Hanya saja, sebagian besar sepatu flat memiliki kekurangan dalam hal sokongan serta bantalan pada kaki.Selain itu, dengan bentuk yang kaku, banyak sepatu flat yang tidak memungkinkan kaki untuk befungsi sebagaimana mesitnya. Karena itu, salah memilih model sepatu flat dapat berisiko menyebabkan tendonitis, plantar fasciitis serta berbagai gangguan lainnya. Akan lebih baik jika sepatu flat tidak digunakan setiap hari dan pengguna perlu memilih sepatu flat yang memiliki sol serta pelindung tumit yang baik.
Sepatu tanpa bagian belakang
Sepatu tanpa bagian belakang memungkinkan pengguna memakai sepatu lebih mudah dan praktis, karena hampir menyerupai sendal namun tertutup. Hanya saja, Shapiro menilai ada banyak masalah yang dapat ditimbulkan dari sepatu tanpa bagian belakang ini.Sepatu tanpa bagian belakang atau backless mules ini membuat jari-jari kaki mencengkeram sepatu agar mendapat sokongan saat berdiri atau beraktivitas. Hal ini akan membuat banyak pengguna wanita menderita hammertoes di mana bagian jari melipat dengan tidak normal.
Selain itu risiko kapalan atau mata ikan pada telapak kaki akan meningkat karena tidak adanya bagian belakang sepatu membuat bagian belakang sepatu berayun dan menggesek tumit secara terus menerus saat berjalan, dikutip WebMD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar