Dalam hidup, ada tiga perkara yang akan menjadikan manusia mendapat
rahmat dari Allah SWT, hidupnya berkah, dan bermanfaat di dunia dan
akherat.
Pertama, ridha kedua orang tua. Ketika manusia
memposisikan kedua orang tuanya sebagai pedoman hidupnya, hidup dan
urusannya akan selali diberi kemudahan dan berkah. Sebab ridha dan murka
Allah bersamaan dengan ridha dan murka kedua orang tua.
Orang
tua yang paling berjasa dalam kehidupan kita, kadang terlupakan di
antara hiruk pikuk perjuangan hidup yang kita hadapi. Keberadaan orang
tua baru terasa apabila kita menemui kesulitan dan membutuhkan bantuan
mereka. Pentingnya seorang anak untuk meminta doa restu dari kedua orang
tuanya pada setiap keinginan dan kegiatannya karena restu Allah SWT
disebabkan restu orang tua.
Orang yang berbakti kepada orang tua doanya akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Birrul walidain,
atau berbakti kepada orangtua, berada dalam kedudukan yang tinggi
setelah perintah shalat. Seperti yang yang tercantum dalam Alquran:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا..
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu.” (QS. An-Nisa:36)
Kedua
ridha guru. Sekarang banyak anak didik yang tak menyadari betapa
pentingnya peran sebagai seorang guru yg mendidiknya. Bahkan, banyak
kejadian murid menganiaya guru dan lain sebagainya.
Guru
adalah orang tua kedua setelah bapak dan ibu. Guru adalah seorang
pengajar suatu ilmu dengan tugas utama untuk mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi murid.
Guru
dalam Islam juga disebut pewaris para nabi. Karena lewat seorang guru,
wahyu atau ilmu para nabi diteruskan kepada umat manusia.
Sebagaimana
Imam Al-Gazali mengkhususkan kedudukan seorang guru dengan sifat-sifat
kesucian, kehormatan, dan penempatan guru langsung sesudah kedudukan
para nabi.
Beliau juga menegaskan bahwa: “Seorang yang
berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang
dinamakan besar di bawah kolong langit ini, dia ibarat matahari yang
menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak
kesturi yang baunya dinikmati orang lain dan dia sendiri pun harum.
Siapa yang berkerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya dia telah
memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya
dia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya ini.”
Ketiga,
patuh kepada ulil amri atau pemimpin yang adil. Karena mereka adalah
penerus para nabi dan rasul. Para ulama jumhur sepakat akan kewajiban
taat kepada pemerintah muslim dalam perkara yang bukan maksiat kepada
Allah Swt.
Sebab Allah Swt telah memerintahkan hal tersebut dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.” (An-Nisa’: 59)
Imam Asy-Syaukani juga pernah berkata, bahwa
وأولي الأمر هم : الأئمة ، والسلاطين ، والقضاة ، وكل من كانت له ولاية شرعية لا ولاية طاغوتية
“Ulil
amri adalah para imam, penguasa, hakim dan semua orang yang memiliki
kekuasaan yang syar’i, bukan kekuasaan thaghut.” (Fathul Qadir,
Asy-Syaukani, 1/556)
Ketika tiga pilar penting itu dipatuhi
oleh manusia, maka Allah akan memberikan jalan mudah di setiap
urusannya, akan tetapi ketika salah satu atau mungkin ketiganya
dilanggar tak dipatuhi, maka Murka Allah SWT. Lebih besar dari yang
dibayangkan.
Jadilah yang terbaik untuk ketiganya. Jangan
menuntut ketiganya menjadi yang terbaik untuk dirimu dan berbahagialah
kalian yang ada dalam keluarga harmonis jangan kau siasiakan keadaan
bahagia tersebut.
*) Asistensi Komisi dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar