Pernahkah Anda kecewa atau dikecewakan? Atau, membuat kecewa lain
orang? Jika jawabannya pernah, Anda perlu memejamkan mata sejenak lalu
tarik napas panjang-panjang dan ucapkan istighfar tiga kali. Kecewa
adalah ungkapan rasa akibat harapan dan hasilnya tidak sama.
Jika
Anda pernah kecewa pada seseorang, berarti Anda terlalu berharap pada
orang itu, sementara hasilnya tidak seperti yang Anda harapkan. Jika
Anda pernah kecewa pada atasan di kantor, berarti Anda terlalu berharap
atasan itu bisa mengabulkan keinginan Anda.
Jika
Anda pernah kecewa pada pasangan hidup Anda, berarti Anda terlalu
bersandar padanya, sementara pasangan Anda bersikap sebaliknya. Pun,
jika Anda pernah kecewa pada presiden, gubernur, wali kota, bupati, atau
bahkan ketua RT/RW sekalipun, Anda akan melakukan apa saja (dan hal ini
cenderung negatif) agar rasa kecewa dan sakit hati Anda itu terobati.
Lalu,
apa obat kecewa? Kecewa bagi saya tidak ada obatnya. Yang bisa
dilakukan adalah mengelola rasa kecewa menjadi hal positif. Misalnya,
ketika orang telanjur kecewa pada sikap dan keputusan Anda, dekati dia
dan ajak bicara baik-baik. Komunikasikan dengan jelas apa yang membuat
ia kecewa.
Lalu, hargai sikap kecewanya dengan
membuktikan apa yang dikecewakannya itu tidak benar. Dengan bahasa lain,
jawab kekecewaan itu dengan bukti nyata lebih baik, bukan dengan
janji-janji kosong yang ujungnya makin menambah rasa kecewa. Kata maaf
pun sepertinya tidak berarti membuat rasa kecewa itu hilang.
Bahkan,
ada ungkapan, "Memaafkan iya, tapi melupakannya tidak." Apalagi, hal
ini menyangkut keyakinan seseorang, misalnya. Maka, Nabi berpesan,
"Memaafkan itu jihad karena lebih berat dilakukan daripada meminta
maaf." Karena, hanya orang-orang berjiwa besarlah yang memilikinya.
Maka
cara jitu yang bisa dilakukan adalah bersandar hanya pada Allah semata
bukan pada manusia baik itu atasan, teman, atau pasangan hidup Anda
sekalipun. Lalu, bagaimana jika sudah telanjur kecewa? Solusinya, kelola
rasa kecewa itu dengan pertama-tama meminta maaf padanya.
Setelah
itu, buktikan dengan tindakan nyata bahwa Anda memang seperti yang ia
harapkan. Dekati harapannya, kelola emosinya, sehingga kecewa itu
berangsur pulih dengan senyum kelegaan. Karena itu, berhati-hatilah
dalam berkata dan bertindak. Pegang prinsip ini, "Berkatalah atau
berbuat baiklah, jika tidak bisa, diamlah dan itu jauh lebih baik
bagimu."
Selain dengan cara komunikasi dan bukti
seperti di atas, yang paling bisa dilakukan dan menjadi penolong
orang-orang yang kecewa adalah dengan bersabar (QS al-Baqarah: 45).
Mengungkapkan rasa kecewa dengan marah adalah sikap anak kecil. Bagi
kita yang sudah dewasa tidaklah pantas untuk melakukannya.
Saya
sering menyebut terapi sabar ini dengan satu kata, paksa. Karena,
segala yang baik memang harus dipaksa akan keluar. Jika tidak, akan
selamanya halhal buruk itu terus menutupi dan bersama kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar