Ketika musibah menimpa kita, perbanyak baca Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’un.
REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Abu Afifah Zulfiker
“
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS al-Baqarah [2]:155 ).
Setiap orang beriman pasti akan dicoba. Huruf lam pada ayat di atas disebut
laamut taukid (lam untuk suatu yang pasti ). Jika
laamut taukid
digunakan dalam bahasa Arab sehari-hari, hal itu sesuatu yang biasa.
Namun, bila berasal dari Yang Maha Pencipta, hal itu sesuatu yang sangat
luar biasa. Artinya, setiap orang yang meyakini syariat agama Islam,
melaksanakan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya tidak akan luput
dari musibah dan cobaan.
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah
berkomentar: "Bahwa Allah SWT akan mencoba hambanya terkadang dengan hal
yang mengembirakan dan terkadang dengan kesusahan berupa rasa takut dan
lapar, sedikit, bahkan hilangnya harta benda, meninggalnya para karib
kerabat serta sawah ladang yang tidak mendatangkan hasil seperti
biasanya.”
Ketika musibah menimpa kita dan saudara-saudara kita, maka ucapan yang seharusnya kita perbanyak adalah
Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’un (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat
istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah).
”Barang siapa yang membaca
istirjaa
ketika ditimpa musibah, maka Allah akan mengalahkan musibahnya,
memberikan balasan yang baik kepadanya dan menjadikan baginya ganti yang
baik yang diridhainya.” (HR As Suyuthi dalam kitab
Ad Durrul Mantsur).
Said
bin Jubair berkata: “Sungguh umat ini telah dikaruniai satu ucapan yang
belum pernah diberikan kepada para nabi dan umat-umat sebelumnya, yaitu
istirjaa.”
Namun, semestinya bukan hanya lidah
yang berucap. Lebih dari itu, hati dan seluruh jiwa raga kita harus
benar-benar kembali kepada-Nya, meratapi kesalahan, mengakui dosa-dosa
yang telah kita lakukan serta mengisi detik-detik hidup kita dengan amal
saleh dan ketaatan.
“
Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al Baqarah [2]:157 ).
Al Muhtaduun
(orang-orang yang mendapat petunjuk) merupakan derajat yang tidak
sederhana dalam kacamata Alquran. Derajat ini biasanya diperuntukkan
para nabi dan rasul. Akan tetapi, dalam ayat ini, ungkapan
al muhtaduun diberikan bagi setiap orang yang mendapat musibah.
Modal
mereka hanya satu, yaitu sabar. Menjadikan apa yang mereka peroleh
sebagai sarana untuk memperoleh berkah, rahmat, dan hidayah Allah.
Mereka tidak berkeluh kesah dengan derita yang mereka terima. Bagi
mereka, seluruh peristiwa yang terjadi adalah yang terbaik bagi mereka.
“Sungguh
menakjubkan urusan orang yang beriman, sungguh setiap urusannya
mengandung kebaikan. Jika ia ditimpa hal yang menyenangkan, maka ia
bersyukur dan itu baik bagi dirinya, dan jika ia ditimpa musibah, ia
bersabar dan itu juga baik bagi dirinya. Hal itu tidak dimiliki oleh
siapa pun selain orang yang beriman (HR Muslim)”.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar