Kamis, 08 Maret 2018
Jangan Abaikan Sarapan, Begini Dampaknya ..
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli nutrisi dan ketua Pegizi Pangan Indonesia Prof Dr Ir Hardinsyah mengatakan masih banyak penduduk Indonesia yang tidak terbiasa sarapan. Selain itu, kualitas sarapan yang dikonsumsi, seperti kandungan energi, protein, vitamin dan mineralnya juga masih belum memenuhi kebutuhan gizi seimbang.
Data pada 2012 menunjukkan bahwa 17 sampai 59 persen siswa sekolah dan remaja serta 30,2 persen wanita dewasa tidak terbiasa sarapan. "Untuk kualitas sarapan, 45 persen anak sekolah belum memenuhi kebutuhan gizi sarapan, 70 persen belum memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral sarapan, serta 90 persen belum memenuhi kebutuhan serta sarapan," papar Prof Hardinsyah dalam siaran pers, Rabu (7/3).
Namun, Hardinsyah kemudian menjelaskan bagaimana kebiasaan sarapan di kalangan siswa sekolah dasar di Indonesia semakin meningkat selama lima tahun terakhir ini. Tentunya ini merupakan pencapaian bagi seluruh pihak yang terlibat dalam gerakan Pekan Sarapan Nasional (PESAN) 2018 karena semakin banyak keluarga Indonesia yang mendapatkan manfaat sarapan, mulai dari meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan anak, menanamkan kebiasaan disiplin, mempertahankan status gizi normal, hingga menurunkan risiko kejadian beberapa penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung koroner dan stroke, ujarnya.
Di samping itu, ia juga memaparkan bagaimana melewatkan sarapan dapat mengganggu produktivitas karena tubuh cepat lelah, tidak berenergi, susah berkonsentrasi serta meningkatkan risiko naiknya berat badan.
Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari sarapan, Pergizi Pangan Indonesia menyarankan masyarakat untuk mengacu pada pedoman 6J ketika mempersiapkan sarapan sehat dengan gizi seimbang. Yaitu pertama, jenis makanan dan minuman pada sarapan: karbohidrat, protein (lauk pauk), sayur, buah dengan minuman berupa antara lain air putih, susu, kopi, teh atau jus.
Kedua, jumlah pangan sesuai anjuran memenuhi sekitar kebutuhan gizi harian. Ketiga, jadwal sarapan dalam kurun waktu dua jam setelah bangun tidur, dianjurkan sebelum pukul 09.00. Keempat, jurus mengolah dianjurkan pengolahan pangan tidak rumit dan menghemat waktu agar kandungan zat gizi pada makanan tidak banyak hilang. Kelima, jurus menyiapkan penyajian yang menarik agar menggugah selera dan variasi makanan agar tidak bosan. Keenam, jurus mengonsumsi tidak makan tergesa-gesa, sambil berjalan atau berlari.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar