Oleh Mulyana
"Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, 'Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.' Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih." (QS 14: 22).
Ada dua pelajaran dan petunjuk yang sangat penting yang bisa diambil dari firman Allah di atas bagi kebahagiaan hidup manusia, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Pertama, seruan Allah adalah yang paling benar. Seruan ini telah Allah sampaikan kepada manusia sejak Nabi Adam AS hingga nabi dan rasul terakhir, Muhammad SAW.
Misalnya, seruan Nabi Isa AS kepada kaumnya, ''Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata, 'Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)-ku.' Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.'' (QS 43: 63-64).
Janji-janji Allah kepada manusia merupakan petunjuk yang lurus yang dapat membawa manusia kepada kebaikan dan keberkahan hidup. Allah menerangkan dalam firman-Nya, ''Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.'' (QS 4: 175).
Karenanya, Allah mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa agar selalu diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus. Doa ini minimal kita baca sebanyak 17 kali dalam sehari, yakni setiap kita melaksanakan shalat fardhu. Doa itu adalah, ''Tunjukilah kami jalan yang lurus.'' (QS 1: 6).
Kedua, seruan setan merupakan seruan yang menjerumuskan manusia kepada kesesatan. Pada ayat di atas setan mengakui bahwa mereka tidak memiliki kekuasaan untuk menjerumuskan manusia, melainkan manusia sendiri yang tergoda dan terjerumus kepada godaannya. Karena itulah, Allah telah memberikan penjelasan bahwa setan merupakan musuh yang nyata bagi manusia. ''Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.'' (QS 36: 60).
Uraian di atas menunjukkan bahwa Allah telah memberikan petunjuk yang nyata dan gamblang, mana yang merupakan sumber petunjuk menuju kebahagiaan hakiki dan mana yang merupakan sumber kesesatan yang menuju pada kesengsaraan yang hakiki. Sekarang, kitalah yang menentukan pilihannya sendiri. Pilih petunjuk atau kesesatan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar