Oleh Muhammad Ihsan
"Yang paling baik di antaramu sekalian adalah pemuda yang menyerupai orang dewasa (yakni berpikir cermat, berbuat dan dapat menjadi pemimpin)" (Hadis).
Islam pada 14 abad yang lalu melalui Nabinya yang mulia telah menyitir tentang pentingnya peranan kaum muda bagi sebuah bangsa. Beliau begitu cermat dan serius dalam melakukan pembinaan kepada kaum muda, di antaranya seperti Ali, Usamah, Ibnu Abas, Ibnu Umar, dan sebagainya.
Terbukti pada akhirnya orang-orang tersebut di kemudian hari memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan Islam pada masa-masa berikutnya. Pemuda merupakan salah satu komponen bangsa yang sangat strategis. Sebab, di pundaknyalah kelak nasib sebuah bangsa akan ditentukan, apakah akan menjadi bangsa yang maju atau bangsa yang terbelakang. Mereka akan memikul tanggung jawab masa depan bangsa.
Syaikh Musthafa Al-Ghayalini dalam Idzatu'n-Nasyi'in mengatakan, "Sesungguhnya di tanganmulah (kaum muda) persoalan umat dan dalam kebangkitanmulah kehidupan (masa depan) suatu bangsa."
Sebagai tulang punggung bangsa, kaum muda harus dipersiapkan sedini mungkin dengan melalui program-program pendidikan akhlak dan intelektual yang sistematis, sesuai dengan dicontohkan Rasulullah. Sehingga, nantinya mereka menjadi manusia yang mengenal jatidirinya, bermanfaat, dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.
Pemuda yang mental dan intelektualnya tidak terbina secara baik, dan mudah terseret kepada hal-hal yang negatif, yang akan merugikan dirinya sendiri maupun masyarakat di lingkungannya. Kepada mereka harus diberikan pendidikan yang bertanggung jawab agar mereka menjadi manusia yang utuh dan berkesinambungan antara faktor-faktor intelektual, moral spiritual, dan fisik.
Dalam Alquran telah diabadikan bagaimana Luqman dalam membina anak-anaknya (kaum muda): Wahai anakku, kerjakanlah shalat dan perintahkan kebaikan dan cegahlah kejahatan dan bersabarlah atas segala yang menimpamu, sesungguhnya ia termasuk perkara yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kau palingkan wajahmu dari manusia lain (karena sombong), dan janganlah berjalan di bumi dengan congkak, sesungguhnya Allah tidak menyukai segala yang sombong dan membanggakan diri (QS Luqman: 17-18).
"Yang paling baik di antaramu sekalian adalah pemuda yang menyerupai orang dewasa (yakni berpikir cermat, berbuat dan dapat menjadi pemimpin)" (Hadis).
Islam pada 14 abad yang lalu melalui Nabinya yang mulia telah menyitir tentang pentingnya peranan kaum muda bagi sebuah bangsa. Beliau begitu cermat dan serius dalam melakukan pembinaan kepada kaum muda, di antaranya seperti Ali, Usamah, Ibnu Abas, Ibnu Umar, dan sebagainya.
Terbukti pada akhirnya orang-orang tersebut di kemudian hari memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan Islam pada masa-masa berikutnya. Pemuda merupakan salah satu komponen bangsa yang sangat strategis. Sebab, di pundaknyalah kelak nasib sebuah bangsa akan ditentukan, apakah akan menjadi bangsa yang maju atau bangsa yang terbelakang. Mereka akan memikul tanggung jawab masa depan bangsa.
Syaikh Musthafa Al-Ghayalini dalam Idzatu'n-Nasyi'in mengatakan, "Sesungguhnya di tanganmulah (kaum muda) persoalan umat dan dalam kebangkitanmulah kehidupan (masa depan) suatu bangsa."
Sebagai tulang punggung bangsa, kaum muda harus dipersiapkan sedini mungkin dengan melalui program-program pendidikan akhlak dan intelektual yang sistematis, sesuai dengan dicontohkan Rasulullah. Sehingga, nantinya mereka menjadi manusia yang mengenal jatidirinya, bermanfaat, dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.
Pemuda yang mental dan intelektualnya tidak terbina secara baik, dan mudah terseret kepada hal-hal yang negatif, yang akan merugikan dirinya sendiri maupun masyarakat di lingkungannya. Kepada mereka harus diberikan pendidikan yang bertanggung jawab agar mereka menjadi manusia yang utuh dan berkesinambungan antara faktor-faktor intelektual, moral spiritual, dan fisik.
Dalam Alquran telah diabadikan bagaimana Luqman dalam membina anak-anaknya (kaum muda): Wahai anakku, kerjakanlah shalat dan perintahkan kebaikan dan cegahlah kejahatan dan bersabarlah atas segala yang menimpamu, sesungguhnya ia termasuk perkara yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kau palingkan wajahmu dari manusia lain (karena sombong), dan janganlah berjalan di bumi dengan congkak, sesungguhnya Allah tidak menyukai segala yang sombong dan membanggakan diri (QS Luqman: 17-18).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar