KITA hidup di dunia ini seperti layaknya pengembara. Yang sedang mencari bekal demi menggapai sebuah tujuan kehidupan. Tujuan itu yang sangat dinantikan, demi merubah nasib di masa mendatang. Apakah tujuan hidup kita itu? Tentunya setiap manusia pasti memiliki pandangan tersendiri dalam menjawab pertanyaan tersebut.
Sebagian manusia hanya menjadikan hidup sebagai sarana untuk membanggakan diri mereka sendiri. Sebagai contoh kita lihat di sekitar kita, betapa banyak orang-orang yang begitu kekurangan secara finansial dan mengais rezeki yang sejatinya jauh dari cukup untuk menghidupi anak istrinya.
Akan tetapi di lain pihak banyak dari kalangan konglomerat yang menghabiskan hidupnya untuk mencari uang dan uang belaka. Seakan-akan mereka menilai hidup hanya bermuara pada kepuasan materi saja. Sehingga tidak heran jika orang-orang tersebut tidak ambil berat dalam menggentaskan kemiskinan. Perlu kita ketahui bersama bahwa manusia harus senantiasa bermuhasabah diri tanpa mengenal ruang dan waktu, tua mau pun muda muhasabah diri harus senantiasa di lakukan dalam hidup.
Kata urgensi berarti penting di atas penting. Muhasabah diri banyak di lupakan oleh kaula muda dan sebagian umat manusia. Adapun muhasabah diri ini sangat penting karena menjadikan kita orang yang mengingat akan hari akhir.
Hari akhir adalah hari di mana manusia tiada daya upaya selain mendapatkan pertolongan dari setiap amal baiknya dan keimanan yang utuh yang pada saat itu ia hadapkan kepada Allah SWT. Allah maha mengetahui segala yang tersirat di relung hati kita, niat jahat, niat buruk dan prasangka baik serta prasangka buruk Allah maha tahu semua itu. Karena itu semua hanya dengan bermuhasabah diri di setiap saatlah akan mampu menolong kita untuk senantiasa mengingat akan hari akhir dimana setiap diri menghadap sang kuasa melalui bekal amal yang ada.
Iman adalah sumber kekuatan bagi orang-orang yang menjadikan Allah SWT sebagai tujuan hidupnya. Semakin banyak kita bermuhasabah diri semakin bertambahlah kualitas iman seorang hamba. Tatkala kita bermuhasabah diri kita merasakan bahwa sebenarnya manusia tidak mempunyai apa-apa dalam hidup ini jika Allah SWT tidak memberikan cahaya rahmatnya kepada kita, dan secepat mungkin kita akan mengetahui betapa Allah yang maha agung melihat gerak hidup kita di setiap waktu sehingga tiada celah bagi setiap hamba untuk melepaskan diri dari pantauan sang pencipta. Orang yang mempunyai iman akan merasakan hal seperti ini. Sedangkan orang yang enggan bermuhasabah diri akan dengan mudah larut dalam kelamnya nafsu dunia yang datang tanpa batas masa jika kita tidak membendungnya dengan keimanan dan ketakwaan.
Menatap masa depan dengan penuh rasa percaya diri akan memberikan kita semangat untuk hidup di dunia ini. Muhasabah diri adalah sarana untuk meyakinkan setiap manusia menatap hidup mereka dengan penuh kepercayaan. Coba bayangkan disaat kita menyadari akan kuasa Allah SWT yang tanpa batas. Rasa optimis dalam hidup akan mengalir di setiap sel-sel darah kita seakan-akan memicu hasrat dan gelora kita demi menghapus segala hala dan rintangan yang senantiasa dengan sengit menghujam langkah hidup yang kita tempuh yang pada akhirnya akan menistakan kita jika iman dan ketakwaan pupus dari sanubari kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar