Oleh: Alwi Alatas, Penulis Buku Motivasi
TIDAK ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan, sehebat apa
pun manusia itu. Manusia itu selalu berbuat salah dan lupa. Tentu saja
manusia harus berusaha untuk menghindari kesalahan. Walaupun begitu,
tetap saja ia akan berbuat salah juga, terlebih lagi dalam hal yang ia
belum memiliki pengalaman. Orang yang sudah berpengalaman saja masih
bisa berbuat salah, apalagi yang masih baru dan belum ada pengalaman.
Sikap manusia terhadap kesalahan bermacam-macam. Tidak sedikit
manusia yang tidak bisa menerima adanya kesalahan, baik yang ia lakukan
sendiri ataupun yang dilakukan orang lain. Ada sebagian orang yang
menyesal berlebihan dan berputus asa ketika dirinya melakukan suatu
kesalahan yang serius. Ia akan terus menerus menyalahkan dirinya serta
memutuskan untuk mundur dan tidak mau mencoba lagi.
Begitu juga terhadap kesalahan orang lain, tidak sedikit yang
menyikapinya dengan marah dan sikap tidak dapat menerima. Kita menjumpai
hal semacam ini di banyak tempat: di rumah, di sekolah, di kantor
(office), atau di tempat-tempat lainnya. Di sekolah kita menjumpai
guru-guru yang tak dapat menerima kesalahan yang dilakukan oleh
muridnya. Mereka akan terus marah-marah atau memberikan hukuman pada
para pelajar yang berbuat salah. Tentu saja tidak ada yang menginginkan
atau membenarkan adanya kesalahan. Tetapi apakah kemarahan dan hukuman
yang berlebihan lantas membuat para pelajar itu berubah?
Di kantor kita juga menjumpai atasan yang sering marah-marah. Ia tak
mau mendengar adanya suatu kesalahan walaupun kecil. Padahal ini
mustahil. Para pekerja memang harus berusaha bekerja dengan sempurna.
Tetapi bekerja tanpa kesalahan sama sekali sepanjang tahun jelas tidak
mungkin. Ditegur karena kesalahan memang sudah sepatutnya. Tapi yang
terpenting adalah, apakah ada proses pembelajaran dari kesalahan itu.
Ada kalimat menarik dalam buku The Monk Who Sold His Ferrari. Biksu dalam cerita itu mendapat nasihat dari gurunya: “There are no mistakes in life, only lessons. There is no such thing as a negative experience, only opportunities to grow.”
Tidak ada kesalahan dalam hidup, yang ada hanya pelajaran. Tidak ada
yang namanya pengalaman negatif, yang ada hanya peluang untuk
berkembang.
Kalimat ini berlebihan. Kesalahan dalam hidup tentu saja ada. Salah
adalah salah dan benar adalah benar. Tetapi kesalahan akan menjadi
sesuatu yang berharga dan bermanfaat ketika disadari, diperbaiki, dan
diambil sebagai pelajaran. Demikian juga dengan pengalaman negatif.
Ketika pengalaman yang buruk ini dijadikan sebagai guru, maka ia akan
membantu seseorang untuk berkembang. Tapi kesalahan yang tidak disadari
dan tidak diperbaiki, maka ia akan membawa pada kejatuhan seseorang.
Kesalahan terbesar itu adalah ketika seseorang melakukan kesalahan dan ia tidak belajar apa-apa darinya.
Kesalahan dalam hidup memiliki fungsi yang penting, yaitu fungsi
pembelajaran. Ia bukannya sesuatu yang sia-sia. Demikian juga dengan
pengalaman yang buruk. Ia berfungsi untuk membantu seorang tumbuh dan
menjadi kuat. Seorang tidak mungkin belajar dalam hidup ini melainkan ia
akan mengalami kesalahan. Kesalahan itulah yang akan membuat seseorang
semakin matang dan mampu melakukan sesuatu semakin baik dan semakin
sempurna. Beda orang yang sukses dengan orang yang gagal adalah orang
sukses menjadikan kesalahan dan pengalaman buruk sebagai gurunya,
sementara orang yang gagal tidak.
Pentingnya hal ini mengingatkan kita pada dialog antara seseorang dengan seorang pengusaha yang sangat berhasil.
“Apa yang membuat anda sangat berhasil?” orang itu bertanya pada si pengusaha.
“Dua kata,” jawab si pengusaha.
“Apa itu?”
“Keputusan yang tepat.”
“Apa yang membuat anda mampu membuat keputusan yang tepat?” tanya orang itu lagi.
“Satu kata,” jawab si pengusaha.
“Apa itu?”
“Pengalaman.”
“Bagaimana caranya untuk memiliki pengalaman semacam itu?” tanyanya lagi.
“Dua kata,” jawab si pengusaha.
“Apakah itu?”
“Keputusan yang salah.”
Jadi itulah awalnya: kesalahan. Semua bermula dari ketidaktahuan,
kesalahan, dan minimnya pengalaman. Tetapi seiring dengan berjalannya
waktu dan belajarnya seseorang dari kesalahan-kesalahan yang telah
dibuatnya, maka ia pun muncul sebagai pribadi yang hebat dan tangguh.
Jadi silahkan menyesali kesalahan yang telah dibuat, silahkan juga
menasihati orang lain yang telah melakukan kesalahan, tapi jangan sampai
kita menyia-nyiakan kesempatan terbesar yang disediakan oleh kesalahan,
yaitu kesempatan untuk mengambil pelajaran darinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar