seorang cendekiawan ingin
menikmati pemandangan laut
dengan menyewa sebuah perahu
nelayan dari tepi pantai.
Setelah harga sewa per jam disepakati,
keduanya melaut tidak jauh dari bibir pantai.
Melihat nelayan terus bekerja keras
mendayung perahu tanpa banyak bicara,
sang cendekiawan bertanya : “Apa bapak
pernah belajar ilmu fisika tentang energi angin
dan matahari ?
” “Tidak” jawab nelayan itu singkat.
Cendekiawan melanjutkan ”Ah, jika demikian
bapak telah kehilangan SEPEREMPAT
peluang kehidupan Bapak”
Nelayan cuma mengangguk-angguk membisu.
“Apa bapak pernah belajar sejarah filsafat ?”
tanya cendikiawan. “Belum pernah”
jawab nelayan itu singkat sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya.
Cendekiawan melanjutkan ”Ah, jika demikian
bapak telah kehilangan SEPEREMPAT lagi peluang.
kehidupan Bapak”. Si Nelayan kembali
cuma mengangguk-angguk membisu.
“Apa bapak pernah belajar dan bisa
berkomunikasi dengan bahasa asing ?
” tanya cendikiawan. “Tidak bisa”
jawab nelayan itu singkat.
“Aduh, jika demikian bapak total
telah kehilangan TIGA PEREMPAT
peluang kehidupan Bapak”
Tiba-tiba ..
Angin kencang bertiup keras dari tengah laut.
Perahu yang mereka tumpangi pun oleng
hampir terguling. Dengan tenang Nelayan
bertanya kepada cendekiawan :
”Apa bapak pernah belajar berenang ?
” Dengan suara gemetar dan muka pucat ketakutan,
orang itu menjawab “Tidak pernah” Nelayan pun
memberi komentar dengan percaya diri
“Ah, jika demikian, bapak telah kehilangan
SEMUA peluang hidup bapak”
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas :
• Jangan meninggikan diri lebih hebat dari orang lain.
• Jangan sombong, sebab akan direndahkan Tuhan.
• Kita semua memiliki keterbatasan dan memerlukan orang lain.
Sahabat ..
Jangan pernah sombong, egois dan merasa
lebih tinggi dari orang lain
Segala upaya untuk bertahan hidup
harus dilakukan dengan kerja keras,
pantang menyerah, disiplin, ikhlas, peduli/empati, menghormati dan menghargai orang lain.
Begitu pula saat kita mengalami kegagalan,
Lebih baik instropeksi diri daripada
menyalahkan takdir.
Siapa tahu, kita memang belum siap jadi pemenang!
Bisa jadi kesuksesan hanya akan membuat kita
menjadi sombong, dan karena saking sayangnya
Tuhan kepada kita, Ia tidak mau hamba-Nya berbuat dosa.
Sahabat..
Yang terpenting mari sama-sama
kita hilangkan kesombongan dalam diri kita ini,
siapa pun kita jangan pernah sedikitpun
mengharap pujian serta penghormatan dari orang lain
agar kita bisa berjalan dimuka bumi ini
dengan penuh katawadhuan..
Semoga Allah SWT senantiasa memberi kita
hati yang lembut yang penuh dengan kasih dan cinta
Wallahu A'lam Bishawab.
keduanya melaut tidak jauh dari bibir pantai.
Melihat nelayan terus bekerja keras
mendayung perahu tanpa banyak bicara,
sang cendekiawan bertanya : “Apa bapak
pernah belajar ilmu fisika tentang energi angin
dan matahari ?
” “Tidak” jawab nelayan itu singkat.
Cendekiawan melanjutkan ”Ah, jika demikian
bapak telah kehilangan SEPEREMPAT
peluang kehidupan Bapak”
Nelayan cuma mengangguk-angguk membisu.
“Apa bapak pernah belajar sejarah filsafat ?”
tanya cendikiawan. “Belum pernah”
jawab nelayan itu singkat sambil
menggeleng-gelengkan kepalanya.
Cendekiawan melanjutkan ”Ah, jika demikian
bapak telah kehilangan SEPEREMPAT lagi peluang.
kehidupan Bapak”. Si Nelayan kembali
cuma mengangguk-angguk membisu.
“Apa bapak pernah belajar dan bisa
berkomunikasi dengan bahasa asing ?
” tanya cendikiawan. “Tidak bisa”
jawab nelayan itu singkat.
“Aduh, jika demikian bapak total
telah kehilangan TIGA PEREMPAT
peluang kehidupan Bapak”
Tiba-tiba ..
Angin kencang bertiup keras dari tengah laut.
Perahu yang mereka tumpangi pun oleng
hampir terguling. Dengan tenang Nelayan
bertanya kepada cendekiawan :
”Apa bapak pernah belajar berenang ?
” Dengan suara gemetar dan muka pucat ketakutan,
orang itu menjawab “Tidak pernah” Nelayan pun
memberi komentar dengan percaya diri
“Ah, jika demikian, bapak telah kehilangan
SEMUA peluang hidup bapak”
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas :
• Jangan meninggikan diri lebih hebat dari orang lain.
• Jangan sombong, sebab akan direndahkan Tuhan.
• Kita semua memiliki keterbatasan dan memerlukan orang lain.
Sahabat ..
Jangan pernah sombong, egois dan merasa
lebih tinggi dari orang lain
Segala upaya untuk bertahan hidup
harus dilakukan dengan kerja keras,
pantang menyerah, disiplin, ikhlas, peduli/empati, menghormati dan menghargai orang lain.
Begitu pula saat kita mengalami kegagalan,
Lebih baik instropeksi diri daripada
menyalahkan takdir.
Siapa tahu, kita memang belum siap jadi pemenang!
Bisa jadi kesuksesan hanya akan membuat kita
menjadi sombong, dan karena saking sayangnya
Tuhan kepada kita, Ia tidak mau hamba-Nya berbuat dosa.
Sahabat..
Yang terpenting mari sama-sama
kita hilangkan kesombongan dalam diri kita ini,
siapa pun kita jangan pernah sedikitpun
mengharap pujian serta penghormatan dari orang lain
agar kita bisa berjalan dimuka bumi ini
dengan penuh katawadhuan..
Semoga Allah SWT senantiasa memberi kita
hati yang lembut yang penuh dengan kasih dan cinta
Wallahu A'lam Bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar