Di tengah gelombang krisis ekonomi zona euro, muncul kekhawatiran. Bisakah Asia mengatasi dampak negatif akibat krisis zona euro.
Bisa dilakukan lewat penggenjotan pajak dan pengejaran pajak yang belim optimal. Juga pengembangan infrastruktur.
Sejauh ini kesimpulan umum yang muncul adalah Asia relatif bisa mengatasi krisis, bahkan Asia, termasuk Indonesia, berpotensi memakmurkan rakyat.
Demikian antara lain terungkap dalam laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) berjudul "How Can Asia Respond to Global Economic Crisis and Transformation?" edisi Mei 2012.
Alasan ADB, perbankan Asia sudah belajar dari krisis 1997 dengan memperkuat modal sehingga relatif kuat menghadapi gejolak ekonomi. Pemerintahan Asia juga punya dana cadangan untuk menolong pasar dalam kasus terjadi pelarian investor.
ADB menambahkan, gejolak atau riak kecil tetap apa tetapi tidak akan sekeras yang dirasakan Eropa, AS, dan negara-negara maju lainnya. Laporan ADB ini bahkan mengingatkan potensi besar yang masih dimiliki Asia. Salah satunya adalah lewat transformasi ekonomi. Ini termasuk program pemerataan pendapatan yang relatif timpang.
Lewat penggejotan pajak, atau pengejaran pajak yang belum optimal misalnya, pemerintah memiliki kekuatan dana untuk menopang subsidi pada kelompok tak mampu lewat subsidi biaya pendidikan, layanan kesehatan. Ini akan mendorong permintaan ekonomi juga.
Asia dan Indonesia adalah negara yang minim infrastruktur. Masih banyak infrastruktur yang harus dikembangkan dan belum mengalami kejenuhan seperti dialami Eropa dan AS. Pembangunan infrastruktur ini akan menghasilkan multiplier effect atau efek pengganda.
Ini selanjutnya akan menghasilkan sumber permintaan agregat baru dengan demikian akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Khusus bagi Indonesia, potensi lain masih tersedia seperti pembangunan wilayah dengan tujuan agar pembangunan tidak timpang alias terfokus di satu wilayah seperti Pulau Jawa.
Berkembangnya pembangunan wilayah lain juga akan menghasilkan sumber permintaan baru. Inilah sekelumit kesempatan pembangunan ekonomi, karena Asia dan Indonesia masih dalam tahap awal pembangunan. Indonesia dan Asia belum berada pada titik jenuh ekonomi, bahkan memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan ekonomi yang pada akhirnya memakmurkan rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar