Sejumlah sekolah yang mempunyai program internasional rutin melaksanakan homestay ke luar negeri untuk para siswanya. Salah satunya adalah Sekolah Bosowa.
Tahun 2017 ini tiga sekolah yang tergabung dalam Sekolah Bosowa (Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor, Bosowa International School Makassar dan Sekolah Bosowa Al Azhar Cilegon) kembali melakukan homestay ke Inggris, tepatnya Cambridge. Homestay yang ketiga kalinya itu diikuti dilaksanakan tanggal 11-26 Maret 2017 dan diikuti oleh 57 siswa.
Guru pendamping program homestay Sekolah Bosowa Bina Insani Bogor Haposan Andi mengemukakan, program homestay banyak manfaatnya bagi siswa. “Salah satunya adalah melatih kemandirian dan keberanian siswa untuk banyak bertanya dan belajar di negara orang,” kata Haposan Andi melalui daring dari Cambridge kepada Republika.co.id, Jumat (17/3/2017).
Selain itu, kata Andi, menambah pengetahuan, memperlancar kemampuan berbahasa Inggris. Tidak kalah pentingnya adalah berinteraksi langsung dengan siswa mancanegara, sebab program home stay di Cambridge itu diikuti oleh pelajar dari berbagai negara,” ujarnya.
Andi menambahkan, hari pertama siswa berada belajar di sekolah LSI Cambridge, Senin (13/3/2017), siswa mulai belajar dan mencari jadwal masing-masing. “Pada hari pertama semua siswa sudah mampu beradaptasi mulai dari naik bus, bangun pagi dan shalat Shubuh agar tidak terlambat ke sekolah. Yang sangat luar biasa, tidak ada yang tersasar,” tutur Andi.
Andi mengemukakan, para siswa sangat antusias. “Mereka terus menggali informasi dengan banyak bertanya. Sehingga, guide dari Tourist Information Centre Cambridge agak kewalahan menjawab pertanyaan siswa kita karena siswa sangat detail bertanya berapa jumlah siswanya, kapan berdirinya kampus dan sungai Cam, dan apakah sungai Cam sudah ada lebih dahulu dari kampus? Sesekali siswa bercanda dan tertawa mendengarkan penjelasan dari guide-nya,” tuturnya.
Salah satu pengalaman sangat penting bagi peserta homestay di Cambridge tersebut mengunjungi Masjid Abubakar Siddiq (Cambridge Masjid Abubakar Siddiq Islamic Centre). “Di masjid tersebut siswa tidak hanya melaksanakan ibadah shalat, tapi juga mendengarkan sejarah masjid tersebut dan cerita kehidupan kaum Muslimin di Cambridge yang disampaikan oleh ta’mir masjid,” papar Haposan Andi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar