Proyek ini, dikutip KompasTekno dari BBC Indonesia, Sabtu (25/3/2017), bertujuan untuk menjajaki penerapan teknologi eFishery di kedua negara tersebut.
"Meskipun proyeknya masih bersifat pra-komersial, ini langkah awal untuk ekspansi ke negara lain," kata CEO Cybreed, Gibran Huzaefah.
"(Proyek percontohan) itu supaya kita bisa punya bukti yang kuat untuk bisa membangun model kerja sama dengan mitra lokal, dan sekaligus mencari mitra lokal untuk ekspansi bisnis kita ke negara lain dalam beberapa tahun ke depan," jelas Gibran.
"Meskipun proyeknya masih bersifat pra-komersial, ini langkah awal untuk ekspansi ke negara lain," kata CEO Cybreed, Gibran Huzaefah.
"(Proyek percontohan) itu supaya kita bisa punya bukti yang kuat untuk bisa membangun model kerja sama dengan mitra lokal, dan sekaligus mencari mitra lokal untuk ekspansi bisnis kita ke negara lain dalam beberapa tahun ke depan," jelas Gibran.
eFishery merupakan aplikasi pemberi pakan ikan otomatis berbasis Android, yang dikembangkan oleh Cybreed.
Ide di balik eFishery ialah pemberian pakan secara terjadwal dan sesuai takaran, kata Gibran.
Dalam usaha budidaya ikan, biaya yang dikeluarkan pemilik kolam untuk pakan dapat mencakup 60-70 persen total biaya produksi.
Meski demikian, pemberian pakan dengan cara tradisional, yakni menggunakan tangan atau hand-feeding, dinilainya tidak efisien.
"Saat hand-feeding, pemberian pakannya itu langsung dilempar dalam jumlah yang banyak. Misalnya satu ember langsung dilempar ke kolam. Saat pakan ini terendam dalam air, beberapa nutrisi bisa hilang hingga 98 persen dalam waktu satu jam. Jadi pakan yang dikasih dimakan oleh ikannya, tapi nutrisinya sudah enggak ada," jelasnya.
Dengan pemberian pakan yang terjadwal dan dengan 'dosis,' Gibran mengatakan eFishery telah terbukti dapat menurunkan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram daging -disebut Food Convertion Ratio (FCR)-hingga 2 persen.
Dengan kata lain, penggunaan pakan menjadi lebih efisien.
Dalam usaha budidaya ikan, biaya yang dikeluarkan pemilik kolam untuk pakan dapat mencakup 60-70 persen total biaya produksi.
Meski demikian, pemberian pakan dengan cara tradisional, yakni menggunakan tangan atau hand-feeding, dinilainya tidak efisien.
"Saat hand-feeding, pemberian pakannya itu langsung dilempar dalam jumlah yang banyak. Misalnya satu ember langsung dilempar ke kolam. Saat pakan ini terendam dalam air, beberapa nutrisi bisa hilang hingga 98 persen dalam waktu satu jam. Jadi pakan yang dikasih dimakan oleh ikannya, tapi nutrisinya sudah enggak ada," jelasnya.
Dengan pemberian pakan yang terjadwal dan dengan 'dosis,' Gibran mengatakan eFishery telah terbukti dapat menurunkan jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram daging -disebut Food Convertion Ratio (FCR)-hingga 2 persen.
Dengan kata lain, penggunaan pakan menjadi lebih efisien.