Jumat, 02 Oktober 2015
Jujur Itu Lebih Baik ..
SETIAP orang pasti ingin sekali bersikap jujur. Tapi, banyak sekali alasan-alasan yang melunturkan keinginannya itu. Padahal bila kita bersikap untuk jujur maka hati pun akan lega. Dalam artian, dalam pikiran kita tidak mempunyai beban. Beban itulah yang terkadang muncul bila kita tidak berlaku jujur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kejujuran itu mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke surga. Sesungguhnya seseorang yang senantiasa berkata jujur hingga dia disebut sebagai “shiddiq” dan sesungguhnya dusta itu mengantarkan pada kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka. Sesungguhnya seseorang yang senantiasa berdusta dia akan dituliskan di sisi Allah SWT sebagai “kadzdzab” (sang pendusta),” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis tentang kejujuran yang tertera di atas dapat disimpulkan bahwa kejujuran itu sangatlah istimewa, bahkan Nabi SAW sendiri menyampaikanya hampir di setiap khutbahnya.
Untuk itu janganlah takut untuk berkata jujur, karena kejujuran itu sendiri mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke surga.
Sungguh ini perbuatan yang amat sederhana tapi dapat membawa kita ke tempat yang sangat istimewa dan yang selalu diinginkan oleh hampir semua orang yaitu surga.
Kejujuran memang bisa sangat menyakitkan. Tetapi itu lebih baik daripada berbahagia karena kebohongan.
Kejujuran memang menyakitkan, tetapi tidak mematikan. Kebohongan memang terkadang menyenangkan, tetapi tidak menyembuhkan.
Konsep tentang kejujuran bisa membingungkan dan mudah dimanipulasi karena sifatnya yang lebih interior. Perilaku jujur mengukur kualitas moral seseorang di mana segala pola perilaku dan motivasi tergantung pada pengaturan diri (self-regulation) seorang individu. Meskipun tergantung pada proses penentuan diri, kita tidak bisa mengklaim bahwa pendapat diri kita sematalah yang benar. Seandainya kita telah meyakini bahwa pendapat kita merupakan pendapat yang menurut kita paling baik, perlulah tetap mendengarkan pendapat orang lain. Sikap jujur dengan demikian bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk senantiasa bersikap selaras dengan nilai-nilai kebenaran (to be thrutful), sebuah usaha hidup secara bermoral dalam kebersamaan dengan orang lain.
Kejujuran memiliki kaitan yang erat dengan kebenaran dan moralitas. Bersikap jujur merupakan salah satu tanda kualitas moral seseorang. Dengan menjadi seorang pribadi yang berkualitas, kita mampu membangun sebuah masyarakat ideal yang lebih otentik dan khas manusiawi. Jika seseorang sungguh-sungguh mengerti bahwa perilaku mereka itu keliru, mereka tidak akan memilihnya. Seseorang itu akan semakin jauh dari kebenaran dan karena itu dishonest jika ia tidak menyadari bahwa perilakunya itu sesungguhnya keliru. Kesadaran diri bahwa setiap manusia bisa salah dan mengakuinya merupakan langkah awal bertumbuhnya nilai kejujuran dalam diri seseorang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar