SETIAP manusia pasti akan bertemu dengan suatu ujian atau permasalahan kehidupan. Dan terkadang, kita tidak siap untuk menerima keadaan itu. Kita belum mampu untuk menghadapi ujian tersebut. Sehingga, arasa putus asalah yang sering menghampiri diri pikiran kita. Bahkan mungkin, menghadapi cobaan dalam hidup, kita lakukan dengan menjadi diri orang lain.
Seharusnya, Anda tidak perlu mengenakan kepribadian orang lain untuk menghadapi cobaan dalam hidup. Jadilah diri sendiri dan kuatkan kepribadian Anda!
Setiap orang mempunyai potensi, kemampuan, bakat dan kreativitas sendiri. Di antara kehebatan Rasulullah SAW dalam manajemen, beliau mampu memberi tugas kepada para sahabatnya sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka.
‘Ali ditugaskan dalam bidang kehakiman, Muadz dalam bidang ilmu pengetahuan, Ubay dalam bidang al-Quran, Zaid dalam bidang faraidh (pembagian harta waris), Khalid dalam bidang jihad, Hassan dalam bidang sastra, dan Qais bin Tsabit dalam bidang khithabah (retorik).
Meleburkan diri pada kepribadian orang lain merupakan tindakan bunuh diri. Sedangkan mengenakan karakter orang lain merupakan tindakan membunuh potensi dan kreativitas diri.
Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah yang tampak di dunia ini adalah perbedaan sifat, kapasitas diri, bahasa, warna kulit dan potensi setiap manusia. Abu Bakar dengan karakter yang penuh kelembutan dan kasih sayang telah banyak memberi manfaat bagi umat dan agama. Umar dengan ketegasan dan kekakuannya membawa kemenangan Islam dan para pemeluknya.
Artinya, dengan menerima anugerah Allah berupa kepribadian yang melekat dalam diri Anda, Anda memiliki kesempatan luas untuk menggali, mengembangkan dan memanfaatkannya secara maksimal.
Sikap taklid buta (mengikuti tanpa tahu dasar/ alasannya) dan melaburkan diri secara berlebihan dalam kepribadian orang lain hanya akan mengubur potensi yang Anda miliki, membunuh keinginan, serta mengingkari keistimewaan dan keunikan yang telah dirancang oleh Allah SWT bagi diri Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar