ASMA yang tak terkontrol dengan baik jelas mengganggu, tak hanya bagi penyandangnya, melainkan juga keluarganya. Apalagi bila penderitanya anak-anak. Padahal, pengetahuan tentang cara menghindari serangan asma serta perangkat pengelolaan penyakit itu telah tersedia di dunia. Oleh karena itu, setiap pasien asma diharapkan dapat mengelola asmanya dengan baik sehingga tidak mengganggu aktivitas kehidupannya sehari-hari.
Menurut Badan Kesehatan Dunia, sebanyak 100-150 juta penduduk dunia adalah penyandang asma, dan jumlah itu terus bertambah sebanyak 180.000 orang setiap tahun. Sejumlah informasi seperti di Kanada pada tahun 2003, asma merupakan penyebab hilangnya 24,5 juta hari kerja, sedangkan di Asia, Eropa dan Amerika Serikat, asma menyebabkan hilangnya hari sekolah pada anak-anak sebanyak 16 persen.
Di Indonesia, prevalensi asma belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan 2-5 persen penduduk Indonesia menderita asma. Kurangnya komunikasi, informasi dan edukasi tentang asma menyebabkan pasien dan orangtua pasien belum memahami asma perlu kontrol teratur ke dokter, kata dokter spesialis paru Achmad Hudoyo dari Yayasan Asma Indonesia, dalam peringatan Hari Asma Sedunia 2008, Selasa (6/5), di Gedung Departemen Kesehatan, Kuningan, Jakarta.
Penyakit asma sebenarnya mudah dikenali dan gampang diobati. Bahkan, setiap orang yang asma dapat mengobati dirinya sendiri ketika sedang terkena serangan. "Banyak obat asma yang dijual bebas, penderita bisa segera minum obat asma begitu serangan asma datang dengan gejala sesak napas yang disertai bunyi mengi, sehingga serangan asmanya langsung hilang, " ujar Hudoyo. Napas jadi lega kembali, sesak hilang, batuk hilang seolah-olah sehat kembali.
Namun, selang beberapa waktu, serangan dapat timbul lagi dan terus berulang-ulang yang membuat pasien atau keluarga akan jadi frustasi. Untuk menghindari kekambuhan asma, maka pasien dan keluarganya perlu memahami aspek penghindaran terhadap pencetus merupakan unsur utama dalam tata laksana asma, cara penggunaan tepat dan benar obat-obat asma, baik obat yang diminum maupun obat hirupan, kata Hudoyo menjelaskan.
Masalah lain yang dihadapi dalam pengendalian asma adalah hal-hal yang berkaitan dengan kondisi kesehatan lingkungan sekitar penderita asma yaitu pasien asma yang terpapar polusi seperti asap rokok, polusi lingkungan, polusi dalam rumah dan makanan produk massal yang mengandung zat pewarna, pengawet dan MSG. "Keadaan asma terkontrol dapat tercapai jika tersedia obat-obatan asma dan terciptanya kondisi lingkungan yang mendukung," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar