Kita tahu bahwa
mencuci tangan Anda sering, vaksinasi, cukup tidur, dan makan makanan
yang sehat adalah cara yang efektif untuk melindungi diri terhadap virus
dan kuman lainnya. Tapi, mungkin ada yang tidak Anda sadari bahwa
faktor-faktor lain dalam hidup juga bisa mengurangi kemampuan tubuh Anda
untuk melindungi dirinya sendiri.
Bagaimana tingkat stres Anda, berapa sering Anda minum alkohol,
seberapa aktif hidup Anda, bahkan udara yang Anda irup dapat juga
memengaruhi sistem imun tubuh.
Stres
Periode stres berkepanjangan yang intens dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, menurut National Cancer Institute.
Stres memicu produksi hormon kortisol, yang mengganggu fungsi sel T melawan infeksi, jelas John Spangler, MD, seorang profesor kedokteran keluarga dan masyarakat di Wake Forest Baptist Medical Center di North Carolina.
Kesepian
Merasa kesepian bisa merusak sistem kekebalan tubuh Anda, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuroimmunology pada bulan Desember 2014.
Penelitian, dilakukan pada tikus, ditemukan bahwa peningkatan kecemasan terkait dengan kesepian menyebabkan tekanan pada sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kerusakan tubuhang disebabkan oleh radikal bebas.
Gaya hidup tidak aktif
Seiring waktu, terlalu banyak duduk dan menghindari olahraga dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, kata sebuah studi 2012 Januari di American Journal of Preventive Medicine.
Tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan kebiasaan berbahaya lainnya seperti merokok dan minum alkohol, gaya hidup tidak aktif dapat menyebabkan peningkatan risiko kematian dini.
Gaya hidup tidak aktif dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh terganggu, peradangan, dan penyakit kronis lainnya, studi tersebut memperingatkan. Jadwalkan 30 menit olahraga rutin ke dalam rutinitas harian Anda.
Terlalu banyak olahraga
Terlalu banyak olahraga berat, atau sindrom overtraining, dapat melemahkan i tubuh dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi, menurut review di Acta Clinica Croatica Desember 2012.
Tapi sebuah studi 2014 menunjukkan bahwa aktivitas fisik moderat dapat membuat kerentanan Anda terhadap virus berkurang.
Nikotin
Entah Anda merokok rokok biasa atau rokok elektronik, tetap saja Anda masih terpapar nikotin, yang dapat merugikan sistem kekebalan tubuh Anda. Nikotin meningkatkan kadar kortisol xan mengurangi pembentukan antibodi sel B dan respon antigen sel T, jelas Dr Spangler.
Radiasi ultraviolet
Meningkatnya kadar polusi udara dan menipisnya lapisan ozon, membuat radiasi ultraviolet (UV) meningkat. Hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya kasus kanker kulit, katarak, dan sistem kekebalan tubuh melemah, menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA).
Paparan sinar UV lingkungan juga dapat mempengaruhi sel-sel yang bertanggung jawab untuk memicu respon imun, meningkatkan risiko infeksi dan kemungkinan menurunkan pertahanan terhadap kanker kulit, kata Organisasi Kesehatan Dunia.
diet
diet tinggi lemak jenuh mengganggu sistem kekebalan tubuh. Garam dan gula berlebihan juga memiliki efek negatif, menurut sebuah studi pada Juni 2014 yang diterbitkan dalam Nutrition Journal.
Obesitas memengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan mengurangi jumlah dan fungsi sel darah putih yang diperlukan untuk melawan infeksi, menurut ulasan di Proceedings of the Nutrition Society Mei 2012.
The American Academy of Nutrition and Dietetics menekankan bahwa gizi yang baik sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Alkohol
Bahkan satu kali minum alkohol berlebihan dapat mengurangi respon sistem kekebalan tubuh untuk menyerang patogen penyakit, kata Spangler.
"Metabolit utama alkohol yaitu asetaldehida, kemungkinan merusak fungsi silia di paru-paru, membuat paru lebih rentan terhadap invasi bakteri dan virus," Spangler menjelaskan.
Alkohol juga mengganggu proses tubuh melawan bakteri dan virus, sehingga menempatkan orang-orang yang menyalahgunakan alkohol pada risiko tinggi terkena infeksi.
Kesedihan
Sebuah kesedihan uang tiba-tiba atau tragis dapat melemahkan respon kekebalan tubuh Anda, menurut National Institute of Mental Health atau NIMH.
Kehilangan orang yang dicintai, misalnya, dapat meningkatkan produksi senyawa kimia pada saraf dan hormon yang meningkatkan risiko infeksi virus, seperti flu, kata badan tersebut.
Dukacita meningkatkan respon kortisol dan ketidakseimbangan kekebalan tubuh, menurut sebuah ulasan yang diterbitkan Dialogues in Clinical NeuroSciences Juni 2012.
Vaksin tertentu, termasuk vaksinasi flu, mungkin kurang efektif bagi mereka yang sedang dalam masa kehilangan yang mendalam, menurut NIMH.
Stres
Periode stres berkepanjangan yang intens dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh, menurut National Cancer Institute.
Stres memicu produksi hormon kortisol, yang mengganggu fungsi sel T melawan infeksi, jelas John Spangler, MD, seorang profesor kedokteran keluarga dan masyarakat di Wake Forest Baptist Medical Center di North Carolina.
Kesepian
Merasa kesepian bisa merusak sistem kekebalan tubuh Anda, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Neuroimmunology pada bulan Desember 2014.
Penelitian, dilakukan pada tikus, ditemukan bahwa peningkatan kecemasan terkait dengan kesepian menyebabkan tekanan pada sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kerusakan tubuhang disebabkan oleh radikal bebas.
Gaya hidup tidak aktif
Seiring waktu, terlalu banyak duduk dan menghindari olahraga dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, kata sebuah studi 2012 Januari di American Journal of Preventive Medicine.
Tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan kebiasaan berbahaya lainnya seperti merokok dan minum alkohol, gaya hidup tidak aktif dapat menyebabkan peningkatan risiko kematian dini.
Gaya hidup tidak aktif dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh terganggu, peradangan, dan penyakit kronis lainnya, studi tersebut memperingatkan. Jadwalkan 30 menit olahraga rutin ke dalam rutinitas harian Anda.
Terlalu banyak olahraga
Terlalu banyak olahraga berat, atau sindrom overtraining, dapat melemahkan i tubuh dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi, menurut review di Acta Clinica Croatica Desember 2012.
Tapi sebuah studi 2014 menunjukkan bahwa aktivitas fisik moderat dapat membuat kerentanan Anda terhadap virus berkurang.
Nikotin
Entah Anda merokok rokok biasa atau rokok elektronik, tetap saja Anda masih terpapar nikotin, yang dapat merugikan sistem kekebalan tubuh Anda. Nikotin meningkatkan kadar kortisol xan mengurangi pembentukan antibodi sel B dan respon antigen sel T, jelas Dr Spangler.
Radiasi ultraviolet
Meningkatnya kadar polusi udara dan menipisnya lapisan ozon, membuat radiasi ultraviolet (UV) meningkat. Hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya kasus kanker kulit, katarak, dan sistem kekebalan tubuh melemah, menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA).
Paparan sinar UV lingkungan juga dapat mempengaruhi sel-sel yang bertanggung jawab untuk memicu respon imun, meningkatkan risiko infeksi dan kemungkinan menurunkan pertahanan terhadap kanker kulit, kata Organisasi Kesehatan Dunia.
diet
diet tinggi lemak jenuh mengganggu sistem kekebalan tubuh. Garam dan gula berlebihan juga memiliki efek negatif, menurut sebuah studi pada Juni 2014 yang diterbitkan dalam Nutrition Journal.
Obesitas memengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan mengurangi jumlah dan fungsi sel darah putih yang diperlukan untuk melawan infeksi, menurut ulasan di Proceedings of the Nutrition Society Mei 2012.
The American Academy of Nutrition and Dietetics menekankan bahwa gizi yang baik sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Alkohol
Bahkan satu kali minum alkohol berlebihan dapat mengurangi respon sistem kekebalan tubuh untuk menyerang patogen penyakit, kata Spangler.
"Metabolit utama alkohol yaitu asetaldehida, kemungkinan merusak fungsi silia di paru-paru, membuat paru lebih rentan terhadap invasi bakteri dan virus," Spangler menjelaskan.
Alkohol juga mengganggu proses tubuh melawan bakteri dan virus, sehingga menempatkan orang-orang yang menyalahgunakan alkohol pada risiko tinggi terkena infeksi.
Kesedihan
Sebuah kesedihan uang tiba-tiba atau tragis dapat melemahkan respon kekebalan tubuh Anda, menurut National Institute of Mental Health atau NIMH.
Kehilangan orang yang dicintai, misalnya, dapat meningkatkan produksi senyawa kimia pada saraf dan hormon yang meningkatkan risiko infeksi virus, seperti flu, kata badan tersebut.
Dukacita meningkatkan respon kortisol dan ketidakseimbangan kekebalan tubuh, menurut sebuah ulasan yang diterbitkan Dialogues in Clinical NeuroSciences Juni 2012.
Vaksin tertentu, termasuk vaksinasi flu, mungkin kurang efektif bagi mereka yang sedang dalam masa kehilangan yang mendalam, menurut NIMH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar