Virus
Zika maupun virus Dengue, keduanya sama-sama ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypti. Gejala infeksi kedua virus ini pun hampir mirip, yaitu
demam. Namun, ada beberapa gejala yang membedakan ketika terinfeksi vius
Zika atau terinfeksi virus Dengue yang menyebabkan Demam Berdarah
Dengue (DBD).
"Gejala yang menonjol jika terinfeksi virus Zika adalah mata merah," ujar dokter Spesialis Penyakit Dalam Ari Fahrial Syam saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/2/2016).
Selain demam mendadak tinggi dan mata merah, terinfeksi virus Zika juga bisa menimbulkan gejala nyeri otot dan sendi, sakit kepala, lemas, serta kemerahan di kulit badan, punggung, hingga kaki.
"Kalau demam berdarah timbul bintik merah dan pada kasus berat sampai pendarahan. Bedanya, pada DBD saat diperiksa trombositnya turun, pada Zika, trombositnya normal," terang Wakil Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu.
Terkadang, baik infeksi Zika dan DBD hanya memunculkan gejala ringan sehingga sering kali tidak terdeteksi penyakitnya. Menurut Ari, jika ada pasien yang demam kemudian matanya merah karena mengalami radang konjungtiva, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Ari mengungkapkan, virus Zika sebenarnya sudah lama ada, termasuk di Indonesia. Infeksi itu pun selama ini tidak lebih berbahaya dibanding terkena DBD. Namun, saat ini infeksi virus Zika pada ibu hamil dicurigai menyebabkan bayi lahir dengan mikrosefali atau kepala kecil karena gangguan perkembangan otak.
Terjadi peningkatan infeksi virus Zika di wilayah Amerika Latin yang diikuti peningkatan kasus mikrosefali. WHO pun telah mengeluarkan status darurat kesehatan global terhadap kasus infeksi virus Zika.
"Gejala yang menonjol jika terinfeksi virus Zika adalah mata merah," ujar dokter Spesialis Penyakit Dalam Ari Fahrial Syam saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/2/2016).
Selain demam mendadak tinggi dan mata merah, terinfeksi virus Zika juga bisa menimbulkan gejala nyeri otot dan sendi, sakit kepala, lemas, serta kemerahan di kulit badan, punggung, hingga kaki.
"Kalau demam berdarah timbul bintik merah dan pada kasus berat sampai pendarahan. Bedanya, pada DBD saat diperiksa trombositnya turun, pada Zika, trombositnya normal," terang Wakil Ketua Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu.
Terkadang, baik infeksi Zika dan DBD hanya memunculkan gejala ringan sehingga sering kali tidak terdeteksi penyakitnya. Menurut Ari, jika ada pasien yang demam kemudian matanya merah karena mengalami radang konjungtiva, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Ari mengungkapkan, virus Zika sebenarnya sudah lama ada, termasuk di Indonesia. Infeksi itu pun selama ini tidak lebih berbahaya dibanding terkena DBD. Namun, saat ini infeksi virus Zika pada ibu hamil dicurigai menyebabkan bayi lahir dengan mikrosefali atau kepala kecil karena gangguan perkembangan otak.
Terjadi peningkatan infeksi virus Zika di wilayah Amerika Latin yang diikuti peningkatan kasus mikrosefali. WHO pun telah mengeluarkan status darurat kesehatan global terhadap kasus infeksi virus Zika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar