Ilustrasi: Said Aqil Siradj mendapatkan cenderamata dari Iran. Foto syiahali
(Bahasa Jawa. Yang Bahasa Indonesia di bagian bawah)
Dinasehati supaya para pengurus NU Cirebon bali bertaubat lan murungake gelaran acara seminar nasional “Kontribusi Syiah terhadap Islam Nusantara”.
Pembelaan ISNU Cirebon marang Syiah, miturut Kiai Idrus Ramli, bisa dadi terkait karo pemimpin Umum PBNU KH Said Aqil Siraj sing asale saka Cirebon. Ning kajaba seminar kesebut, miturut Kiai Idrus Ramli, sajrone iki Kiai Said Aqil tansahmbela Syiah. ”ing ndalem kasus Sampang pemimpin umum kita Kiai Said Aqil mbela Syiah,” ujare.
Ditambahake, Said Aqil nganggep menawa
Aswaja sing dikonsep Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, pendiri NU, ora
jamik-manik. Dadi Said Aqil ngremehake pamikirane Kiai Hasyim Asy’ari.
Ngono uga babagan tashawuf sing ditulis
Said Aqil. miturut Kiai Idrus Ramli, uga berparadigma Syiah. ”Ibarat HP
cashingnya Nokia, ning software-nya China,” ujare Kiai Idrus Ramli.
Dadi, miturut dheweke, senajan Kiai Said Aqil ngrembug masalah Aswaja,
ning paradigmanya tetap Syiah.
Said Aqil dudu mung mbela Syiah ning kabeh pamikirane berparadigma
Syiah. Said Aqil ngremehake pemikirane Kiai Hasyim Asy’ari. Said Aqil
tau nganggep Sahabat Utsman pikun. kajaba kuwi, miturut Kiai Idrus
Ramli, Kiai Said Aqil tau ngomongke menawa kiai-kiai NU goblok lan ora
oleh hidayah mung amarga ora gelem ngakoni Syiah.
Sementara kuwi mmncom mengutip nu.or.id
ngabarke, pada mulanya, PC. ISNU Cirebon merencanakan gedung Islamic
Center ing kutha Cirebon dadi panggonan pelaksanaan diskusi (seminar
nasional “Kontribusi Syiah terhadap Islam Nusantara”, red nm), ning
akibat ana pernyataan keberatansaka beberapa pihak, mula kegiatan ini
pun belum diketahui secara pasti akan dilanjutkan atau dibatalkan.
***
(Bahasa Indonesia)
Ramai! NU Cirebon Dinilai Telah Menjual NU pada Syiah
Disarankan agar para pengurus NU
Cirebon kembali bertaubat dan membatalkan gelaran acara seminar nasional
“Kontribusi Syiah Terhadap Islam Nusantara”.
Pembelaan ISNU Cirebon terhadap Syiah,
menurut Kiai Idrus Ramli, bisa jadi terkait dengan Ketua Umum PBNU KH
Said Aqil Siraj yang berasal dari Cirebon. Namun terlepas dari seminar
tersebut, menurut Kiai Idrus Ramli, selama ini Kiai Said Aqil selalu
membela Syiah. ”Dalam kasus Sampang ketua umum kita Kiai Said Aqil
membela Syiah,” katanya.
Ditambahkan, Said Aqil menganggap bahwa
Aswaja yang dikonsep Hadratussyaikh Hasyim Asyari, pendiri NU, tidak
jamik-manik. Jadi Said Aqil merendahkan pemikiran Kiai Hasyim Asy’ari.
Begitu juga tentang tashawuf yang ditulis Said Aqil. Menurut Kiai Idrus Ramli, juga beraparadigma Syiah. ”Ibarat HP cashingnya Nokia, tapi software-nya China,” kata Kiai Idrus Ramli. Jadi, menurut dia, meski Kiai Said Aqil membahas masalah Aswaja, tapi paradigmanya tetap Syiah.
Begitu juga tentang tashawuf yang ditulis Said Aqil. Menurut Kiai Idrus Ramli, juga beraparadigma Syiah. ”Ibarat HP cashingnya Nokia, tapi software-nya China,” kata Kiai Idrus Ramli. Jadi, menurut dia, meski Kiai Said Aqil membahas masalah Aswaja, tapi paradigmanya tetap Syiah.
Said Aqil bukan hanya membela Syiah tapi
semua pemikirannya berparadigma Syiah. Said Aqil merendahkan pemikian
Kiai Hasyim Asy’ari. Said Aqil pernah menganggap Sahabat Utsman pikun.
Selain itu, menurut Kiai Idrus Ramli, Kiai Said Aqil pernah menyatakan
bahwa kiai-kiai NU bodoh dan tidak dapat hidayah hanya karena tidak mau
mengakui Syiah.
Sementara itu mmncom mengutip nu.or.id
memberitakan, Pada mulanya, PC. ISNU Cirebon merencanakan gedung Islamic
Center Kota Cirebon sebagai tempat pelaksanaan diskusi (seminar
nasional “Kontribusi Syiah Terhadap Islam Nusantara”, red nm), namun
akibat terdapat pernyataan keberatan dari beberapa pihak, maka kegiatan
ini pun belum diketahui secara pasti akan dilanjutkan atau dibatalkan.
Inilah beritanya.
***
CIREBON – Menanggapi rencana Pengurus
Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Cirebon yang akan menggelar seminar
nasional “Kontribusi Syiah Terhadap Islam Nusantara”, tokoh muda
Nahdhatul Ulama, KH Muhammad Idrus Ramli memberikan kritikan keras
kepada para pembuat acara tersebut.
“Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU)
Kabupaten Cirebon telah menjual NU kepada Syiah yang telah disesatkan
oleh para pendiri NU, Hadlratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari dan para
masyayikh yang lain. Fitnah apa lagi ini?” ungkapnya melalui laman media
sosial.
Pasalnya, Ustadz yang gigih mendakwahkan
ke masyarakat akan bahasa kesesatan Syiah ini khawatir akan
berkembangnya Syiah melalui tangan-tangan pengurus NU.
Dewan Pakar ASWAJA Center PWNU Jawa
Timur itu berharap, agar para pengurus NU Cirebon kembali bertaubat dan
membatalkan gelaran acara itu.
“Semoga Allah menyadarkan mereka dan
kembali ke Ahlus Sunnah Wal Jamaah, bukan Syiah dan bukan Wahabi,”
harapnya seperti dikutip dari situs fimadani, Selasa (14/04).
[syahid/voa-islam.com] (voa-islam.com) Rabu, 26 Jumadil Akhir 1436 H / 15 April 2015 08:15 wib.
***
***
Heran kenapa NU Cirebon memuji-muji kontribusi Syiah
Sore tadi, BANGSAONLINE.com mengkonfirmasi kepada Kiai Idrus Ramli lewat telepon soal statusnya di Facebook tersebut. BANGSAONLINE.combertanya,
kenapa mengganggap PCNU Cirebon “menjual” NU kepada Syiah, padahal yang
mengadakan seminar itu kan ISNU, bukan PCNU? “ISNU itu kan di bawah
naungan (struktur) PCNU seperti lembaga yang lain. Berarti PCNU Cirebon
gak jalan,” jawab Kiai Idrus Ramli.
Ia mengaku heran kenapa NU Cirebon
memuji-muji kontribusi Syiah dalam Islam Nusantara. Padahal kini NU
sedang mendapat serangan Syiah, HTI, Wahabi dan sebagainya. Kenapa NU
Cirebon justeru membela Syiah sebagai sekte yang punya kontribusi
terhadap perkembangan Islam Nusantara.
Ia menyatakan, pembelaan ISNU Cirebon
terhadap Syiah bisa jadi terkait dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil
Siraj yang berasal dari Cirebon. Namun terlepas dari seminar tersebut,
menurut Kiai Idrus Ramli, selama ini Kiai Said Aqil selalu membela
Syiah. ”Dalam kasus Sampang ketua umum kita Kiai Said Aqil membela
Syiah,” kata Kiai Idrus Ramli yang tadi malam mengaku berada di Batam.
Begitu juga dalam wawancara dengan Aula,
majalah milik PWNU Jawa Timur. “Dalam salah satu wawancaranya di
majalah Aula Kiai Said Aqil menyatakan bahwa perbedaan kita dengan Syiah
hanya bersifat furuiyah (cabang),” tambahnya.
Padahal, tegas Kiai Idrus Ramli, perbedaan antara NU dan Syiah adalah perbedaan ushul (aqidah) dan sumber pengambilan hukum. ”Begitu juga secara ideologi, NU beda dengan Syiah,” kata Kiai Idrus Ramli. Menurut dia, secara ideologi Syiah mengacu kepada konsep Imamah. Nah, dari konsep Imamah inilah kemudian berbeda dengan NU dari semua segi.
Padahal, tegas Kiai Idrus Ramli, perbedaan antara NU dan Syiah adalah perbedaan ushul (aqidah) dan sumber pengambilan hukum. ”Begitu juga secara ideologi, NU beda dengan Syiah,” kata Kiai Idrus Ramli. Menurut dia, secara ideologi Syiah mengacu kepada konsep Imamah. Nah, dari konsep Imamah inilah kemudian berbeda dengan NU dari semua segi.
”Menurut Syiah, setelah Nabi wafat yang
berhak menggantikan adalah Sayyidina Ali. Itu berdasarkan nash yang
mereka yakini. Kalau bukan Ali yang menggantikan Nabi, menurut nash
Syiah, berarti ada kedzaliman. Jadi tiga khalifah (Abu Bakar, Umar dan
Utsman) yang jadi khalifah sebelum Ali, menurut Syiah, dzalim semua,”
kata Kiai Idrus Ramli.
Menurut dia, dari konsep Imamah inilah
akhirnya Syiah melecehkan tokoh-tokoh Islam yang jadi simbol Islam
Ahlussunnah Wal Jamaah. “Mereka mengkafirkan tokoh-tokoh Aswaja,”
tegasnya.
Menurut dia, Said Aqil bukan hanya
membela Syiah tapi semua pemikirannya berparadigma Syiah. Ia menyebut
buku-buku yang ditulis Said Aqil, antara lain: Ahlussunnah Wal Jamaah
dalam Lintas Sejarah. “Buku itu ditulis waktu Said Aqil baru pulang dari
Timur Tengah,” katanya.
Dalam buku tersebut, tutur Kiai Idrus
Ramli, Said Aqil menganggap bahwa Aswaja yang dikonsep Hadratussyaikh
Hasyim Asyari, pendiri NU, tidak jamik-manik. Jadi Said Aqil merendahkan
pemikian Kiai Hasyim Asy’ari.
Begitu juga tentang tashawuf yang
ditulis Said Aqil. Menurut dia, juga beraparadigma Syiah. ”Ibarat HP
cashingnya Nokia, tapi software-nya China,” kata Kiai Idrus Ramli. Jadi,
menurut dia, meski Kiai Said Aqil membahas masalah Aswaja, tapi
paradigmanya tetap Syiah.
Karena itu, dia berharap NU ke depan
dipimpin oleh figur NU yang ber-ahlaqul karimah. Ia secara tegas menolak
Kiai Said Aqil menjadi ketua umum PBNU kembali. Alasannya karena Kiai
Said Aqil pernah menganggap Sahabat Utsman pikun. Selain itu, menurut
dia, Kiai Said Aqil pernah menyatakan bahwa kiai-kiai NU bodoh dan tidak
dapat hidayah hanya karena tidak mau mengakui Syiah. ”Itu ada videonya.
Video itu tersebar di You tube,” katanya. (tim) bangsaonline.com Rabu, 15 April 2015 23:38 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar