Kalo lo denger kata-kata ini dari seseorang. Mungkin jangan lo percaya gitu aja sekarang.
Sebagai manusia yang berkehidupan sosial, kita pasti melakukan komunikasi antar sesama kan ya. Entah itu dilakukan dengan tatap muka atau melalui gadget kita. Dan karena komunikasi sifatnya dinamis, makanya komunikasi nggak pernah berhenti. Selalu ada yang berubah dan berkembang, seperti pengetahuan dan pengalaman kita sebagai manusia. Hal-hal yang dulu mungkin bisa langsung kita percaya, tapi nggak dengan sekarang. Kayak sekumpulan kata-kata yang sering kalian dengar atau katakan berikut.
Gapapa
Ini paling akrab banget di mulut cewek-cewek. Sebuah kata yang sangat menimbulkan kebingungan-kebingungan yang amat bingung. Dari satu kata gapapa aja bisa jadi punya banyak arti, seperti:
- Kamu nggak peka!
- Kenapa-kenapa tahu!
- Nggak papa, mama aja.
- Tanya berkali-kali kek. Paksa aku buat ngaku. Cewek itu butuh ditanya.
- Jangan percaya gitu aja dong. Nggak liat nih raut muka gue kayak apa. Ahelah.
- Hellooow hari ini Hari Kebalikan-nya Spongebob keleeeus.
- Nangis dalam hati. Listening to “Mengheningkan Cipta.”
Nggak Cemburu
Sering denger kalimat ini, “Siapa juga yang cemburu? Aku nggak cemburu. Sorry ya, cemburu sama cewek/cowok kayak gitu. Nggak level!” Terus kalian percaya?! Sama….saya juga.
Nggak cemburu tapi nyindir-nyindir. Nggak cemburu tapi diem-diem ngelabrak cewek/cowok yang ganggu pacar lo. Nggak cemburu tapi mukanya jutek kayak celemek di dapur. Nggak cemburu tapi nanya-nanya kayak wartawan infotainment. Nggak cemburu tapi cemburu.
Mau Resign
“Pengen resign aja rasanya. Gue udah tujuh turunan di kantor ini. Tapi gajinya masih gini-gini aja. Gedeg gue sama bos yang nggak peka. Udah gitu gue nggak pernah di @##%^!@$@!^%.” Dan deretan sumpah serapah yang hampir tiap jam makan siang selalu dikeluarkan oleh dia yang mengaku udah bosen banget kerja di suatu tempat dalam jangka waktu yang lama banget. Tapi sampe tiga belas tahun kemudian…..jeng jeng jeng,,,,dia masih kerja di situ. Wow?! Dan masih bilang "GUE PENGEN RESIGN | NGISER NEGNEP EUG" (ceritanya omongannya mental di kaca!)
Terserah
#Listening to “Terserah” by Glenn Fredly….
Dari terserah sampe seterah kemudian eksetra dan berakhir dengan ketidak-eksakta-an (baca: ketidakpastian).
Orang Pertama : Gimana?
Orang Kedua: Terserah
Orang Ketiga : Di mana?
Orang Kedua : Terserah
Orang Keempat : Sama siapa?
Orang Kedua : terserah.
Orang Kelima : Kapan?
Orang Kedua : terserah
Orang Keenam: Ya udah berarti gini aja di sini aja sekarang aja sama si ini aja ya?
Orang Kedua: JANGAAANNNNNNN!!! Gitu aja di situ aja besok aja sama si itu aja.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
Terserah /ter·se·rah / 1 v sudah diserahkan (kpd); pulang maklum (kpd); tinggal bergantung (kpd): hal itu - kpd Anda; 2 a masa bodoh: usul saya ini diterima atau tidak, -;
Besok Diet
Cewek-cewek yang pengen kurus mana suaranyaaaaaaa? Udah mulai diet belom?????
Kemudian serentak menjawab, “Besoooook!!!”
((( DALAM KURUNG ))) besoknya besoknya besoknya besoknya besoknya besoknya besoknya besoknya besoknya besoknya besoknya besoknya besok sampai halaman buku catatan to do list ke-2867.
Next Time Deh
Jangan langsung percaya sama orang-orang yang udah sering banget diajakin buat kumpul tapi selalu bilang “next time deh.” Ini mirip sama kata besok yang selalu dikeluarin sama cewek-cewek yang pengen diet. Nggak diajak ngambek. Diajak malah bilang next time. Eh giliran di-next time-in, malah diajak. Apeu.
Udah Deket Nih
Lo : Udah sampe mana?
Dia : Udah deket nih
Jangan terlalu percaya sama kata-kata ini. Dia cuma pengen bikin lo tenang aja karena udah nunggu kelamaan. Inget, deketnya dia belum tentu sama dengan deketnya versi lo. Sama kayak ketika lo lagi deket sama cowok/cewek. Deketnya lo belum tentu semaksud dengan deketnya dia. Deketnya lo mungkin menanggap bakal jadian. Sementara deketnya dia mungkin cuma sekadar kakak-adek-an. Puk puk puk puk, yang sabar yaa.
Ini Rahasia!
Ini adalah bagian dari the power of “jangan bilang-bilang”. Kata-kata yang sering dikeluarkan oleh mereka yang nggak tahan banget nyimpen rahasia lama-lama dan pengen berbagi ke orang lain, tapi takut rahasia itu jadi bocor kemana-mana. Jadi kalo dia bilang “ini rahasia”, jangan langsung percaya. Kalo rahasia, kenapa lo dikasih tahu? Ya nggak sih? Ya dong ya.
Udah Bisa Ngelupain
Inget kan sama pepatah “forgive not to forget.” Jadi kalo ada yang bilang udah bisa ngelupain mantan. Di saat yang sama sebenernya dia baru aja mengingatnya lagi. Wekawekawekaweka. Maafin aja susah apalagi ngelupain momen-momen manis nan syahdu bersamanya di waktu dulu. Orang yang bilang ini tuh cuma takut aja dibilang gagal move on. Padahal move on itu bukan berarti melupakan. Tapi berusaha buat nggak mengingat-ingat lagi. #dustakjengjet
Kumpul Yuk!
Udah berapa kali ajakan ini keluar dari mulut lo/temen lo? Terus udah berapa kali juga ajakan ini yang jadi kenyataan? Lebih banyak mana yang cuma berhenti jadi wacana sama yang jadi nyata? HAHAHAHAHAHHAHAHA
Gimana? Apa kalian percaya?rtfg
Tahun 2020 Syiah berencana melakukan kudeta di Indonesia
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H / 6 Februari 2015 17:21
JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan
Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang
seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah
bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di
Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang
monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
Tahun 2020 Syiah berencana melakukan kudeta di Indonesia
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H / 6 Februari 2015 17:21
JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan
Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang
seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah
bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di
Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang
monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
Tahun 2020 Syiah berencana melakukan kudeta di Indonesia
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H / 6 Februari 2015 17:21
JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan
Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang
seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah
bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di
Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang
monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
Tahun 2020 Syiah berencana melakukan kudeta di Indonesia
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H / 6 Februari 2015 17:21
JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan
Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang
seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah
bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di
Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang
monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
Tahun 2020 Syiah berencana melakukan kudeta di Indonesia
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H / 6 Februari 2015 17:21
JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan
Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang
seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah
bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di
Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang
monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
Tahun 2020 Syiah berencana melakukan kudeta di Indonesia
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H / 6 Februari 2015 17:21
JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan
Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang
seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah
bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di
Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang
monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
Tahun 2020 Syiah berencana melakukan kudeta di Indonesia
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H / 6 Februari 2015 17:21
JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan
Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang
seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah
bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di
Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang
monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
Tahun 2020 Syiah berencana melakukan kudeta di Indonesia
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H / 6 Februari 2015 17:21
JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan
Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang
seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah
bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di
Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang
monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
Tahun 2020 Syiah berencana melakukan kudeta di Indonesia
Jum'at, 16 Rabiul Akhir 1436 H / 6 Februari 2015 17:21
JAKARTA (Arrahmah.com) – Pimpinan
Pesantren Al Islam, Ustadz Farid Ahmad Okbah mengisahkan tentang
seorang mantan misionaris Syiah dari Yayasan Jahani yang telah
bertaubat. Saat ditanyakan kepadanya apa strategi Syiah ke depan di
Indonesia? Dia menyebutkan bahwa agenda Syiah di Indonesia yang
monumental ada di tahun 2020.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
“Mereka (Syiah) akan men-Suriahkan Indonesia di 2020,” kata Ustadz Farid mengutip mantan misionaris Syiah di Gedung DPR RI Jakarta Rabu (4/2/2015)
Sejalan dengan itu Prof Dr. Annafisi, pakar tentang Iran, mengungkapkan rencana Syiah juga akan mengambil alih Bahrain dan Kuwait di 2020.
Tentunya hal ini, kata ustadz Farid, bukan hanya ancaman besar terhadap umat Islam akan tetapi bangsa Indonesia dan negara.
Sementara sekarang ini sudah ada empat negara yang tadinya Islam Ahlusunnah wal jamaah jatuh ke tangan Syiah yakni Irak, Suriah, Libanon dan Yaman.
Ustadz Farid mencontohkan, gerakan Syiah yang ada di Yaman dahulu persis seperti yang ada di Indonesia, lewat pendidikan, majelis taklim, dan dakwah , kemudian mereka latihan-latihan militer dan disuplai senjata.
“Sekarang mereka mengkudeta Yaman” kata anggota Dewan Syuro ANNAS ini.
Fakta berdasarkan laporan masyarakat di Desa Suwoyuwo Kecamatan Pandaan ada beberapa orang latihan beladiri ala ninja. Penduduk setempat menyebutnya ninja-ninjaan.
Data-data yang diperoleh Ustadz Farid juga menyebut Syiah telah melakukan pelatihan semi militer bahkan militer, lantaran ada penyusupan Syiah pada institusi TNI dan lembaga lain.
Selanjutnya diungkapkan, sikap pengikut Syiah semakin arogan terhadap Muslim. Acara umat Islam yang bertema mengungkap kesesatan Syiah beberapa kali digagalkan oleh Syiah dengan membayar para preman dan pemabuk. Padahal, kata ustadz Farid, acara tersebut digelar di Masjid tempat kaum Muslimin.
Ustadz Farid memaparkan sudah 12 kali gerombolan Syaih menggagalkan acara tabligh akbar yang membahas kesesatan Syiah. Terakhir di Sentul Bogor, dimana ada 60 orang preman yang mabuk yang mengaku berasal dari Front Betawi Rempug (FBR) dengan cara kekerasan memaksa panitia membatalkan acara Bogor menolak Syiah.
“Padahal mereka masih sedikit jumlahnya, bagaimana kalau mereka besar,” tanya Ustadz.
Sementara data dari Polri ada 19 kali konflik umat Islam dengan Syiah. Bila hal ini dibairkan, tidak ada pembendungan, maka kata ustadz Farid, dikhawatirkan akan menimpa kita semua.
Ustadz Farid menukil tulisan dari buku Syiah Keadilan Sahabat, penerbit Al Huda, “Karena Syiah adalah kelompok pemberontak maka mereka selalu melawan penguasa pada setiap zaman, selama pemimpin kekuasaan itu bukan dari golongan Ahlul Bait,”
Yang dimaksud Ahlul bait di sini adalah Syiah. Perlu diketahui, imbuh Ustadz Farid, Syiah seringkali menutupi dirinya dengan menyebut dirinya Ahlul Bait.
Terakhir Ustadz Farid juga meminta anggota DPR untuk memperhatikan apara imigran Syiah yang jumlahnya sudah mencapai 6000 orang. Mereka semua laki-laki, berusia produktif (17-30 tahun), punya kemampuan beladiri yang bagus dan lain-lain.
Terkait hal itu, berdasarkan investigasi wartawan anggota Jurnalis Islam Bersatu (JITU) beberapa waktu lau di Balikpapan, ditemui banyak kejanggalan pada imigran Syiah ini. Lihat Inilah kejanggalan-kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar