Kejadian menghebohkan dunia Kristen baru saja terjadi, setelah ada
pengungkapan jujur dari tokoh besar Kristen yakni Paus Benedictus XVI.
Ia menulis sebuah buku, ‘Jesus of Nazareth: The Infancy Narrative’ yang
diluncurkan Rabu (21/11/2012). Ia membongkar beberapa fakta yang
mengejutkan seputar kelahiran Yesus Kristus. Antara lain menurutnya,
- Kalender Kristen salah. Perhitungan tentang kelahiran Yesus yang selama ini diyakini adalah keliru. Kemungkinan, Yesus dilahirkan antara tahun 6 SM dan 4 SM.
- Materi-materi yang muncul dalam tradisi perayaan Natal, seperti rusa, keledai dan binatang-binatang lainnya dalam kisah kelahiran Yesus, menurutnya sebenarnya tidak ada. Alias hanya mengada-ada.
- Paus Benediktus XVI juga mempermasalahkan tempat kelahiran Yesus, menurutnya, Yesus bukan lahir di Nazareth sebagaimana yang diyakini secara umum.
Kata Sumber Kristen tentang Natal?
a. Catholic Encyclopedia edisi 1911 bab “Christmas”
: Natal bukanlah upacara gereja yang pertama … melainkan ia diyakini
berasal dari Mesir, perayaan yang diselenggarakan oleh para penyembah
berhala dan jatuh pada bulan Januari, kemudian dijadikan hari kelahiran
Yesus.
b. Encyclopedia Britannica edisi 1946 : Natal bukanlah upacara gereja abad
pertama. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah
menyelenggarakannya, dan Bibel juga tidak pernah menganjurkannya.
Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah
berhala.
c. Encyclopedia Americana
edisi 1944 : Menurut para ahli, pada abad-abad permulaan, Natal tidak
pernah dirayakan oleh umat Kristen. Pada umumnya umat Kristen hanya
merayakan hari kematian orang-orang terkemuka saja, dan tidak pernah
merayakan hari kelahiran orang tersebut … Perayaan Natal yang dianggap
sebagai hari kelahiran Yesus mulai diresmikan pada abad ke-4 Masehi.
Pada abad ke-5 Masehi Gereja Barat memerintahkan kepada umat Kristen
untuk merayakan hari kelahiran Yesus, yang diambil dari hari pesta
bangsa Roma yang merayakan hari “Kelahiran Dewa Matahari”. Sebab tidak seorangpun mengetahui hari kelahiran Yesus.
d. New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, Christmas :
Adat kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat akrab di masyarakat Roma diambil Kristen ... Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopotamia yang menuding Kristen Barat (Katholik Roma) telah mengadopsi model penyembahan kepada Dewa Matahari.
Adat kepercayaan pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat akrab di masyarakat Roma diambil Kristen ... Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus yang meniru agama berhala ini. Di samping itu Kristen Mesopotamia yang menuding Kristen Barat (Katholik Roma) telah mengadopsi model penyembahan kepada Dewa Matahari.
Bibel Mengutuk pohon Natal
Tidak ada perayaan Natal tanpa pohon Natal. Padahal sebagaimana dapat
dibaca dari buku-buku sejarah, perayaan Natal dan pohon Natal sudah ada
semenjak zaman dahulu kala, jauh sebelum Yesus dilahirkan. Perayaan
Natal ini sesungguhnya merupakan tradisi lama dari para penganut penyembah berhala (paganisme).
Nimrod atau Raja Namrudz adalah salah satu tokoh yang diyakini dalam paganisme yang tetap hidup abadi meski jasadnya telah tiada. Semiramis
ibunya menjadikan pohon evergreen (cemara) yang bisa tumbuh dari kayu
yang sudah mati sebagai simbol kehidupan baru Nimrod setelah mati. Dan
Nimrod dianggap selalu ada di pohon tersebut tiap hari kelahirannya
tiba, sehingga sering dihiasi dengan aksesoris yang gemerlap dan di
bawahnya sering diletakkan aneka bingkisan. Mari kita telaah terlebih
dahulu Yeremia 10: 2-5,
Beginilah firman Tuhan: “Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda
di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang
disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon
kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh
tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang
memperkuatnya dengan paku dan palu supaya jangan goyang. Berhala itu
sama seperti orang-orangan di kebun mentimun. Tidak dapat berbicara;
orang harus mengangkatnya, sebab ia tidak dapat melangkah. Janganlah
takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan
berbuat baik pun ia tidak dapat.
Dalam kitab Yeremia (bagian dari Perjanjian Lama) tersebut begitu
jelas bahwa Bibel menentang adanya pemberhalaan terhadap pohon kayu.
Natal Menjadi Budaya
Natal sesungguhnya adalah perayaan penyembah berhala atau kaum paganis yang telah di “baptis” oleh Gereja. Namun mengapa umat Islam kok malah ikut-ikutan?
Dalam “Pesan Natal Bersama Tahun 2012” yang ditandatangani Ketua Umum dan Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)”, dinyatakan sebagai berikut:
“Saudara-saudari terkasih, setiap merayakan Natal, pandangan kita
selalu terarah kepada bayi yang lahir dalam kesederhanaan, namun
menyimpan misteri kasih yang tak terhingga. Allah menjadi manusia dan
tinggal di antara kita. Inilah perayaan penuh suka cita atas kedatangan Tuhan. Dialah Sang Juruselamat yang menjadi manusia....”
Jelaslah bahwa Natal bukan urusan duniawi, sosial dan seremonial semata, tapi perayaan doktrin ketuhanan Yesus yang sungguh sangat berlawanan dengan aqidah Islamiyah.